Fiil ruba’i mazid merupakan bagian dari qowaidul i’ilal. Artinya, dalam ilmu shorof, tidak hanya ada fiil ruba’i mujarrad, tetapi juga mazid. Apa bedanya? Ini sudah disinggung di postingan sebelumnya dan akan diperjelas lagi di pembahasan kali ini.

Ada banyak hal yang harus kita pahami dalam bab ini, mulai dari pengertian, jenis, wazan, dan contohnya. Berikut penjelasan lengkapnya:

Pengertian Fiil Ruba’i Mazid dan Contohnya

Sebagaimana arti ruba’i, fiil ini terdiri atas empat huruf. Secara bahasa, mazid sendiri artinya tambahan. Maka, Fiil ruba’i mazid adalah kalimah yang tersusun atas empat huruf. Empat huruf yang dimaksud adalah asli (fiil madhi) dan yang lainnya berupa tambahan (ziyadah).

Contoh:
تَفَعْلَلَ , lafadz asli (madhi) ialah fa’lala, sedangkan ta’ merupakan huruf tambahan.

Apakah hanya itu? Tidak. Pola atau wazan kalimah ini ada beberapa. Pola tersebut tergantung jenis/pembagiannya.
Secara umum, ada dua macam ruba’i mazid, yaitu khumasi dan sudasi. Masing-masing memiliki bab dan pola sendiri. Berikut rinciannya:

Fiil Ruba’i Mazid Khumasi

Ada istilah khumasi yang artinya lima. Maka, pengertian dari fiil jenis ini adalah kalimah fiil yang terdiri dari dari lima huruf. Lima huruf tersebut bukan dari golongan yang sama. Apa maksudnya? Maksudnya adalah yang empat merupakan huruf asli dan yang satu adalah ziyadah atau tambahan.
Contoh: تَجَلْبَبَ

Baca Juga :  Tamyiz dalam Ilmu nahwu & Pembagiannya

Huruf tambahannya berupa ta’ dan selebihnya ialah asli.

Fiil ruba’i mazid khumasi memiliki satu wazan/bab saja, yakni تَّفَعْلَلَ . Pola ini seperti mauzun di atas. Ta’ merupakan satu-satunya ziyadah, sedangkan huruf asalnya adalah fa’lala. Tambahan huruf tersebut terletak di awal kalimah.

Ada 2 faidah penambahan ta’ di wazan ini (تَفَعْلَلَ). Dua faidah tersebut yaitu:

  1. Menunjukkan makna muthowa’ah. Muthowa’ah artinya terjadinya peristiwa sebab suatu pekerjaan berupa kalimah fiil muta’addi. Contoh: دَخْرَجَتْ الحَجَرَ فَتَدَخْرَجَ .
  2. Menunjukkan makna serupa fiil mujarrad. Contoh: تَلأْلأ الزُّجَاجَ . Lafadz تَلأْلأ memiliki makna yang sama dengan ruba’i mujarrad (لأْلأ).

Fiil Ruba’i Mazid Sudasi

Selanjutnya adalah sudasi yang artinya enam. Itu artinya fiil ini terdiri dari enam huruf. Karena masih termasuk dalam kategori fiil ruba’i, maka empat huruf adalah asli dan sisanya adalah ziyadah/tambahan.

Contoh: اِخْرَنْجَمَ

Lafadz tersebut tersusun atas enam huruf. اِخْرَنْجَمَ merupaka maizin yang mengikuti wazan اِفْعَنْلَلَ .

Kalimah ini mempunyai dua pola atau bab, yaitu اِفْعَنْلَلَ dan اِفْعَلَلَّ . Apa perbedaan antara keduanya? Tentu saja letak perbedaannya ada pada huruf ziayadah dan penempatannya. Agar lebih jelas, berikut pembahasannya secara singkat dan padat:

Wazan اِفْعَنْلَلَ dan Contohnya

Bagaimana cara membentuk kalimah fiil dengan mengikuti wazan ini? Yang hatus kita lakukan adalah dengan menambah hamzah washol di awal lafadz. Lalu, setelah ain fiil ditambah huruf nun. Faidahnya adalah muthawa’ah sebagaimana penjelasan sebelumnya.

Contoh: خَرْجَمْتُ الاِبِلَ فَاخْرَنْجَمَ

Baca Juga :  Tashrif Lafadz Jalasa dan Contoh Kalimat

Yang masuk dalam kategori ruba’i mazid sudasi adalah فَاخْرَنْجَمَ . Di lafadz tersebut terdapat fa’ yang masuk di awal dan bermakna muthawa’ah.

Wazan اِفْعَلَلَّ dan Contohnya

Wazan yang ke dua adalah اِفْعَلَلَّ . Cara pembentukannya yakni dengan menambahkan tadl’if di lam fiil dan hamzah washol di awal lafadz. Faidah dari wazan ini ialah memubalaghahkan makna fiil lazim.

Contoh: اِقْشَعَرَّ الْجِلْدُ (Kulit itu begitu mengerut)

Dari peembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan. Fiil ruba’i mazid merupakan fiil yaang hurufnya lebih dari lima; empat berupa huruf asal dan lainnya merupakan tambahan. Artinya, fiil ini tidak hanya terdiri atas empat huruf, bisa lima (khumasi) dan enam (sudasi). Semoga bisa dipahami dan bermanfaat.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *