Belajar ilmu nahwu terkadang dihindari, karena terkesan sulit. Namun tidak ada ilmu yang tidak bisa dipelajari, termasuk ilmu nahwu. Dan kali ini, kita kembali menjelaskan tentang salah satu dasar ilmu nahwu, yakni Isim Maushul.
Isim Maushul adalah salah satu jenis isim dalam bahasa Arab yang berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat atau lebih menjadi satu kesatuan. Isim Maushul biasanya diterjemahkan sebagai kata “yang” dalam bahasa Indonesia. Dan isim Maushul tidak dapat memberikan makna yang sempurna tanpa adanya kalimat yang menyertainya. Kalimat yang menyertai Isim Maushul disebut sebagai Silatul Maushul.
Pembagian Isim Maushul
Isim Maushul dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Isim Maushul Mukhtash
Isim Maushul yang penunjukannya jelas dan terbatas pada lafadz-lafadz tertentu. Dan Isim Maushul Mukhtash memiliki bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan kategori mufrad, mutsanna, dan jamak, serta mudzakkar dan muannats. Contoh Isim Maushul Mukhtash adalah: الَّذِي, الَّتِي, اللَّذَانِ, اللَّتَانِ, الأُلَى, الَّذِيْنَ, اللَّاتِي, اللاَّئِي, dan اللواتي.
2. Isim Maushul Mutlak
Isim Maushul yang penunjukannya tidak jelas dan tidak terbatas pada lafadz-lafadz tertentu. Lalu, Isim Maushul Mutlak dapat berupa isim apapun yang memiliki makna penunjukan, seperti isim isyarah, isim istifham, isim nakirah, dan lain-lain. Contoh Isim Maushul Mutlak adalah: هذا, ذلك, من, ما, أي, كل, بعض, واحد, dan ثلاثة.
Rumus Isim Maushul
Isim Maushul memiliki rumus sebagai berikut:
1. Isim Maushul + Silatul Maushul
Silatul Maushul dapat berupa kalimat atau syibhul kalimat. Kalimat adalah gabungan dari fa’il dan maf’ul, sedangkan syibhul kalimat adalah gabungan dari isim dan khabar. Silatul Maushul harus sesuai dengan Isim Maushul dalam hal rafa’, nashab, jar, dan jins.
Contoh Isim Maushul
Berikut adalah beberapa contoh Isim Maushul dalam kalimat:
– الامْتِحَانِ فِي نَجَحَ ** الَّذِي ** الطَّالِبَ رَأيْتُ
Aku melihat siswa **yang** lulus dalam ujian.
(Isim Maushul Mukhtash mufrad mudzakar: الَّذِي, Silatul Maushul kalimat nashab: نَجَحَ فِي الامْتِحَانِ)
– اِشْتَرَيْتُهَا جَدِيْدَةٌ **الَّتِي** السَّيَّارَةُ هَذِهِ
Mobil ini **yang** kubeli baru.
(Isim Maushul Mutlak isim isyarah: هَذِهِ, Silatul Maushul syibhul kalimat rafa’: اِشْتَرَيْتُهَا جَدِيْدَةٌ)
– الكَلاَمَ؟هَذَا **الَّذِي** قَالَ مَنْ
Siapa **yang** mengatakan perkataan ini?
(Isim Maushul Mutlak isim istifham: مَنْ, Silatul Maushul kalimat rafa’: قَالَ هَذَا الكَلاَمَ)
Cara menggunakan Isim Maushul dalam kalimat
Untuk menggunakan Isim Maushul dalam kalimat, Kamu perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu:
- Pilihlah Isim Maushul yang sesuai dengan kategori dan jenis dari kata yang ingin Kamu hubungkan. Misalnya, jika Kamu ingin menghubungkan kata “buku” yang mufrad mudzakar, maka Kamu bisa menggunakan Isim Maushul الَّذِي.
- Tambahkan Silatul Maushul setelah Isim Maushul. Silatul Maushul adalah kalimat atau syibhul kalimat yang menjelaskan Isim Maushul. Silatul Maushul harus memiliki dhamir yang kembali kepada Isim Maushul, yang disebut a’id. Misalnya, jika Kamu ingin menghubungkan kata “buku” dengan kalimat “milik Ali”, maka Kamu bisa menambahkan Silatul Maushul اِشْتَرَاهُ عَلِيٌّ yang memiliki a’id اِشْتَرَاهُ yang kembali kepada الَّذِي.
- Sesuaikan i’rab (rafa’, nashab, jar) dan jins (mudzakkar, muannats) antara Isim Maushul dan Silatul Maushul. Misalnya, jika Kamu ingin menghubungkan kata “buku” yang rafa’ dengan kalimat “milik Ali”, maka Kamu harus menjadikan Isim Maushul dan Silatul Maushul rafa’ juga.
Demikian artikel yang kita buat tentang Isim Maushul. Semoga bermanfaat. Intip penjelasan tentang ilmu nahwu lainnya di situs Samudra Pikiran ini, ya!