Kata Penghubung Bahasa Arab dan Contohnya


Kata penghubung bahasa Arab atau yang disebut isim maushul (اْلإِسْمُ اْلـمَوْصُوْلُ ) sangat banyak dan beragam fungsinya. Kata penghubung (اْلإِسْمُ اْلـمَوْصُوْلُ ) sangat penting dalam penyusunan kalimat, khususnya yang lebih dari satu frasa.
Tanpa kata hubung, pembaca atau pendengar akan kesulitan memahami dan menemukan inti dari sebuah kalimat atau percakapan. Informasi pun terkesan sangat tidak real dan logis.
Sebenarnya, apa sih fungsi utama dari kata hubung (اْلإِسْمُ اْلـمَوْصُوْلُ ) sendiri? Fungsinya yaitu untuk menghubungkan dan membangun kalimat yang lebih padat dan kompleks, menjelaskan aliran pikiran antar kalimat, dan sebagainya. Sehingga, kita yang membaca atau mendengar paham dengan apa yang ditulis atau diucapkan selanjutnya karena berkesinambungan.
Macam Kata Penghubung (اْلإِسْمُ اْلـمَوْصُوْلُ ) Bahasa Arab
Kata hubung bahasa Arab adalah beberapa macam. Masing-masing memiliki makna dan fungsi sendiri. Apa saja? Di antaranya adalah:
- Wa (وَ) : Dan
- Aw (اَو) : Atau
- Tsumma (ثُمَّ) : Kemudian
- Fa (فَ) : Lalu atau maka
- Lakin (لَكِن) : Akan tetapi
- Illa (إِلَّا) : Kecuali
- Ghoiro (غَيرَ) : Selain
- Hatta (حَتَّى) : Sampai
- Idza (إِذَا) : Jika/Apabila
- Li anna (لِأَنَّ) : Karena
- Bal (بَلْ) : Bahkan
Fungsi Kata Penghubung (اْلإِسْمُ اْلـمَوْصُوْلُ ) Bahasa Arab
Wa (وَ) dalam Bahasa Indonesia bermakna dan. Lafadz atau huruf tersebut termasuk isim maushul yang paling umum dan sering digunakan dalam penyusunan kalimat. Wa (وَ) dapat menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat. Yang dihubungkan tentu sesuatu yang setara/sepadan. Contoh:
Ana uhibbu al-kutuba wa al-majallat
أَنَا أُحِبُّ الكُتُبَ وَالمَجَلَّاتِ
“Saya suka buku dan majalah.”
Contoh lain dalam surat An-Nasr ayat 1:
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ
Selanjutnya, aw (اَو) yang mana dalam bahasa Indonesia artinya ‘atau’. Kata tersebut juga dapat menghubungkan kata, frasa, klausa, dan kalimat sebagaimana wa (وَ). Fungsinya adalah untuk menyatakan pilihan atau alternatif. Contoh:
Hal tufadhdhilu as-safar ilā Bārīs aw Lundun?
هَل تُفَضِّل السَّفَر إِلَى بَارِيس أَو لُنْدُن؟
“Apakah kamu lebih memilih perjalanan ke Paris atau London?”
Tsumma (ثُمَّ) juga sangat umum dalam susunan kalimat bahasa arab. Maknanya adalah ‘kemudian’. Kata hubung tersebut mengungkapkan suatu tindakan atau kejadian yang terjadi setelah peristiwa atau kejadian sebelumnya.
Qara’tu al-kitaba awwalan, tsumma shahadtu al-filma.
قَرَأَتُ الكِتَابَ أَوَّلًا، ثُمَّ شَاهَدْتُ الْفِلْمَ
“Saya membaca buku terlebih dahulu, kemudian saya menonton film.”
Fa (فَ) bermakna maka atau lalu. Fungsi dari kata hubung ini hampir sama dengan tsumma (ثُمَّ), yaitu menyatakan adanya suatu peristiwa setelah terjadinya peristiwa tertentu. Fa () bisa juga menunjukkan peristiwa yang merupakan akibat/hasil dari peristiwa sebelumnya.
Dhahaba ila al-madrasati, fadrasa ad-durusa
ذَهَبَ إِلى المَدْرَسَةِ، فَدَرَسَ الدُّرُوسَ
“Dia pergi ke sekolah, lalu belajar pelajaran.”
Lakin (لَكِن) maknanya yaitu ‘tetapi’. Lafadz ini menunjukkan adanya perbedaan atau kontras dalam suatu kalimat.
Kana at-ta’amu laziẓan, lakin qalilan
انَ الطَّعَامُ لَذِيذًا، لَكِنْ قَلِيلًا
“Makanannya enak, namun sedikit.”
Illa (إِلَّا) dalam bahasa Indonesia bermakna kecuali. Artinya, Illa (إِلَّا) menunjukkan adanya pengecualian dalam suatu kalimat. Maksudnya adalah dalam kalimat tersebut terdapat kata, frasa, atau kalimat yang tidak masuk dalam kondisi atau kategori tertentu yang sesuai dengan kata atau kalimat sebelumnya.
Al-kutubu jamiilatun illā al-kitabah
الْكُتُبُ جَمِيلَةٌ إِلَّا الْكِتَبَةُ
“Buku-buku itu bagus, kecuali buku catatan.”
Ghoiro (غَيرَ) sama dengan Illa (إِلَّا) yang berarti selain atau kecuali. Fungsinya juga sama yaitu menyatakan adanya sesuatu (berbeda) yang tidak sesuai dengan bahasan dalam kalimat.
Hum yuhibbūna kulla al-fawākihi ghaira al-‘ijāṣi
هُمْ يَحْبُونَ كُلَّ الفَوَاكِهِ غَيْرَ الإِجَاصِ
“Mereka suka semua buah, kecuali pir.”
Hatta (حَتَّى) berarti sampai. Hatta (حَتَّى) berfungsi untuk menunjukkan batasan kondisi atau waktu dari kalimat atau klausa sebelumya.
‘Alayka ad-dirāsatu bijiddin hatta taṭafawwaqa fī al-‘imṯāni
عَلَيْكَ الْدِّرَاسَةُ بِجِدٍّ حَتَّى تَتَفَوَّقَ فِي الامْتِحَانِ
“Anda harus belajar dengan sungguh-sungguh sampai berhasil dalam ujian.”
Idzaa (إِذَا) artinya ‘apabila’ atau ‘jika’. Kata ini berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat atau lebih yang merupakan hasil dari suatu kondisi jika terpenuhi.
Idza intahayta mina al-‘amali, a’ti nafsaka waqtan lil-rahah
إِذَا انْتَهَيْتَ مِنَ العَمَلِ، أَعْطِ نَفْسَكَ وَقْتًا لِلرَّاحَةِ
“Ketika kamu selesai bekerja, berikan dirimu waktu untuk istirahat.”
Li anna (لِأَنَّ) memiliki makna ‘karena’. Kata hubung ini mennyatakan sebab dari kondisi tertentu. Dengan kata lain, li anna (لِأَنَّ) menghubungkan dua kalimat atau lebih terkait sebab akibat.
Dhahabtu ila at-tabiibi li-anni maridtu
ذَهَبْتُ إِلَى الطَّبِيبِ لِأَنِّي مَرِضْتُ
“Saya pergi ke dokter karena saya sakit.”
Bal (بَلْ) bermakna ‘bahkan’ atau ‘tetapi’. Sebagaimana makannya, bal (بَلْ) memberikan informasi tambahan dari penjelasan sebelumnya.
Lam adhhab ila al-madrasati, bal dhahabtu ila al-maktabi
لَمْ أَذْهَبْ إِلَى الْمَدْرَسَةِ، بَلْ ذَهَبْتُ إِلَى الْمَكْتَبِ
“Saya tidak pergi ke sekolah, melainkan pergi ke kantor.”
Itulah contoh kata penghubung bahasa Arab. Semoga bermanfaat!