Cara mengi’rob kalimah itu seperti apa, sih? Dalam mempelajari ilmu nahwu, kita tidak sekadar mempelajari teorinya saja. Kita butuh praktik dan menerapkannya. Dengan begitu, kita akan lebih paham dan luwes saat mempraktikkannya.
Seperti halnya bab i’rob, kita tidak hanya dituntut hafal macam dan tanda-tandanya. Namun, kita juga harus tahu cara mengi’rob. Misalnya, kita membaca kalimah, kita tahu hukum i’rob dari kalimah tersebut.
Lantas, bagaimana caranya? Ada beberapa tips yang akan mempermudah kita dalam menganalisis i’rob suatu kalimah. Di antaranya adalah:
Cara mengi’rob Kalimah dalam Bahasa Arab
Berikut adalah langkah-langkah atau cara mengi’rob kalimah yang bisa kita terapkan secara urut:
- Memahami makna. Pastikan kita sudah tahu arti/makna dari lafadz yang akan kita tentukan hukum i’robnya.
- Menentukan jumlah. Selanjutnya, kita harus memahami apakah lafadz tersebut merupakan jumlah ismiyah atau justru fi’liyah.
- Tentukan mubtada serta khobar apabila kalimah termasuk jumlah ismiyah.
- Jika berupa jumlah fi’liyah, maka yang harus kita uraikan adalah mana fiil dan mana fail. Ingat, setiap fiil selalu memiliki fail meskipun berupa dhamir mustatir.
- Analisislah jenis fiilnya. Apabila masuk kategori fiil muta’addi, maka kita harus tahu lafadz mana yang menjadi objeknya. atau maf’ul bih. Fiil muta’addi yakni fiil yang membutuhkan objek (maf’ul bih).
- Lihatlah dalam kalimah tersebut apakah kemasukan kaan atau inna dan saudara-saudaranya. Jika ya, maka tugas kita adalah mencari mana yang menjadi isim kaana atau inna dan khobar kaana atau inna.
- Jika semua langkah di atas sudah diterapkan dan ditemukan jawabannya, maka selanjutnya adalah mengacu pada bab i’rob dan bina’. Di antaranya adalah rofa’, nashob, jar, dan jazem.
- Dalam menentukan hukum i’rob, perhatikan alamat atau tanda yang terdapat di kalimah baik mu’rabaat ataupun mabniyyaat.
- Jika sudah, tulis hukum serta alasan atau penjelasan sesuai langkah di atas secara lengkap.
Latihan Mengi’rob Kalimah dalam Bahasa Arab
Setelah mengetahui langkahnya, selanjutnya adalah latihan mengi’rob. Yuk, simak beberapa kalimah di bawah ini dan tentukan hukum i’robnya:
- الطُّلاَّبُ مُجْتَهِدُونَ
- ذَهَبَ الطَّالِبُ
Kalimat pertama
- Memahami arti kalimah, yakni: الطُّلاَّبُ (para siswa) dan مُجْتَهِدُونَ (rajin)
- Dari segi arti, sudah jelas bahwa dua lafadz tersebut termasuk jumlah ismiyah. الطُّلاَّبُ adalah isim jamak taksir dan مُجْتَهِدُونَ adalah isim jamak mudzakkar salim.
- Jumlah ismiyah tentu terdiri atas mubtada dan khobar. الطُّلاَّبُ sebagai mubtada dan مُجْتَهِدُونَ sebagai khobar.
- Bagaimana hukum i’robnya? Mubtada (الطُّلاَّبُ) adalah marfu’ dan khobar (مُجْتَهِدُونَ) juga termasuk marfu’.
- Tanda rofa’ dari jamak taksir (الطُّلاَّبُ) yaitu dhommah dan jamak mudzakar salim (مُجْتَهِدُونَ) yaitu wawu (الواو).
- Maka, penulisan hukum i’rob dua lafadz di atas yaitu:
الطُّلاَّبُ : mubtada’ marfu’, tanda rofa’nya dhommah dhohiroh (مبتدأ مرفوع وعلامة رفعه الضّمة الظّاهرة)
مُجْتَهِدُونَ : khobar marfu’, tanda rofa’nya wawu (خبر مرفوع وعلامة رفعه الواو)
Kalimat ke dua
- Makna dari ذَهَبَ adalah pergi dan الطَّالِبُ adalah murid.
- ذَهَبَ merupakan fiil madhi, sedangkan الطَّالِبُ merupakan isim mufrod mudzakkar. Karena diawali dengan kalimah fiil, maka kalimah di atas termasuk jumlah fi’liyah.
- Jumlah fi’liyah terdiri atas fiil dan fail. Maka, ذَهَبَ sebagai fiil dan الطَّالِبُ sebagai fail.
- ذَهَبَ tidak membutuhkan objek (maf’ul bih) karena tergolong sebagai fiil lazim.
- ذَهَبَ dihukumi mabni karena termasuk fiil madhi. Alamatnya adalah fathah. الطَّالِبُ dihukumi marfu’ karena merupakan fail dan isim mufrad. Tandanya yaitu dhommah.
- Maka, penulisan hukum i’robnya adalah:
ذَهَبَ : fiil madhi, mabni ‘ala fathah (فعل ماض مبنيّ على الفتح)
الطَّالِبُ : fail marfu’, alamat rofa’nya dhommah (فاعل مرفوع وعلامة رفعه الضّمة)
Itulah cara mengi’rob kalimah beserta latihan dan penjelasannya. Semoga bermanfaat!