Selain isim maqshur, Isim manqush dan contohnya juga harus dipelajari. Lantas, apa itu isim manqush? Apakah sama dengan isim-isim sebelumnya? Meskipun kedudukannya sama (sebagai isim), mereka tentu berbeda baik dari segi penempatan, hukum i’rob, serta tanda atau alamatnya. Agar lebih jelas, mari kita bahas langsung secara global dan terperinci:

Pengertian Isim Manqush dan Contohnya

Sebenarnya, kalimat isim sendiri dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan huruf akhirnya. Tiga isim tersebut antara lain:

  • Isim shohihul akhir, yaitu isim yang mana huruf akhirnya bukanlah alif mamdudah atau huurf illat. Contoh: الرَّجُلُ , الْمَرْأَةُ , الْقَلَمُ , الْكِتَابُ
  • Isim syibus-shahihil akhir, yaitu kalimah isim yang huruf akhirnya beruoa huruf illat, sedangkan sebelum huruf illat adalah sukun. Contoh: ظَبْيٌ , دَلْوٌ , هَدْيٌ , سَعْيٌ
  • Isim ghairu shahihil akhir, yaitu kalimah yang terdiri atas tiga jenis isim. Di antaranya adalah isim maqshur, isim manqush, dan isim mamdud.

Ketiga isim tersebut (maqshur, manqush, dan mamdud) juga tergolong sebagai isim mu’tal akhir yang mana jumlahnya lebih sedikit dibanding kosakata arab secara umum dan juga isim shohihul akhir yang terdapat dalam.Al-Qur’an.

Kali ini, kita akan lebih fokus membahas tentang isim manqush dan contohnya. Apa itu? Isim manqush yaitu isim mu’rob yang berakhiran huruf ya’ lazimah dan terdapat harokat kasroh pada huruf sebelum ya’ lazimah.

Contoh: alqoodhy (الْقَاضِيْ). Lafadz tersebut termasuk isim manqush karena berakhiran ya’ dan huruf sebelumnya diharokati kasroh. Sudah jelas, bukan?

Kaidah Isim Manqush dan Contohnya

Memang, isim manqush memiliki ciri dan pola sendiri seperti pada contoh di atas. Hanya saja, masih ada kaidah-kaidah lain yang perlu kita perhatikan. Kaidah tersebut antara lain:

Apabila dalam isim manqush tudak terdapat huruf al (alif dan lam) dan harokat fathah tidak terdapat di huruf akhir, maka ya’ lazimah juga harus dihilangkan. Lalu, huruf yanh tadinya berada di sebelah (sebelum) ya’ berubah harokat menjadi kasrotain. Contoh: الْقَاضِيْ (terdapat huruf al) menjadi قَاضٍ (tanpa huruf al).

Apabila kedudukan isim manqush adalah sebagai khobar atau kalimah yang menyifati benda, maka polanya mengikuti aturan mubtada’ khobar atau na’tun man’ut. Artinya, jika yang disifati berupa mudzakkar, maka isim manqush juga harus mudzakkar dan jika yang disifati berupa muanntaa, maka isim manqush pun berupa muannats.

Contoh:
هَذَا الْقَلَمُ غَالٍ (pena ini mahal) -> alqolamu (الْقَلَمُ) sifatnya adalah mudzakkar, sehingga bentuk isim manqush yang menyifatinya (غَالِيٌ) menjadi ghoolin (غَالٍ) yang juga berbentuk mudzakkar.
هَذِهِ السَّاعَةُ غَالِيَةٌ (jam tangan ini mahal) -> assaa’atun (السَّاعَةُ) merupakan muannats, sehingga ghoolin (غَالٍ) pun berubah muannats menjadi ghooliyatun (غَالِيَةٌ).

Lantas, bagaimana hukum i’rob isim manqush? Isim tersebut bisa menjadi marfu’, manshub, dan majrur. Tanda rofa’nya yaitu dhommah muqoddaroh dan tanda jarnya yaitu kasroh muqoddaroh. Sementara, tanda nashobnya berupa fathah yanh terlihat jelas (tidak dikira-kirakan).

Berikut adalah beberapa contoh lain dari isim manqush:

  • Raa’in (رَاعٍ) artinya penjaga, pemimpin, penggembala
  • Muhaamin (مُحَامٍ) artinya pengacara
  • Mushallin (مُصَلٍّ) artinya orang yang sholat
  • Qaadhin (قَاضٍ) artinya hakim
  • Waadin (وَادٍ) artinya lembah
  • Muqtin (مُفْتٍ) artinya mufti atau orang yang memberi fatwa
  • Murabbin (مُرَبٍّ) artinya guru atau pendidik
  • Daa’in (دَاعٍ) artinya juru dakwah, penyeru, orang yang berdoa
  • Haadin (هَادٍ) artinya pembimbing, penuntun

Itulah penjelasan tentang isim manqush dan contohnya serta kaidah-kaidahnya. Selamat belajar dan semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *