Artikel ini akan mengajak kita untuk belajar tentang isim alat dan contohnya. Apa itu? Sebagaimana namanya, isim tersebut berfungsi untuk menunjukkan alat atau benda yang dimanfaatkan untuk melakukan sesuatu. Tentunya, pekerjaan dengan alat mempunyai objek (maful bih) tersendiri.
Ilmu nahwu dan shorof memberikan pembahasan lebih rinci dan jelas mengenai isim alat, selain isim zaman isim makan serta isim lainnya. Di antaranya adalah pembentukan isimnya, wazan yang diikuti, hingga contoh-contohnya.
Agar lebih jelas dan mudah dipahami, mari kita simak penjelasan berikut mengenai pengertian, wazan, dan juga hukum i’robnya!
Pengertian Isim Alat dan Contohnya
Apa itu isim alat? Isim alat yakni kata benda yang umumnya terbentuk dari kata kerja (fiil tsulasi mujarrad). Fiil tersebut terdiri atas tiga huruf dan bersifat muta’adi (membutuhkan objek). Artinya, kata tersebut akan menunjukkan suatu benda (alat) yang juga membutuhkan objek dari pekerjaan yang dimaksud. Contoh isim alat adalah gergaji (المِنْشَارُ), pendingin (المِبْرَدُ), sapu (المِكْنَسَةُ), dan lainnya.
Tiga contoh di atas merupakan kata yang berasal dari kata kerja yang memerlukan alat dan objek. Misalnya, pendingin bermula dari kata kerja ‘mendinginkan’. Mendinginkan apa dan dengan apa? Objeknya kondisional dan alatnya tentu pendingin. Begitu juga sapu yang berawal dari kata ‘menyapu’. Untuk menyapu (objek), kita memerlukan alat yang bernama sapu. Ini berlaku untuk kata atau isim alat lainnya.
Meski demikian, tidak semua isim alat dibentuk dari fiil tsulasi mujarrad. Artinya, kata tersebut bisa berasal dari fiil yang terdiri atas 4 huruf atau lebih. Misalnya, penggantung (المعْلاق), kain penutup (المِئْزَرُ), tempat wudhu (المِئْضَأة), dan sebagainya.
Wazan isim alat dan contohnya
Tidak hanya fiil yang mengikuti pola suatu wazan, isim pun demikian, khususnya isim alat. Lalu, apa saja wazan yang dijadikan dasar pembentukan isim alat dan contohnya? Ada tiga wazan yang diterapkan dalam isim alat. Wazan tersebut antara lain:
Wazan مِفْعَلٌ . Contoh isim alat yang mengikuti wazan tersebut adalah مِرْقَمٌ (alat untuk memberi nomer (pena, pensil, dan lainnya)), مِقَصٌّ (gunting), مِبْضَعٌ (alat pemotong seperti silet, pisau, dan lainnya).
Wazan مِفْعَلَةٌ . Contohnya adalah مِكْنَشَةٌ (sapu), مِنَشَّة (alat pengusir lalat), مِشْرَبَةٌ (gelas/alat untuk minum)
Wazan مِفْعَالٌ . Contohnya antara lain: مِفْتَاحٌ (alat untuk membuka/kunci), مِجْذافٌ (dayung), مِغْرَافٌ (gayung).
Sebenarnya, tiga wazan di atas bukan merupakan patokan atau pola paten untuk membentuk isim alat. Ada pula isim alat yang berasal dari isim jamid. Isim jamid tidak bisa ditashrif. Artinya, isim tersebut bukan berawal dari wazan-wazan sebelumnya maupun kata kerja.
Contohnya adalah pisau (سِكِّيْنٌ). Tidak ada kata kerja memisau. Maka, pisau bukan berasal dari fiil. Contoh lainnya yakni senjata (شَوْكَةٌ), pensil (قَلَمٌ), palu (فَأْسٌ), dan masih banyak lagi.
I’rob dalam isim alat
Bagaimana hukum i’rob dari isim alat? Apakah rofa’, nashob, jar? Pada dasarnya, isim ini merupakan kalimah yang fleksibel. Isim ini bisa beri’rob apa saja, entah sebagai majrur, manshub, maupun marfu’. Lantas, kapan isim alat dihukumi i’rob tertentu? Hal ini tergantung jumlah dan posisinya saja. Hukum i’rob akan dibahas lebih lanjut di artikel selanjutnya.
Bagaimana? Sudah cukup jelas, kan, pengertian isim alat dan contohnya? Isim tersebut sama dengan isim-isim lainnya. Jadi, kita akan mudah memahami dan mengaplikasikannya. Semangat belajar dan semoga bermanfaat!