Belajar

Rumusan Masalah dalam Penelitian : Pengertian, Ciri, dan Jenis-Jenisnya

Gambar : Freepik

Samudrapikiran.com – Dalam dunia akademik, penelitian merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu teori atau konsep. Salah satu aspek krusial dalam penelitian adalah rumusan masalah. Artikel ini akan membahas mengenai pengertian, ciri-ciri, fungsi, jenis-jenis serta contoh rumusan masalah yang dapat digunakan dalam penelitian.

Pengertian Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah pernyataan dalam bentuk pertanyaan yang disusun berdasarkan permasalahan yang hendak diteliti.

Rumusan masalah memiliki peran penting dalam penelitian karena membantu mengarahkan alur penelitian secara sistematis.

Tanpa adanya rumusan masalah yang jelas, penelitian dapat kehilangan fokus dan tidak menghasilkan kesimpulan yang valid.

Dalam penelitian akademik seperti skripsi, makalah, atau karya ilmiah lainnya, rumusan masalah biasanya disusun setelah latar belakang penelitian.

Penyusunan rumusan masalah yang baik berarti telah menyelesaikan setengah dari proses penelitian itu sendiri. Oleh karena itu, memahami cara merumuskan masalah dengan baik menjadi keterampilan yang sangat penting bagi peneliti.

Ciri-ciri Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang baik memiliki beberapa ciri khas, antara lain:

  1. Berbentuk Kalimat Tanya
    Rumusan masalah harus disajikan dalam bentuk pertanyaan agar dapat dijawab melalui proses penelitian.
  2. Singkat, Padat, dan Jelas
    Pertanyaan yang diajukan harus mudah dipahami, tidak bertele-tele, dan langsung mengarah pada inti penelitian.
  3. Mengandung Nilai Penelitian
    Rumusan masalah harus memiliki relevansi dengan penelitian yang sedang dilakukan dan berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan.
  4. Mengarahkan Cara Berpikir Peneliti
    Dengan adanya rumusan masalah, peneliti dapat menentukan metode yang tepat untuk mencari jawaban dari permasalahan yang diangkat.
  5. Sesuai dengan Kemampuan Peneliti
    Masalah yang dirumuskan harus realistis dan sesuai dengan kapasitas serta sumber daya yang dimiliki oleh peneliti.
  6. Memberikan Petunjuk dalam Penelitian
    Rumusan masalah yang baik akan membantu peneliti dalam menyusun metodologi, analisis data, hingga penarikan kesimpulan.

Fungsi Rumusan Masalah

Rumusan masalah memiliki beberapa fungsi utama dalam penelitian, di antaranya:

  • Memberikan arahan penelitian
    Dengan adanya rumusan masalah, penelitian dapat berjalan secara sistematis dan fokus terhadap tujuan yang ingin dicapai.
  • Menentukan metode penelitian
    Rumusan masalah membantu dalam pemilihan metode penelitian yang tepat, baik kualitatif maupun kuantitatif.
  • Membantu analisis data
    Dengan rumusan masalah yang jelas, proses analisis data dapat dilakukan secara lebih terarah dan efisien.
  • Mengarahkan kesimpulan penelitian
    Kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian akan lebih relevan dengan tujuan penelitian jika rumusan masalah telah disusun dengan baik.

Jenis-jenis Rumusan Masalah

Rumusan masalah dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama, yaitu:

1. Rumusan Masalah Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif berfungsi untuk menggambarkan fenomena atau kondisi tertentu tanpa membandingkan atau menghubungkan dengan variabel lain. Jenis rumusan ini biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran rinci tentang suatu fenomena.

Contoh Rumusan Masalah Deskriptif:

  • Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan e-commerce di Indonesia?
  • Bagaimana pola konsumsi makanan sehat pada masyarakat perkotaan?

2. Rumusan Masalah Komparatif

Rumusan masalah komparatif berfungsi untuk membandingkan dua atau lebih variabel dalam suatu penelitian. Jenis ini sering digunakan dalam penelitian kuantitatif yang melibatkan perbandingan antar kelompok atau kondisi.

Contoh Rumusan Masalah Komparatif:

  • Apakah terdapat perbedaan tingkat stres antara mahasiswa yang bekerja sambil kuliah dan yang tidak bekerja?
  • Bagaimana perbandingan efektivitas metode pembelajaran daring dan tatap muka dalam meningkatkan pemahaman siswa?

3. Rumusan Masalah Asosiatif

Rumusan masalah asosiatif bertujuan untuk meneliti hubungan antara dua atau lebih variabel. Hubungan ini dapat bersifat kausal (sebab-akibat), simetris (kesamaan antar variabel), atau interaktif (saling mempengaruhi).

Contoh Rumusan Masalah Asosiatif:

  • Apakah ada hubungan antara pola tidur dan produktivitas kerja karyawan?
  • Bagaimana pengaruh media sosial terhadap tingkat konsumsi produk fashion di kalangan remaja?

Langkah-langkah Menyusun Rumusan Masalah

Dalam menyusun rumusan masalah yang baik, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Identifikasi Permasalahan
    Tentukan masalah utama yang akan diteliti berdasarkan fenomena yang diamati atau kesenjangan dalam penelitian sebelumnya.
  2. Tinjauan Pustaka
    Lakukan studi literatur untuk memahami konteks penelitian dan menemukan celah penelitian yang dapat diisi.
  3. Penentuan Variabel
    Identifikasi variabel yang akan diteliti dan tentukan jenis hubungan antara variabel tersebut.
  4. Formulasi dalam Bentuk Pertanyaan
    Susun pertanyaan penelitian yang jelas, spesifik, dan sesuai dengan tujuan penelitian.

Contoh Rumusan Masalah dalam Penelitian

Dalam sebuah penelitian, penyusunan rumusan masalah menjadi langkah penting yang menentukan arah kajian. Berikut adalah beberapa contoh rumusan masalah berdasarkan jenisnya, sesuai dengan buku Modul Perumusan Masalah Penelitian oleh Mahdiyah.

1. Rumusan Masalah Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif bertujuan untuk menggambarkan fenomena atau kondisi tertentu dalam penelitian kualitatif. Jenis rumusan ini hanya memiliki satu variabel penelitian. Berikut adalah beberapa contoh:

  • Bagaimana peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) siswa Sekolah Dasar di Indonesia?
  • Bagaimana respons masyarakat terhadap kebijakan wajib belajar 12 tahun?
  • Sejauh mana peran orang tua dalam memotivasi anak untuk berprestasi?
  • Bagaimana tingkat kepuasan orang tua terhadap sistem penerimaan siswa baru di sekolah?

Rumusan masalah tersebut bertujuan untuk:

  • Menganalisis tren peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) siswa Sekolah Dasar.
  • Menilai tanggapan masyarakat terhadap kebijakan wajib belajar 12 tahun, misalnya melalui persentase dukungan atau penolakan.
  • Mengidentifikasi sejauh mana peran orang tua dalam mendukung prestasi anak, yang bisa dikategorikan sebagai sangat berperan, kurang berperan, atau tidak peduli.
  • Mengukur tingkat kepuasan orang tua terhadap sistem penerimaan siswa baru, dengan kategori seperti sangat puas, cukup puas, atau tidak puas.

2. Rumusan Masalah Komparatif

Rumusan masalah komparatif digunakan untuk membandingkan satu atau lebih variabel dalam suatu penelitian. Beberapa contoh rumusan masalah komparatif antara lain:

  • Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP di sekolah negeri dan swasta?
  • Apakah terdapat perbedaan motivasi kerja guru antara sekolah di Pulau Jawa dan di luar Jawa?
  • Bagaimana perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dibandingkan dengan mereka yang belajar mandiri?
  • Apakah terdapat perbedaan kemampuan bersosialisasi anak yang diasuh dengan pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis?

Dalam penelitian, rumusan masalah ini bertujuan untuk:

  • Membandingkan prestasi belajar berdasarkan jenis sekolah, baik negeri maupun swasta.
  • Mengidentifikasi perbedaan motivasi kerja guru berdasarkan lokasi geografis sekolah.
  • Menganalisis perbedaan motivasi dan hasil belajar antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan yang belajar secara mandiri.
  • Mengkaji pengaruh pola asuh terhadap kemampuan bersosialisasi anak.

3. Rumusan Masalah Asosiatif

Rumusan masalah asosiatif berfokus pada hubungan antara dua atau lebih variabel dalam penelitian. Berikut beberapa contohnya:

  • Apakah terdapat hubungan antara tinggi badan dengan keinginan untuk hidup sehat?
  • Apakah terdapat korelasi antara kemampuan matematika dengan keterampilan berbahasa Inggris?
  • Bagaimana hubungan antara sikap toleransi dengan kemampuan berbicara?
  • Apakah tingkat kekayaan berpengaruh terhadap kecerdasan seseorang?
  • Apakah pengetahuan tentang gizi anak berhubungan dengan pola pemilihan makanan jajanan?
  • Bagaimana pengaruh motivasi sukses terhadap prestasi belajar siswa?
  • Seberapa besar dampak kurikulum dan media pendidikan terhadap kualitas lulusan sekolah?

Dengan merumuskan masalah penelitian secara tepat, seorang peneliti dapat lebih mudah menentukan metode dan pendekatan yang sesuai dalam penelitian mereka.

 

Kesimpulan

Rumusan masalah merupakan bagian esensial dalam penelitian yang membantu peneliti menentukan arah, metode, dan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Dengan memahami pengertian, ciri-ciri, fungsi, jenis, serta cara menyusun rumusan masalah, peneliti dapat menyusun penelitian yang lebih sistematis dan valid, jika Anda masih bingung berikut ini contoh rumusan masalah yang bisa anda lihat sebagai bahan pembelajaran.

Oleh karena itu, penting bagi setiap peneliti untuk memiliki keterampilan dalam menyusun rumusan masalah yang baik agar penelitian yang dilakukan memberikan manfaat dan kontribusi yang maksimal bagi ilmu pengetahuan.

 

Sebelumnya

Tafsir Surat Al-Anfal Ayat 38 : Pesan Keimanan dan Kemenangan

Selanjutnya

JawaUpdate.com dan Perannya dalam Ekosistem Media Digital Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Samudrapikiran.com