samudrapikiran – Isim Fail adalah salah satu jenis kata benda dalam bahasa Arab yang berasal dari kata kerja dan menunjukkan pelaku dari kata kerja tersebut. Isim Fail sering disebut juga sebagai subjek, karena biasanya berfungsi sebagai pemilik atau pelaku dari suatu perbuatan. Selain itu, Isim Fail memiliki beberapa macam, fungsi, dan contoh yang akan kita bahas dalam artikel ini.
Pengertian Isim Fail
Isim Fail adalah kata benda yang berasal dari kata kerja dan menunjukkan pelaku dari kata kerja tersebut. Isim Fail dibentuk dengan menambahkan huruf-huruf tertentu pada kata kerja, sesuai dengan pola dan jumlah hurufnya. Dan Isim Fail biasanya beri’rab rofa’ (berharakat dhommah) dan berpasangan dengan isim maf’ul (objek) yang beri’rab nashab (berharakat fathah).
Contoh Isim Fail:
- ضَارِبٌ (dhaaribun) berasal dari kata kerja ضَرَبَ (daraba) yang berarti memukul. Isim Fail ضَارِبٌ (dhaaribun) berarti pemukul atau orang yang memukul.
- قَائِمٌ (qaa’imun) berasal dari kata kerja قَامَ (qaama) yang berarti berdiri. Isim Fail قَائِمٌ (qaa’imun) berarti berdiri atau orang yang berdiri.
- كَاتِبٌ (kaatibun) berasal dari kata kerja كَتَبَ (kataba) yang berarti menulis. Isim Fail كَاتِبٌ (kaatibun) berarti penulis atau orang yang menulis.
Macam-macam Isim Fail
Isim Fail dibedakan berdasarkan jumlah huruf dan pola kata kerja yang menjadi asalnya. Ada dua jenis Isim Fail, yaitu:
1. Isim Fail bagi Fi’il Tsulatsy (kata kerja tiga huruf)
Pertama, Isim Fail bagi Fi’il Tsulatsy dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
– Isim Fail bagi Fi’il Tsulatsy Mujarrad (kata kerja tiga huruf asli)
Isim Fail ini dibentuk dengan menambahkan huruf alif setelah huruf pertama dari kata kerja, jika polanya fa-‘a-la (huruf 1, 2, 3). Contoh: ضَرَبَ (daraba) menjadi ضَارِبٌ (dhaaribun). Jika polanya fa-‘i-la (huruf 1, 2, 3), maka huruf kedua dari kata kerja diganti dengan huruf ya. Contoh: قَامَ (qaama) menjadi قَائِمٌ (qaa’imun).
– Isim Fail bagi Fi’il Tsulatsy Mazid (kata kerja tiga huruf dengan tambahan huruf)
Isim Fail ini dibentuk dengan mengikuti pola kata kerja yang ditambahkan hurufnya. Contoh: أَكَلَ (akala) menjadi آكِلٌ (aakilun), karena kata kerja ini ditambahkan huruf alif di awal. أَفْعَلَ (af’ala) menjadi مُفْعِلٌ (muf’ilun), karena kata kerja ini ditambahkan huruf mim dan syaddah di awal.
2. Isim Fail bagi Fi’il Ruba’i (kata kerja empat huruf)
Isim Fail bagi Fi’il Ruba’i juga dibagi menjadi dua, yaitu:
- Isim Fail bagi Fi’il Ruba’i Mujarrad (kata kerja empat huruf asli). Isim Fail ini dibentuk dengan menambahkan huruf alif setelah huruf pertama dari kata kerja. Contoh: ذَهَبَ (dhahaba) menjadi ذَاهِبٌ (dhaahibun).
- Isim Fail bagi Fi’il Ruba’i Mazid (kata kerja empat huruf dengan tambahan huruf). Isim Fail ini dibentuk dengan mengikuti pola kata kerja yang ditambahkan hurufnya. Contoh: أَذْهَبَ (adzh-haba) menjadi مُذْهِبٌ (mudzh-hibun), karena kata kerja ini ditambahkan huruf mim dan syaddah di awal.
Contoh Isim Fail dalam Kalimat
Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan Isim Fail dalam kalimat:
- خَالِدٌ ضَارِبٌ كَلْبَهُ (Khalidun dhaaribun kalbahu) artinya Khalid memukul anjingnya. Isim Fail ضَارِبٌ (dhaaribun) beri’rab rofa’ dan isim maf’ul كَلْبَهُ (kalbahu) beri’rab nashab.
- الطَّالِبُ قَائِمٌ عَلَى الْمَسْحَفِ (Ath-thaalibu qaa’imun ‘alal-mashafi) artinya Siswa berdiri di atas mushaf. Isim Fail قَائِمٌ (qaa’imun) beri’rab rofa’ dan isim maf’ul الْمَسْحَفِ (al-mashafi) beri’rab jarr.
- الْمُدَرِّسُ كَاتِبٌ الْوَاجِبَ (Al-mudarrisu kaatibun al-waajiba) artinya Guru menulis tugas. Isim Fail كَاتِبٌ (kaatibun) beri’rab rofa’ dan isim maf’ul الْوَاجِبَ (al-waajiba) beri’rab nashab.
Demikianlah artikel tentang Isim Fail: Pengertian, Macam-macam, dan Contohnya yang wajib kamu tahu, sebagai tambahan pengetahuan sehingga bisa lebih cepat memahami bahasa Arab dan ilmu Nahwu. Semoga bermanfaat, sampai jumpa pada artikel berikutnya! I’rab adalah salah satu topik penting dalam ilmu nahwu, yaitu ilmu yang membahas kaidah-kaidah bahasa Arab. I’rab berarti perubahan harakat (vokal) akhir suatu kalimah (kata) karena adanya amil (faktor) yang mempengaruhinya. Kira-kira ada berapa macam-macam i’rab?
Perlu kamu tahu, I’rab menunjukkan kedudukan dan fungsi kalimah dalam kalimat, serta hubungannya dengan kalimah lainnya. I’rab juga dapat membedakan arti suatu kalimah yang sama, tergantung pada harakat akhirnya. Misalnya, kata زَيْدٌ (Zaid) dapat berarti “Zaid” (nama orang), “yang meningkat” (sifat), atau “yang ditinggikan” (maushul) tergantung pada harakat akhirnya.
Macam-Macam I’rab
I’rab terbagi menjadi empat macam, yaitu:
1. I’rab Rafa’
I’rab rafa’ adalah i’rab yang menunjukkan harakat dhammah (u) atau yang semakna dengannya pada akhir kalimah. Selain itu, i’rab rafa’ biasanya menunjukkan kedudukan sebagai mubtada (subyek), khabar (predikat), fa’il (pelaku), atau na’at (keterangan). Contoh i’rab rafa’ adalah:
- Harakat dhammah, misalnya: زَيْدٌ قَائِمٌ (Zaidun qaimun, Zaid berdiri). Kata زَيْدٌ (Zaidun) berharakat dhammah karena berkedudukan sebagai mubtada, dan kata قَائِمٌ (qaimun) berharakat dhammah karena berkedudukan sebagai khabar.
- Huruf wau, misalnya: الْمُسْلِمُونَ أَخْوَةٌ (Al-muslimuna ikhwan, Orang-orang muslim bersaudara). Kata الْمُسْلِمُونَ (Al-muslimuna) berakhir dengan huruf wau karena merupakan jamak muzakkar salim (jamak laki-laki yang beraturan) yang berkedudukan sebagai mubtada, dan kata أَخْوَةٌ (ikhwan) berakhir dengan huruf wau karena merupakan jamak muzakkar salim yang berkedudukan sebagai khabar.
- Huruf alif, misalnya: هُوَ طَالِبٌ (Huwa thalibun, Dia adalah seorang siswa). Kata هُوَ (huwa) berakhir dengan huruf alif karena merupakan dhomir (kata ganti) yang berkedudukan sebagai mubtada, dan kata طَالِبٌ (thalibun) berakhir dengan huruf alif karena merupakan isim tafdhil (kata benda yang menunjukkan perbandingan) yang berkedudukan sebagai khabar.
- Huruf nun, misalnya: أَنْتَ تَقْرَأُ (Anta taqra’u, Kamu membaca). Kata أَنْتَ (anta) berakhir dengan huruf nun karena merupakan dhomir yang berkedudukan sebagai fa’il, dan kata تَقْرَأُ (taqra’u) berakhir dengan huruf nun karena merupakan fi’il mudhari’ (kata kerja sekarang) yang berkedudukan sebagai khabar.
2. I’rab Nasab
I’rab nasab adalah i’rab yang menunjukkan harakat fathah (a) atau yang semakna dengannya pada akhir kalimah. Dan i’rab nasab biasanya menunjukkan kedudukan sebagai maf’ul (obyek), shifat (predikat), hal (keadaan), atau badal (pengganti). Contoh i’rab nasab adalah:
- Harakat fathah, misalnya: رَأَيْتُ زَيْدًا (Ra’aytu zaidan, Aku melihat Zaid). Kata رَأَيْتُ (ra’aytu) berharakat fathah karena merupakan fi’il madhi (kata kerja lampau) yang berkedudukan sebagai khabar, dan kata زَيْدًا (zaidan) berharakat fathah karena berkedudukan sebagai maf’ul bih (obyek langsung).
- Huruf ya, misalnya: هُمْ طُلَابٌ فَاضِلُونَ (Hum thulaabun faadhiluna, Mereka adalah siswa-siswa yang berprestasi). Kata هُمْ (hum) berakhir dengan huruf ya karena merupakan dhomir (kata ganti) yang berkedudukan sebagai mubtada, dan kata فَاضِلُونَ (faadhiluna) berakhir dengan huruf ya karena merupakan shifat musyabbah bil fa’il (sifat yang menyerupai pelaku) yang berkedudukan sebagai shifat.
- Huruf alif, misalnya: أَكَلَ الْقِطُّ السَّمَكَةَ (Akala al-qittu al-samakata, Kucing itu memakan ikan). Kata أَكَلَ (akala) berakhir dengan huruf alif karena merupakan fi’il madhi yang berkedudukan sebagai khabar, dan kata السَّمَكَةَ (al-samakata) berakhir dengan huruf alif karena merupakan isim maqshur (kata benda yang berakhir dengan alif) yang berkedudukan sebagai maf’ul bih.
- Huruf nun, misalnya: أَنَا أَدْرُسُ اللُّغَةَ الْعَرَبِيَّةَ (Ana adrusu al-lughata al-‘arabiyyata, Saya belajar bahasa Arab). Kata أَنَا (ana) berakhir dengan huruf nun karena merupakan dhomir yang berkedudukan sebagai fa’il, dan kata اللُّغَةَ الْعَرَبِيَّةَ (al-lughata al-‘arabiyyata) berakhir dengan huruf nun karena merupakan isim manshub (kata benda yang berharakat nasab) yang berkedudukan sebagai maf’ul bih.
3. I’rab Khafadz (Jer)
I’rab khafadz (jer) adalah i’rab yang menunjukkan harakat kasrah (i) atau yang semakna dengannya pada akhir kalimah. Dan i’rab khafadz (jer) biasanya menunjukkan kedudukan sebagai mudhaf ilaih (yang dimiliki), majrur (yang dipengaruhi oleh huruf jer), atau isim maushul (kata penghubung). Contoh i’rab khafadz (jer) adalah:
- Harakat kasrah, misalnya: كِتَابُ زَيْدٍ (Kitabu zaidin, Buku milik Zaid). Kata كِتَابُ (kitabu) berharakat kasrah karena merupakan mudhaf (yang memiliki) yang berkedudukan sebagai mubtada, dan kata زَيْدٍ (zaidin) berharakat kasrah karena merupakan mudhaf ilaih (yang dimiliki) yang berkedudukan sebagai khabar.
- Huruf ya, misalnya: مَرَرْتُ بِزَيْدٍ (Marartu bi-zaidin, Aku berpapasan dengan Zaid). Kata مَرَرْتُ (marartu) berharakat kasrah karena merupakan fi’il madhi yang berkedudukan sebagai khabar, dan kata زَيْدٍ (zaidin) berakhir dengan huruf ya karena merupakan majrur (yang dipengaruhi oleh huruf jer) yang berkedudukan sebagai maf’ul fihi (obyek dalam).
- Huruf alif, misalnya: الَّذِيْ جَاءَ زَيْدٌ (Alladzi jaa-a zaidun, Yang datang adalah Zaid). Kata الَّذِيْ (alladzi) berakhir dengan huruf alif karena merupakan isim maushul (kata penghubung) yang berkedudukan sebagai mubtada, dan kata زَيْدٌ (zaidun) berakhir dengan huruf alif karena merupakan isim tafdhil (kata benda yang menunjukkan perbandingan) yang berkedudukan sebagai khabar.
4. I’rab Jazm
I’rab jazm adalah i’rab yang menunjukkan harakat sukun (o) atau yang semakna dengannya pada akhir kalimah. Dan I’rab jazm biasanya menunjukkan kedudukan sebagai fi’il (kata kerja) yang dipengaruhi oleh huruf nashab (yang menunjukkan keinginan atau permintaan). Contoh i’rab jazm adalah:
- Harakat sukun, misalnya: اُدْخُلْ (Udkhul, Masuklah). Kata اُدْخُلْ (udkhul) berharakat sukun karena merupakan fi’il amar (kata kerja perintah) yang berkedudukan sebagai khabar.
- Huruf alif, misalnya: لَمْ يَكُنْ (Lam yakun, Tidak ada). Kata يَكُنْ (yakun) berakhir dengan huruf alif karena merupakan fi’il mudhari’ (kata kerja sekarang) yang berkedudukan sebagai khabar, dan dipengaruhi oleh huruf lam (yang menunjukkan penafian).
- Huruf ya, misalnya: لَا تَقْرَأْ (La taqra’, Jangan membaca). Kata تَقْرَأْ (taqra’) berakhir dengan huruf ya karena merupakan fi’il mudhari’ yang berkedudukan sebagai khabar, dan dipengaruhi oleh huruf la (yang menunjukkan larangan).
Demikian penjelasan singkat tentang macam-macam i’rab dalam ilmu nahwu. Semoga bermanfaat. Dapatkan informasi menarik lainnya hanya di situs samudera pikiran ini, ya!