Bahasa Arab

Jumlah Manfiyah dan Contohnya dalam Bahasa Arab

Jumlah manfiyah dan contohnya adalah nama lain dari kalimat negatif dalam bahasa Arab. Kalimat negatif sendiri merulakan suatu kalimat yang menyatakan bahwa adanya sesuatu atau peristiwa yang kenyataannya tidak seperti demikian. Dengan kata lain, kita bisa menyebutnya sebagai kalimat menyangkal.

Umumnya, kalimat negatif mengandung penanda negatif. Contihnya adalah bukan, tidak ada, tidak, dan masih banyak lagi. Hal ini juga berlaku dalam jumlah manfiyah.

Jumlah manfiyah dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua, yaitu jumlah manfiyah ismiyah dan jumlah manfiyah fi’liyah. Jumlah manfiyah ismiyah adalah kalimat nominal negatif, sedangkan jumlah manfiyah fi’liyah adalah kalimat verbal negatif. Lantas, bagaimana format atau rumusnya? Berikut penjelasan dan contoh lengkapnya:

Jumlah manfiyah ismiyah

Beberapa penanda negatif dalam jumlah manfiyah ismiyah adalah laa (), maa (), laisa (ليس), in (), dan ghoiru (غير). Berikut adalah format beserta contohnya:

Laisa (ليس), yang bermakna bukan atau tidak

1. Laisa + isim + khobar

Khobar di sini beramal seperti halnya kana. Contoh:

ليس الجو حارًّا

“Cuaca tidak panas.”

2. Mubtadak + Laisa + jar majrur

Contohnya adalah:

الجو ليس بحارٍّ

“Cuaca tidak panas.”

Maa (ما) atau ma nafi

Ada tiga format jumlah manfiyah ismiyah dengan menggunakan ma nafi, yaitu:

1. Ma + isim ma + khobar ma

ما الجو حارًّا

“Cuaca tidak panas.”

2. Ma + mubtada’ + khobar yang berupa jar majrur

ما الجو بحارٍّ

“Cuaca tidak panas.”

3. Ma + mubtada’ + khobar

ما الجو حارٌّ

“Cuaca tidak panas.”

Ghoiru (غير)

Isim yang terletak setelah penanda negatif “ghoiru” (غير) adalah isim jar karena menjadi mudhof ilaih (idhofah). Contoh:

الباب غير مغلقٍ

“Pintu tidak terkunci.”

In (إن)

إِنِ الْكَافِرُونَ إِلاَّ فِي غُرُورٍ سورة الملك

“Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.” (67:20)

Laa (لا) atau Laa nafii jinis

Isim yang posisinya setelah laa (لا) berupa manshub (isim nashob) atau mabni fathah dan menjadi isimnya la. Contoh:

لًا نًاصٍرَ حًقٍّ مًخذٌولٌ

“Penolong kebenaran itu tidak hina.”

Jumlah manfiyah fi’liyah

Sebagaimana pembagian fi’il, ada fi’il madhi dan mudhori’. Maka, jumlah manfiyah fi’liyah juga dibedakan menjadi dua, yaitu  jumlah manfiyah fi’liyah yang fi’ilnya adalah madhi dan  jumlah manfiyah fi’liyah yang fi’ilnya adalah mudhori’.

Jumlah manfiyah fi’liyah berupa madhi

Ada dua kalam nafi yang jatuh sebelum fi’il madhi. Kalam nafi tersebut yaitu maa (ما) dan laa.

Maa

Status ma nafi di sini adalah la mahalla lahu minal i’rob. Maksudnya adalah ma tersebut tidak menempati status i’rob apapun.

Contoh

مَا سَرِقْتُ المَالَ

“Aku tidak mencuri harta.”

Laa (لا)

Dalam jumlah manfiyah fi’liyah yang fi’ilnya berupa fi’il madhi, kalam nafi laa (لا) wajib diulang agar bisa bermakna tidak atau menyangkal. Karena jika hanya disebutkan satu kali, kalam laa bisa bermakna do’a. Contoh:

لاأكلتُ ولا شَرِبْتُ

“Saya tidak makan dan tidak minum.”

Sedangkan, contih laa yang bermakna do’a adalah:

لاوفّق الله المعتدي

“Semoga Allah tidak memberi pertolongan pada orang yang melebihi batas.”

Jumlah manfiyah fi’liyah berupa mudhori’

Berikut adalah kalam nafi dalam jumlah manfiyah fi’liyah berupa mudhori’:

Laa (لا)

Makna laa nafi adalah tidak. Akan tetapi, kalam ini tidak berpengaruh pada i’rob fiil mudhori’ yang berdiri setelahnya. Kalam ini berfungsi untuk menyangkal suatu peristiwa baik yang terjadi sekarang atau terjadi di waktu yang akan datang. Contoh:

أَنَا لَا أَسْمَعُكَ الآنَ.لَا أُرَافِقُكَ غَدًا فِي سَفَرِكَ

“Aku tidak mendengarmu sekarang. Tidak akan menemanimu besok dalam perjalananmu.”

Lam (لم)

Lam nafi berdiri sebelum fiil mudhori’ dan menjazemkan fiil tersebut. Namun, fiil yang dijazemkan hanya satu. Lam nafi juga merupakan huruf qolab karena mampu merubah zaman fiil mudhori’ menjadi zaman madhi. Kalam ini juga berfungsi sebagai kata penyangkal. Contoh:

لَمْ أزُرْكَ أَمْسِ

“Aku tidak mengunjungimu kemarin.”

Ma

مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ– الذاريات 57

“Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. (51:57)”

Lamma (لمَّا)

Lamma artinya helum. Fungsinya adalah menjazemkan satu fiil mudhori’. Contoh:

نضجت الثمار ولمَّا تُقطف.لمَّا يعد المسافر

“Buah itu masak. Dan saat buah itu dipetik, musafir itu belum kembali.”

Lan (لن)

Lan bermakna tidak akan yang mana menyangkan suatu peristiwa di masa depan. Kalam ini menash8bkan fiil mudhori’. Contoh:

لَنْ أَكْذِبَ عَلَيْكَ

“Aku tidak akan bohong padamu.”

Laisa (ليس)

Laisa berarti tidak. Laisa bisa menafikan jumlah ismiyah maupun fi’liyah. Dalam.jumlah fi’liyah, laisa bisa saja tidak memiliki dhomir. Sehingga, kalam tersebut tidak beri’rob. Jika masuk pada fiil mudhori’, laisa bermakna seperti laa (tidak). Contoh:

فليس تزور إلا في الظلام أي فلا تزور

Kamu tidak berkunjung kecuali dalam gelap.”

Itulah penjelasan tentang jumlah manfiyah dan contohnya. Semoga bermanfaat.

 

 

 

Sebelumnya

Tips Membeli Mobil Bekas dan Waktu yang Tepat untuk Membeli Mobil Bekas

Selanjutnya

Pendaftaran Beasiswa Australia Awards 2025 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Samudrapikiran.com