Kuis nahwu shorof sangat membantu kita untuk mempertajam pemahaman ilmu tentangnya. Tentunya, kuis tersebut harus terdiri atas beberapa bab. Misalnya, bab kalimah, i’rob, dan lainnya.
Kuis nahwu shorof sangat membantu kita untuk mempertajam pemahaman ilmu tentangnya. Tentunya, kuis tersebut harus terdiri atas beberapa bab. Misalnya, bab kalimah, i’rob, dan lainnya.
Di bawah ini adalah contoh latihan ilmu nahwu dan shorof. Ada dua soal yang mana kita harus memberinya harakat beserta alasannya. Sebagai contoh, suatu lafadz berharakat fathah karena manshub, dan sebagainya.
Agar lebih mudah memahami, yuk langsung simak kuis dan jawabannya berikut:
Soal kuis nahwu shorof
Ilmu Bahasa Arab, termasuk nahwu dan shorof sangat unik. Bagaimana tidak? Lafadz yang terdiri atas huruf sama, susunannya sama, bacaannya bisa berbeda-beda. Perbedaan bacaan (harokat) tentu berdasarkan kaidah nahwu shorof.
Nah, di bawah ini adalah dua contoh soal yang mana kita harus menentukan harokat atau bacaannya. Setelah itu, kita juga harus memberikan alasannya. Berikut soalnya:
- رجل رجل رجل رجل رجل
- من من من من من من منه
Jawaban kuis nahwu shorof
Soal nomor 1
Pada soal ini, setiap lafadz dalam kalimat hanya terdiri dari huruf ro’, jim, dan lam. Meski demikian, cara bacanya atau harokatnya tidaklah sama. Lantas, bagaimana bacaan yang benar? Yaitu:
رَجَلَ رَجُل رِجْلَ رَجُلٍ رَجِل
Arti kalimat tersebut adalah: Seorang laki-laki mengikat kaki laki-laki lainnya yang sedang berjalan.
Lalu, apa yang mendasari susunan harokat tersebut? Berikut alasannya:
رَجَلَ artinya mengikat. Lafadz tersebut merupakan fiil madhi, mabni terhadap fathah.
رَجُلٌ adalah fail dari fiil رَجَلَ . I’robnya adalah rofa’ yang ditandai dengan dhommah. رَجُلٌ artinya seorang lelaki.
رِجْلَ adalah objek (maf’ul) dari رَجَلَ yang bermakna kaki. Merupakan isim manshub sehingga berakhiran dengan harokat fathah.
رَجُلٍ berupa majrur karena kedudukannya adalah mudhof ilaih dari lafadz رِجْلَ . Tanda jarnya adalah kasroh.
Lafadz terakhir dibaca rojila (رَجِلَ) karena berupa fiil madhi. Artinya yakni berjalan.
Soal nomor 2
Bagi yang awam akan ilmu Bahasa Arab, pasti akan mengira bahwa bacaannya adalah man man man dan seterusnya. Padahal, meskipun hurufnya sama, cara bacanya berbeda. Bacaannya adalah:
مَنْ مَنَّ مِنْ مَنٍّ مُنَّ مِنْ مَنِّهِ
Kenapa bisa dibaca seperti itu? Semua ada alasan serta penjelasan sesuai kaidah ilmu nahwu shorof. Setiap lafadz memiliki posisi tersendiri, baik itu jumlah, i’rob, dan lainnya. Well, langsung saja, simak penjelasan berikut:
Lafadz pertama merupakan isim syarat sehingga bacaannya adalah man (مَنْ). Kedudukannya yakni sebagai mubtada’ dengan mahal rofa’. Maknanya yaitu barang siapa.
مَنَّ merupakan fiil madhi yang termasuk dalam kategori bina mudho’af (tsulasy mujarrod). مَنَّ berarti memberi. Kedudukannya sebagai fiil, sedangkan failnya adalah mahal rofa’ khobar mubtada’.
مِنْ merupakan salah satu huruf jar yang artinya adalah dari.
مَنٍّ posisinya sebagai mahal nashob yang berupa mashdar dari wazan manna-yamunnu. مَنٍّ juga menjadi maf’ul bih (objek) dari lafadz مَنَّ .
Posisi مُنَّ adalah sebagai fiil madhi mabni majhul. Yang menjadi naibul failnya adalah huwa (هو) yang merupakan dhomir mustatir. Dhomir tersebut merujuk pada lafadz man (مَنْ) sebagai marji’nya. Fiil dan naibul fail tergolong mahal jazm karena sebagai jawab syarat lafadz man (مَنْ). Artinya yaitu maka diberi.
مِنْ bermakna sababiyah dan merupakan huruf jar.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, mannin (مَنٍّ) adalah bentuk mashdar dari wazan manna-yamunnu. I’robnya adalah jar dan posisinya adalah mudhof yang bermakna ‘pemberian’.
Itulah kuis nahwu shorof dalam postingan kali ini. Yang pasti, kita butuh kejelian lebih untuk dapat menjawabnya. Semangat belajar!