Yuk, menentukan kalimah dalam surat Al-Ikhlas. Kita sudah pernah belajar tentang kalimah baik kalimah isim, fiil, dan huruf.

Masih ingatkah pengertian dadi tiga kalimah di atas? Sebelum menentukan kalimah yang terdapat di surah Al-Ikhlas, mari kita ulas pengertiannya secara global.

Kalimah isim merupakan kalimah yang berupa kata benda, seperti nama orang, hewan, bilangan, dan lainnya. Kalimah fiil adalah kata kerja. Sementara, kalimah huruf adalah kalimah yang tidak memiliki tanda fiil maupun isim.

Lantas, kalimah apa saja yang ada dalam surat pendek Al-Ikhlas? Bagaimana contoh dan penjelasannya? Yuk, simak uraiannya di bawah ini.

Kalimah di Surah Al-Ikhlas Ayat 1


قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Lafadz pertama adalah qul (قُلْ). Lafadz tersebut menjadi fiil amr yang menunjukkan makna perintah. Artinya yakni katakanlah.
Bentuk madhi dari qul (قُلْ) adalah qoola (قَالَ). Bentuk mudhori’nya adalaj yaquulu (يَقُوْلُ).
Selanjutnya adalah lafadz huwa (هُوَ). Menjadi kata ganti (dhamir munfashil), yang menunjukkan orang ke tiga.

Allah (اللَّهُ) merupakan isim marfu’. Itu karena lafadz tersebut menjadi khabar. Mubtada’nya yakni هُوَ . Ahad (أَحَدٌ) juga menjadi marfu’ karena merupakan badal dari lafadz اللَّهُ

Kalimah di Surah Al-Ikhlas Ayat 2

Di ayat ini, kalimah dalam surat Al-Ikhlas tentu tidak banyak. Kenapa? Karena kalimahnya pendek, yaitu:
اللَّهُ الصَّمَدُ

Lantas, bagaimana penjabarannya?

Allah (اللَّهُ) merupakan lafadz jalalah (لفظ الجلالة). Kalimah tersebut menjadi isim marfu’. Begitupun dengan الصَّمَدُ yang merupakan marfu’ karena menjadi khobar dari mubtada’ (اللَّهُ).

Kalimah di Surah Al-Ikhlas Ayat 3

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ

لَمْ adalah kalimah huruf, yaitu huruf nafi. Selain itu, لَمْ juga merupakan huruf jaazimah. Apa itu? Yakni huruf yang menjadikan fiil sebagai majzum.
يَلِدْ merupakan fiil mudhari’ yang menjadi majzum. Fiil tersebut majzum karena terdapat huruf لَمْ di awal/sebelumnya.

Mulanya, يَلِدْ adalah kata kerja aktif (fiil mudhari’ ma’lum), yaitu يَلِدُ . Karena didahului لَمْ (huruf jazm), maka menjadi majzum (يَلِدْ).

وَ merupakan huruf athaf. Artinya adalah dan. لَمْ masih sama dengan kedudukan sebelumnya, yaitu kalimah huruf (nafi dan jazm).

يُوْلَدْ menjadi kata kerja pasif (fiil mudhari’ majhul) dan juga majzum. Ini karena adanya لَمْ sebagai huruf jazm di awal. يُوْلَدْ berasal dari kata يُولَدُ dan berubah menjadi يُوْلَدْ saat didahului huruf لَمْ.

Kalimah dalam Ayat 4

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Sebagaimana sebelumnya, وَ merupakah kalimah huruf (athaf), sedangkan لَمْ adalah huruf jazm dan juga nafi.

يَكُنْ merupakan kalimah fiil mudhari’. Kalimah tersebut diawali huruf jazm berupa لَمْ sehingga disebut majzum. Maka, lafadz yang mulanya يَكُونُ menjadi يَكُنْ .

يَكُنْ juga masuk dalam pembahasan kaana (كَانَ). Kaana (كَانَ) sendiri terbagi menjadi dua, yaitu isim كَانَ dan khabar كَانَ . Isim كَانَ dii’robi rofa’ (marfu’) sedangkan khabar كَانَ dii’robi nashob (manshub).

Lafadz lahu merupakkan gabungan dari dua kalimah, yaitu la (ل) dan huwa (هو). La (ل) Merupakan huruf jar dan هو merupakan isim dhamir.

كُفُوًا merupakan kalimah isim yang dibaca nashob (manshub). Ini karena lafadz tersebut menjadi khabar kaan (dari lafaz يَكُنْ). Tanda nashob dari kalimah tersebut adalah fathah.

Yang terakhir adalah lafadz ahad (أَحَدٌ) yang merupakan kalimah isim. Kalimah tersebut dibaca rofa’ (marfu’). أَحَدٌ menjadi isim kaana (dari lafadz يَكُنْ). Tanda rofa’nya adalah dhommah.

Bagaimana? Apakah bisa dipahami? Menguraikan kalimah dalam surat Al-Ikhlas tidak begitu sulit. Jadi, apakah siap menguraikannya lagi dalam surat lain?

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *