Table of contents:
Di artikel sebelumnya, kita telah mempelajari tentang i’rob rofa’. Selanjutnya, kita akan belajar lebih dalam tentang i’rob nashob dan tandanya. Apa itu i’rob nashob dan apa saja tanda-tanda i’rob nashob? Sebagaimana rofa’, i’rob nashob merupakan perubahan akhir lafadz/kalimah karena adanya amil tertentu tang masuk. Perubahan tersebut bisa terjadi pada ucapan ataupun perkiraannya.
I’rob nashob memiliki beberapa tanda seperti haknya yang tertulis dalam kitab Syekh Syarafuddin Al-Imrithi. Tanda tersebut antara lain fathah ( ﹷ ), kasroh ( ِ- ), ya’ (ﻱ), alif (ا), dan juga terbuangnya huruf nun (ن).
Setiap tanda nashob memiliki bagian atau jenis masing-masing. Maksudnya adalah mereka menempati posisi masing-masing seperti halnya tanda rofa’. Berikut penjelasan lemgkapnya:
Tanda I’rob Nashob Harakat Fathah
Tanda yang pertama adalah harakat fathah. Fathah merupakan tanda paling umum dalam bacaan nashob (manshub). Artinya, ketika ada suatu kalimah baik berupa kata benda (isim) atau kata kerja (fiil) dan berakhiran fathah, maka kalimah tersebut termasuk manshub. Ini karena fathah memang mewakili semua tanda nashob.
Meski demikian, kita tetap harus menelaah lebih lanjut karena adakalanya kalimah berharakat fathah bukan termasuk manshub. Contohnya adalah bacaan jer dalam isim ghoiru munshorif. Kalimah tersebut juga memakai fathah.
Fathah dalam manshub berada di beberapa tempat. Di antaranya adalah:
Isim Mufrad
Isim mufrad adalah kalimah isim yang menunjukkan makna satu (tunggal). Contoh: dhorobtu zaidan (ضَرَبْتُ زَيدًا ). Yang menajdi manshub adalah lafadz زَيدًا karena merupakan objek (maf’ul bih) dan berakhiran fathah.
Jamak Taksir
Jamak taksir merupakan kalimah isim yang memiliki arti banyak (lebih dari dua). Contoh:
قَرَأْتُ الكُتُبَ فِي المَكْتَبَةِ
Dari contoh di atas, yang berakhiran fathah adalah lafdz الكُتُبَ yang menempati posisi sebagai maf’ul bih. Lafadz tersebut juga merupakan jamak taksir yang artinya adalah banyak kitab/buku. Jadi, manshubnya adalah الكُتُبَ .
Fi’il Mudhori
Fiil mudhori’ menjadi manshub apabila menerima amil nashob di awal kalimah dan tidak ada keterikatan apapun di akhir kalimatnya. Maksudnya adalah di akhir kalimah tidak bertemu dengan alif tatsniyah, ya’ muannats mukhotobah, wawu jamak, nun taukid, dan nun niswah. Perhatikan contoh berikut:
لَنْ يَكْتُبَ مُحَمَّدٌ الرِسَالَةَ
Yang merupakan fiil mudhori’ adalah يَكْتُبَ . Akhir lafadz tersebut tidak terhubung dengan beberapa hal yang disebutkan sebelumnya. Di awal kalimah terdapat amil nashab (لَنْ) dan akhir lafadznya berharakat fathah. Maka, يَكْتُبَ dibaca nashab.
Tanda I’rob Nashob Huruf Alif
Tanda-tanda i’rob nashob selanjutnya adalah huruf alif. Alif dalam manshub hanya bertempat di satu tempat, yaitu asmaul khomsah. Asmaul khomsah di sini merupakan gabungan dari dua kata, yaitu huruf isim lima dan kepemilikan. Contoh:
Abun (أَبٌّ) + ka (كَ) = abaaka (أَبَاكَ). Yabg menjadi penengah/pemisah adlah huruf alif. Maka, isim tersebut termasuk manshub.
Tanda I’rob Nashab Harakat Kasroh
Kasroh hanya bertempat di kalimah yang berupa jamak muannats salim. Kalimah yang berupa jamak muannats salim harus berakhiran sengan kasroh. Artinya, lafadz tersebut menjadi manshub (dibaca nashob). Contoh:
رَأَيْتُ المُؤمِنَاتِ
Kita fokus pada objek/maf’ul bih, yaitu المُؤمِنَاتِ . Lafadz tersebut berupa jamak dan berakhiran kasroh. Maka, sudab jelas bahwa bacaannya adalah nashab.
Tanda I’rob Nashob Huruf Ya’
Huruf ya’ menempati 2 tempat, yaitu jamak mudzakkar salim dan isim tatsniyah. Perhatikan contih berikut:
- Jamak mudzakkar salim: muslimiina (مُسْلِمِيْنَ). Kalimah tersebut memiliki tanda nashab (ya’). Selain itu, sebelum huruf ya’ dibaca kasrah dan di akhir kalimah dibaca fathah.
- Isim tatsniyah: muslimaini (مُسْلِمَيْنِ). Kalimah ini menunjukkan makna 2 dengan ditandai adanya huruf ya (tanda nashab). Maka, huruf sebelum ya’ berharakat fathah.
Hadzfu Nun
Tanda yang terakhir adalah hadzfu nun. Tanda ini terjadi di satu tempat, yaitu af’alul khomsah. Contoh:
تَفْعَلَانِ merupakan marfu’ karena tsubutun nun. Namun, jika kemasukan amil nashab (لَنْ) maka harus hadzfu nun. Maka, lafadz tersebut berubah menjadi لَنْ تَفْعَلَا .
Itulah penjelasan tentang tanda-tanda i’rob nashob, penempatan, dan contohnya. Semoga bermanfaat!