Macam-macam Maf’ul Bih dan Contohnya
Pada bab sebelumnya, kita sudah menyinggung sekilas apa itu maf’ul bih. Dalam bahasa Indonesia terdapat subjek, predikat, dan objek. Objek inilah yang dinamakan maf’ul bih dalam bahasa Arab. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas lebih detail mengenai pengertian dan macam-macam maf’ul bih. Langsung saja, kita simak penjabaran berikut:
Pengertian Maf’ul Bih
الْمَفْعُوْلُ بِهِ هُوَ الْإِسْمُ الْمَنْصُوْبُ الَّذِيْ يَقَعُ بِهِ الْفِعْل
Maf’ul bih merupakan isim manshub (beri’rab nashob) yang dengannya suatu pekerjaan dapat terjadi.
Jadi, maf’ul bih termasuk isim yang menerima tanda-tanda i’rab nashob. Maf’ul bih juga merupakan lafadz yang berdiri setelah adanya fi’il. Artinya, maf’ul bih dikenai pekerjaan sama halnya dengan objek dalam bahasa Indonesia. Contoh:
يَفْتَحُ الأُسْتَاذُ بَابًا
Ustadz membuka pintu
Dari contoh tersebut, yang merupakan maf’ul bih adalah بَابًا. Tandanya adalah berharakat fathah di akhir lafadz, yang merupakan i’rab nashab. Posisinya berada setelah fa’il, yaitu (الأُسْتَاذُ). Sementara, يَفْتَحُ merupakan fi’il mudhori’. Di sini, sudah jelas bahwasannya yang melakukan pekerjaan (membuka) adalah ustadz dan yang dijatuhi pekerjaan adalah pintu.
Macam dan Contoh Maf’ul Bih
Ada dua macam maf’ul bih berdasarkan bentuk atau wujudnya, yaitu isim dhohir dan isim dhomir. Berikut penjelasannya:
Isim Dhohir
Yang dimaksud dengan maf’ul bih isim dhohir adalah objeknya jelas, baik itu berupa nama tempat, orang, tumbuhan, hewan, atau benda-benda lainnya. Yang pasti, objeknya bukan merupakan kata ganti. Contoh:
ضَرَبْتُ زَيْدًا (saya telah memukul Zaid)
ضَرَبْتُberasal dari kata ضَرَبَ dan تُ . ضَرَبَ adalah fi’il madhi sedangkan تُ merupakan fa’il isim dhomir (dhomir dari أَنَا). Zaid adalah objek yang dipukul (maf’ul bih). Zaid adalah nama orang, sudah jelas wujud atau bentuknya. Sehingga Zaid merupakan maf’ul bih isim dhohir.
Isim Dhomir
Isim dhomir adalah kebalikan dari isim dhohir. Jika dhohir nampak atau jelas, maka dhomir tidak. Isim dhomir adalah kata ganti.
Umumnya, isim ini merujuk pada isim sebelumnya atau bisa berupa orang pertama, ke dua, dan ketiga. Jadi, maf’ul bih di sini tidak langsung dijelaskan apa atau siapa.
Isim dhomir terbagi menjadi dua, yaitu dhomir muttashil dan dhomir munfashil:
- Maf’ul bih isim dhomir muttashil
Dhomir dalam maf’ul bih ini langsung disambung dengan kalimah lain yang berupa fi’il. Setelahnya, diikuti fa’il. - Maf’ul bih isim dhomir munfashil
Untuk maf’ul bih isim dhomir munfashil, dhomirnya terpisah atau tidak bersambung dengan fi’il. Artinya, maf’ul bih jenis ini tetap berupa dhomir dan letaknya berada di awal kalimah.
Contoh Maf’ul Bih Isim Dhohir dan Dhomir
Berikut adalah contoh dhomir muttashil (bersambung dengan fi’il) dan munfashil (bersambung dengan fi’il) sebagai maf’ul bih :
- Dhomir (هُـوَ), Dhomir Muttashil (ه), contoh (نَصَرَهُ زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّاهُ), contoh (إِيَّاهُ أَسْأَلُ)
- Dhomir (هُمَا), Dhomir Muttashil (هُمَا), contoh (نَصَرَهُمَا زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّاهُمَا), contoh (إِيَّاهُمَا أَسْأَلُ)
- Dhomir (هُمْ), Dhomir Muttashil (هُمْ), contoh (نَصَرَهُمْ زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّاهُمْ), contoh (إِيَّاهُمْ )
- Dhomir (هِيَ), Dhomir Muttashil (هَا), contoh (نَصَرَهَا زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّاهَا), contoh (إِيَّاهَا أَسْأَلُ)
- Dhomir (هُنَّ), Dhomir Muttashil (هُنَّ), contoh (نَصَرَهُنَّ زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّاهُنَّ), contoh (إِيَّاهُنَّ أَسْأَلُ)
- Dhomir (أَنْتَ), Dhomir Muttashil (كَ), contoh (نَصَرَكَ زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّاكَ), contoh (إِيَّاكَ أَسْأَلُ)
- Dhomir (أَنْتُمَا), Dhomir Muttashil (كُمَا), contoh (نَصَرَكُمَا زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّاكُمَا), contoh (إِيَّاكُمَا أَسْأَلُ)
- Dhomir (أَنْتمْ), Dhomir Muttashil (كُمْ), contoh (نَصَرَكُمْ زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (أَسْأَلُ), contoh (إِيَّاكُمْ أَسْأَلُ)
- Dhomir (أَنْتِ), Dhomir Muttashil (كِ), contoh (نَصَرَكِ زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّاكِ), contoh (إِيَّاكِ أَسْأَلُ)
- Dhomir (أَنْتُنِّ), Dhomir Muttashil (كُنَّ), contoh ( نَصَرَكُنَّ زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّاكُنَّ), contoh (إِيَّاكُنَّ أَسْأَلُ)
- Dhomir (أَنَا), Dhomir Muttashil (نِيْ), contoh (نَصَرَنِيْ زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّايَ), contoh (إِيَّايَ أَسْأَلُ)
- Dhomir (نَحْنُ), Dhomir Muttashil (نَا), contoh (نَصَرَنَا زَيْدٌ), Dhomir Munfashil (إِيَّانَا), contoh (إِيَّانَا أَسْأَلُ)
Berdasarkan contoh di atas, perbedaannya sudah sangat jelas, bukan? Untuk menggunakan fi’il lain, kita bisa mengacu pada contoh tersebut.
Itulah penjelasan terkait macam-macam maf’ul bih dan contohnya. Selanjutnya, kita akan belajar tentang i’rab maf’ul bih. Semoga bermanfaat!