SamudraPikiran.com – Digitalisasi mempengaruhi semua aspek kehidupan di era yang sudah serba maju dan cepat ini, mulai dari perekonomian, sosialisasi sampai pendidikan.

Pesantren sebagai lembaga pendidkan juga ikut terpengaruh dalam era digitalisasi, hal ini dibuktikan dengan gencarnya lembaga-lembaga pesantren mempromosikan lembaga mereka, menggaet dukungan serta pengaruh yang kuat dari masyarakat melalui media sosial.

Digitalisasi pesantren akan mempermudah lembaga pendidikan tersebut memasarkan brand yang dimiliki pesantren itu sendiri baik produk ekonomi, terutama sebagai pusat ilmu dan dakwah.

Orang-orang zaman sekarang terutama anak muda banyak belajar ilmu agama melalui media online karena dinilai lebih cepat, mudah dan praktis.

Dari sinilah juga muncul masalah dan bahaya yang mengintai mereka terutama orang-orang awam yang baru belajar ilmu agama.

Apabila orang-orang awam menimba ilmu agama melalui internet dengan sumber yang tidak benar dan salah maka akan membawa kehancuran bagi agama dan orang itu sendiri.

Oleh sebab itu, kehadiran pesantren di media sosial sangat penting dan bermanfaat guna menyelamatkan serta meyeimbangkan informasi-informasi tidak benar yang beredar di dunia maya.

“Digital bisa memperkuat fokus pendidikan lebih terbantu, seperti hafalan Qur’an, ushul fikih, baca kitab kuning, sehingga lebih intens dan lebih mudah diakses.” Ucap Ketua Umum Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) KH Abdul Ghaffar Rozin. Maka dari itu muncul inovasi seperti NU Online, Salamdoc, aplikasi hitung zakat dan lain sebagainya.

Selain itu, wali santri juga tidak perlu repot-repot memantau kondisi putra-putri mereka ke pesantren secara langsung jika lembaga tersebut secara aktif dan update memberikan informasi di media sosial, web atau aplikasi.

Kondisi ini menjadi tameng bagi pesantren dan lembaga pendidkan berbasis islam lainnya dari informasi hoax yang ingin menjatuhkan reputasi serta nama baik pesantren sebagai lembaga pendidikan khas Indonesia. 

Hal ini juga menjadi peluang bagi pesantren yang sudah melek dunia digital untuk mencetak kader-kader generasi islami yang berwawasan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan IMTAQ  (iman dan taqwa).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *