Samudrapikiran.com – Prototype aplikasi adalah versi awal yang dibuat untuk menggambarkan secara visual dan fungsional bagaimana aplikasi yang sebenarnya akan beroperasi. Cara membuat prototype aplikasi dapat membantu Kamu mendapatkan umpan balik, mengurangi risiko dan biaya, dan membantu perencanaan dan pengembangan aplikasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara membuat prototype aplikasi dengan mudah dan cepat.
7 Cara Membuat Prototype Aplikasi yang Benar!
1. Definisikan Tujuan
Langkah pertama cara membuat prototype aplikasi adalah menentukan tujuan Kamu. Apa yang ingin Kamu capai dengan prototype aplikasi? Siapa pengguna dan pemangku kepentingan Kamu? Apa masalah yang ingin Kamu selesaikan dengan aplikasi Kamu?
Apa nilai yang ingin Kamu tawarkan kepada pengguna Kamu? Jawaban-jawaban ini akan membantu Kamu menentukan ruang lingkup, fitur, dan fungsi prototype aplikasi Kamu.
2. Lakukan Penelitian dan Analisis
Langkah kedua cara membuat prototype aplikasi adalah melakukan penelitian dan analisis pasar, pengguna, dan kompetitor. Kamu perlu memahami kebutuhan, preferensi, perilaku, dan tantangan pengguna Kamu. Dan Kamu juga perlu mengetahui tren industri, peluang, dan ancaman yang ada.
Kamu juga perlu menganalisis kompetitor Kamu, apa yang mereka tawarkan, apa kelebihan dan kekurangan mereka, dan bagaimana Kamu dapat membedakan diri dari mereka. Penelitian dan analisis ini akan membantu Kamu menemukan celah pasar, menentukan nilai proposisi, dan menetapkan tujuan bisnis Kamu.
3. Tentukan Fitur Utama
Langkah ketiga adalah menentukan fitur utama yang ingin Kamu sertakan dalam prototype aplikasi Kamu. Fitur utama adalah fitur yang paling penting dan relevan untuk tujuan, pengguna, dan nilai aplikasi Kamu. Kamu dapat menggunakan teknik seperti brainstorming, mind mapping, user stories, atau user journey mapping untuk menghasilkan ide fitur.
4. Buat Sketsa Kasar (Wireframe)
Langkah keempat adalah membuat sketsa kasar atau wireframe dari prototype aplikasi Kamu. Wireframe adalah gambaran sederhana dari tata letak, struktur, dan elemen antarmuka pengguna aplikasi Kamu. Wireframe dapat membantu Kamu mengatur informasi, navigasi, dan fungsi aplikasi Kamu.
Kamu dapat menggunakan pensil dan kertas, papan tulis, atau alat digital untuk membuat wireframe. Dan Kamu harus membuat wireframe untuk setiap layar atau halaman aplikasi Kamu, dan menunjukkan hubungan dan alur antara mereka.
Kamu juga harus menambahkan anotasi atau catatan untuk menjelaskan fitur, interaksi, atau logika aplikasi Kamu.
5. Desain Antarmuka Pengguna (UI)
Langkah kelima adalah mendesain antarmuka pengguna atau UI dari prototype aplikasi Kamu. UI adalah aspek visual dan estetika dari aplikasi Kamu, seperti warna, tipografi, ikon, gambar, animasi, dll. UI dapat membantu Kamu menarik perhatian, meningkatkan keterlibatan, dan meningkatkan kepuasan pengguna.
6. Buat Prototype Interaktif
Langkah keenam adalah membuat prototype interaktif dari prototype aplikasi Kamu. Prototype interaktif adalah versi yang dapat diklik dan dapat diuji dari aplikasi Kamu, yang menunjukkan bagaimana aplikasi Kamu akan berfungsi dan bereaksi terhadap input pengguna.
Prototype interaktif dapat membantu Kamu menguji dan mendemonstrasikan fitur, alur, dan desain aplikasi Kamu. Kamu dapat menggunakan alat seperti Canva, Adobe XD, Figma, atau Sketch untuk membuat prototype interaktif Kamu.
7. Uji dan Evaluasi
Langkah ketujuh adalah menguji dan mengevaluasi prototype aplikasi Kamu. Tujuan dari pengujian adalah untuk mengumpulkan umpan balik, data, dan wawasan dari pengguna atau pemangku kepentingan Kamu tentang prototype aplikasi Kamu.
Kamu dapat menggunakan metode seperti pengujian kegunaan, pengujian A/B, wawancara, survei, atau analitik untuk melakukan hal ini. Dan Kamu harus menguji prototype aplikasi Kamu dengan pengguna yang mewakili pengguna akhir Kamu, dan memberi mereka skenario, tugas, atau pertanyaan yang relevan.
Itulah 7 cara membuat prototype aplikasi yang baik dan benar. Semoga artikel ini membantu kamu. Selamat mencobanya!