Tashrif fiil amar tidak jauh berbeda dengan tashrif fiil lainnya, baik secara istilahi maupun lughowi. Fiil amar sendiri merupakan kalimat perintah (secara bahasa) yang mana lafadz tersebut dibentuk dari lafadz yang berkedudukan sebagai fiil mudhori’.
Pembentukan amar menggunakan suatu rumus khusus. Caranya yaitu dengan membuang huruf mudhoro’ah, memberi harokat sukun pada huruf terakhir, dan menambahkan hamzah qotho atau washol di depannya.
Sementara, tashrif ada dua jenis, yaitu tashrif istilahi dan lughowi. Apa bedanya? Tashrif istilahi yaitu perubahan kata ke bentuk lain yang mana maknanya berbeda-beda. Tashrif lughowi yaitu perpindahan atau perubahan kata menjadi bentuk lain dengan menekankan jumlah, jenis, sertq kata gantinya.
Lantas, bagaimana kira-kira bentuk tashrif fiil amar? Di bawah ini adalah contoh tashrifnya. Yuk, simak langsung!
Cara membentuk fiil amr
Sebelum mentashrif, ada baiknya kita memahami dulu cara membentuk fiil amr. Hal ini sudah disinggung secara global di paragraf pertama. Agar lebih paham, perhatikan contoh berikut:
Lafadz kataba (كَتَبَ) merupakan fiil madhi, sedangkan mudhori’nya adalah yaktubu (يَكْتُبُ). Fiil mudhori’ itulah yang akan kita ubah menjadi amar dengan cara:
- Menghilangkan huruf mudhoro’ah : كْتُبُ
- Memberi sukun di huruf akhir : كْتُبْ
- Menambahkan hamzah (karena lafadz tersebut belum bisa dibaca) : اكْتُبْ
اكْتُبْ itulah yang dinamakan fiil amar. Artinya yakni “tulislah”.
Tashrif lughowi fiil amr
Sebagaimana yang kita pahami bahwasannya fiil amar membutuhkan fail mukhotob. Fail mukhotob sendiri berupa dhomir mukhotob. Yang termasuk dhomir mukhotob yaknu anta, antumaa, antum, anti, antumaa, dan antunna. Artinya, tashrif fiil amr secara lughowi hanya ada 6 perubahan. Berikut contoh dasarnya:
Dhomir anta (اَنْتَ), fiil mudhori’nya taf’alu (تَفْعَلُ), fiil amarnya adalah:
Buang huruf mudhoro’ah (فْعَلُ), sukun huruf terakhir (فْعَلْ) atau buang nun khusus af’alul khomsah, tambahkan hamzah (افْعَلْ). Ini berlaku untuk dhomir lainnya, yakni:
اَنْتُمَا -> تَفْعَلَانِ -> فْعَلَانِ -> فْعَلَا -> افْعَلَا
اَنْتُمْ -> تَفْعَلُوْنَ -> فْعَلُوْنَ -> فْعَلُوْ -> افْعَلُوْا
اَنْتِ -> تَفْعَلِيْنَ -> فْعَلِيْنَ -> فْعَلِيْ -> افْعَلِيْ
اَنْتُمَا -> تَفْعَلَانِ -> فْعَلَانِ -> فْعَلَا -> افْعَلَا
اَنْتُنَّ -> تَفْعَلْنَ -> فْعَلْنَ -> فْعَلْنَ -> افْعَلْنَ
Kalau diringkas, tashrif tersebut ada lima karena ada dua kata/dhomir yang sama (اَنْتُمَا). Jadi, fiil amarnya antara lain : افْعَلْ , افْعَلَا , افْعَلُوْا , افْعَلِيْ , افْعَلْنَ .
Sekarang, kita coba mentashrif lafadz lain, yaitu akala (اَكَلَ) yang artinya ‘makan’ (fiil madhi). Bentuk mudhori’nya yakni ya’kulu (يَأْكُلُ). Maka, tashrif fiil amarnya adalah:
Dhomir -> fiil mudhori’ -> fiil amar
اَنْتَ -> تأْكُلُ -> كُلْ
اَنْتُمَا -> تأْكُلَانِ -> كُلَا
اَنْتُمْ -> تأْكُلُوْنَ -> كُلُوْا
اَنْتِ -> تَأْكُلِيْنَ -> كُلِي
اَنْتُمَا -> تأْكُلَانِ -> كُلَا
اَنْتُنَّ -> تَأْكُلْنَ -> كُلْنَ
Maka, tashrifnya adalah كُلْ , كُلَا , كُلُوْا , كُلِي , كُلْنَ .
Contoh lain dengan lafadz jalasa – yajlisu:
اَنْتَ -> تَجْلِسُ -> اِجْلِسْ
اَنْتُمَا -> تَجْلِسَانِ -> اِجْلِسَا
اَنْتُمْ -> تَجْلِسُوْنَ -> اِجْلِسُوْا
اَنْتِ -> تَجْلِسِيْنَ -> اِجْلِسِي
اَنْتُمَا -> تَجْلِسَانِ -> اِجْلِسَا
اَنْتُنَّ -> تَجْلِسْنَ -> اِجْلِسْنَ
Itulah cara tashrif fiil amar. Yang jelas, patokannya adalah rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika paham rumus tersebut, kita bisa mentashrifnya dengan mudah. Semoga bermanfaat!