samudrapikiran – Kamu baru saja memulai belajar Bahasa Arab dan Ilmu Sharrof? Sudah tahu perbedaan tasrif Istilahi dan Tasrif Lughowi? Jika belum, tenang saja, kita akan membahasnya. Sebelum itu, ketahuilah jika Ilmu sharaf adalah salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang mempelajari perubahan-perubahan kata dalam bahasa Arab.

Perubahan-perubahan kata ini dapat mempengaruhi makna, fungsi, dan hubungan antara kata-kata dalam kalimat. Dengan memahami ilmu sharaf, kita dapat lebih mudah memahami dan menguasai bahasa Arab, khususnya dalam membaca dan menafsirkan kitab-kitab klasik.

Dalam ilmu sharaf, kita akan menemukan istilah tasrif. Tasrif adalah perubahan bentuk dari sebuah kata menjadi bentuk lain untuk mendapatkan makna yang berbeda. Misalnya, dari kata “ نَصَرَ ” yang berarti “telah menolong” menjadi “ نَاصِرٌ ” yang berarti “penolong.”

Tasrif dibagi menjadi dua macam, yaitu tasrif istilahi dan tasrif lughowi. Apa perbedaan antara keduanya? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.

1. Tasrif Istilahi

Tasrif istilahi adalah perubahan kata ke bentuk lain secara horizontal, yaitu dengan mengubah huruf-huruf atau harakat-harakat pada kata tersebut. Perubahan ini dilakukan untuk mendapatkan makna yang berbeda, seperti makna isim, fiil, atau harf. Misalnya, dari kata “ عَلِمَ ” yang berarti “telah mengetahui” menjadi “ عَالِمٌ ” yang berarti “orang yang mengetahui” atau “ عَلِيْمٌ ” yang berarti “Maha Mengetahui.”

Dan Tasrif istilahi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tasrif mujarrad dan tasrif mazid. Tasrif mujarrad adalah perubahan kata yang tidak menambahkan huruf tambahan pada kata tersebut. Misalnya, dari kata “ قَتَلَ ” yang berarti “telah membunuh” menjadi “ قَاتِلٌ ” yang berarti “pembunuh” atau “ مَقْتُوْلٌ ” yang berarti “terbunuh.”

Lalu, Tasrif mazid adalah perubahan kata yang menambahkan huruf tambahan pada kata tersebut. Huruf tambahan ini dapat berupa huruf awal, huruf akhir, atau huruf tengah. Misalnya, dari kata “ قَتَلَ ” yang berarti “telah membunuh” menjadi “ اِقْتَتَلَ ” yang berarti “ saling membunuh” atau “ تَقَاتَلَ ” yang berarti “berperang.”

2. Tasrif Lughowi

Tasrif lughowi adalah perubahan kata ke bentuk lain secara vertikal, yaitu dengan memerhatikan jenis, jumlah, dan kata gantinya. Jenisnya terdiri dari muannats (perempuan) dan mudzakkar (laki-laki). Jumlahnya terdiri dari mufrad (tunggal), mutsanna (dua) dan jamak (banyak). Sedangkan kata gantinya, secara umum, terdiri dari mutakallim (orang yang berbicara), mukhathab (lawan bicara) dan ghaib (orang yang dibicarakan).

Dan Tasrif lughowi dibagi menjadi tiga bagian, yakni tasrif fiil madhi, tasrif fiil mudhari, dan tasrif fiil amr. Tasrif fiil madhi adalah perubahan kata kerja yang menunjukkan peristiwa di masa lalu. Misalnya, dari kata “ فَتَحَ ” yang berarti “telah membuka” menjadi “ فَتَحْتُ ” yang berarti “aku telah membuka” atau “ فَتَحَا ” yang berarti “mereka berdua telah membuka.”

Tasrif fiil mudhari adalah perubahan kata kerja yang menunjukkan peristiwa di masa sekarang atau masa depan. Misalnya, dari kata “ يَفْتَحُ ” yang berarti “ia membuka” menjadi “ أَفْتَحُ ” yang berarti “aku membuka” atau “ تَفْتَحُوْنَ ” yang berarti “kalian membuka.”

Lalu, Tasrif fiil amr adalah perubahan kata kerja yang menunjukkan perintah atau permohonan. Misalnya, dari kata “ اِفْتَحْ ” yang berarti “bukalah” menjadi “ اِفْتَحِي ” yang berarti “bukalah (untuk perempuan)” atau “ اِفْتَحُوْا ” yang berarti “bukalah (untuk banyak orang).”

Kesimpulan

Tasrif adalah perubahan bentuk dari sebuah kata menjadi bentuk lain untuk mendapatkan makna yang berbeda. Kemudian Tasrif dibagi menjadi dua macam, yaitu tasrif istilahi dan tasrif lughowi. Tasrif istilahi adalah perubahan kata secara horizontal, yaitu dengan mengubah huruf-huruf atau harakat-harakat pada kata tersebut. Dan Tasrif lughowi adalah perubahan kata secara vertikal, yaitu dengan memerhatikan jenis, jumlah, dan kata gantinya.

Dengan memahami perbedaan tasrif istilahi dan tasrif lughowi, kita dapat lebih mudah mengenal dan mempelajari ilmu sharaf. Ilmu sharaf adalah ilmu yang sangat penting dan bermanfaat dalam mempelajari bahasa Arab, khususnya dalam membaca dan menafsirkan kitab-kitab klasik.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu. Terima kasih telah membaca, jangan lewatkan pembahasan menarik lainnya seputar Bahasa Arab, hanya di sini!

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *