Dalam Bahasa Arab juga terdapat kata sambung yang dikenal dengan istilah Athof dan contohnya. Sebagaimana artinya, fungsi athof adalah untuk menyambung antar kalimah. Athof terletak setelah kata hubung karena memang termasuk jenis tawabi. Maksud dari tawabi ini adalah untuk menghubungkan kalimah yang sama, seperti sesama fiil atau isim.

Huruf Athof dan Contohnya

Dalam Bahasa Arab, ada sepuluh macam kata penghubung atau huruf athof. Masing-masing huruf tersebut tentu memiliki fungsi dan arti tersendiri. Artinya, kita tidak bisa memakai huruf athof di sembarang kalimah. Semua harus sesuai arti dan fungsinya.

Lalu, apa saja huruf tersebut? Di antaranya adalah:

Huruf Athof Wawu (وَ) dan Contohnya

Kita pasti sudah tahu arti ‘wa’ (وَ) , yaitu ‘dan’. Huruf tersebut dapat menggabungkan dua atau lebih kata yang sama. Misalnya, fiil dengan fiil, isim dengan isim, dan lainnya.

Kedudukan serta i’rab huruf ‘wa’ adalah sama. Sehingga, kata yang dihubungkan tersebut memiliki arti khusus dalam suatu kalimat.
Contoh:
حَضَرَ الطَّالِبُ وَالمُدَرِّسُ artinya murid dan guru datang.
Siapa yang datang? Yakni murid dan guru.

Huruf Athof Fa’ (فَ) dan Contohnya

Selanjutnya adalah huruf ‘fa’ yang bermakna maka atau lalu. Fungsi dari huruf ini adalah untuk menandakan adanya suatu kondisi tanpa jeda atau berurutan. Biasanya, fa’ digunakan dalam kalimat yang menunjukkan cerita atau kejadian tertentu.

Contoh:
Guru masuk, lalu muridnya (جاء الأستاذُ فالطالبُ)
Kalimah tersebut menjelaskan kegiatan runtut, yaitu siswa masuk setelah gurunya.

Huruf Athof Tsumma (ثُمَّ)

Tsumma hampir sama dengan huruf ‘fa’. Fungsinya untuk menggabungkan kegiatan atau cerita yang berurutan. Dalam bahasa Indonesia, tsumma artinya kemudian. Contoh:
Guru/ustadz hadir, kemudian siswanya (حضر الأستاذُ ثم الطالبُ)

Huruf Athof Hatta (حَتىّ)

Hatta artinya sehingga. Kata hubung ini memiliki syarat khusus dalam menghubunngkan kalimah. Apa itu? Yaitu ma’thuf bih harus memakai atau berupa isim zahir. Ini karena ma’thuf termasuk ma’thuf alaih.
Contoh:
Saya makan ikan hingga/sampai kepalanya (اكلتُ السمكةَ حتَّى رأسَهَا)

Huruf Athof Aw (أَوْ)

Ada juga huruf athof ‘aw’ yang bermakna ‘atau’. Fungsinya yaitu untuk memberikan pilihan atau menunjukkan nama/makna lain dari kata tertentu. Contoh:
Nikahilah Hindun atau saudaranya (تَزَوَج هِندا أو أختَها)

Dalam hal ini, kalimah tersebut memberi pilihan kepada seseorang agar menikah dengan Hindun atau saudaranya.

Huruf Athof Am (أَمْ)

Am juga bermakna ‘atau’. Apa bedanya dengan ‘aw’? Huruf ini menjelaskan makna mencari atau menuntut suatu ketentuan. Ini berlaku apabila posisi huruf ‘am’ adalah setelah hamzah dalam dua lafadz.

Huruf am biasa digunakan untuk menunjukkan kata penghubung “atau / ataukah”. Biasanya huruf am ini digunakan untuk menggambarkan makna menuntut atau mencari sebuah ketentuan. Kata penghubung ini dapat dilakukan bila huruf am jatuh sesudah hamzah, yang ada dalam dua lafaz.

Huruf Athof Bal (بَلْ)

Huruf ini menjelaskan kegiatan atau kenyataan yang berlawanan. Susunan kalimah yang terakhir menunjukkan fakta yang benar. Huruf bal juga berfungsi untuk menjelaskan hukum larangan (nahi). Contoh:

Zaid tidak datang, tetapi Umar yang datang (ما جاءَ زيدٌ بل عمرٌ)

Huruf Athof Laa (لاَ)

‘Laa’ juga menunjukkan sesuatu yang bertentangan di mana kalimah pertamalah yang benar. Maknanya adalah tidak atau bukan.

Contoh:
Aku membeli daging, bukan ikan (إشتريت لحمًا لا سمكًا)

Huruf Athof Laakin (لكِنْ)

‘Laakin’ memiliki makna ‘akan tetapi’. Lafadz ini menjelaskan makna susulan atau perkataan. Susnannya adalah ما النفي، ما النهي . Umumnya, ini berhubungan dengan pertentangan fakta. Contoh:

Saya tidak berjumpa dengan pria sholih, tetapi pria fasik (ما مررْتُ برجلٍ صالحٍ لكنْ طالحٍ)

Huruf Athof Laa (لاَ)

‘Laa’ juga menunjukkan sesuatu yang bertentangan di mana kalimah pertamalah yang benar. Maknanya adalah tidak atau bukan. Contoh:
Aku membeli daging, bukan ikan (إشتريت لحمًا لا سمكًا)

Huruf Athof Laakin (لكِنْ)

‘Laakin’ memiliki makna ‘akan tetapi’. Lafadz ini menjelaskan makna susulan atau perkataan. Susnannya adalah ما النفي، ما النهي . Umumnya, ini berhubungan dengan pertentangan fakta. Contoh:

Saya tidak berjumpa dengan pria sholih, tetapi pria fasik (ما مررْتُ برجلٍ صالحٍ لكنْ طالحٍ)

Hukum Athof dan Contohnya

Ada hal yang harus diperhatikan ketika membuat athof, yaitu i’rob ma’tuf ‘alaih harus sama semua. I’rob bisa berupa rofa’, nashob, jar, dan jazem. Jadi, baik ma’tuf maupun ma’tuf ‘alaih beri’rob serupa.

Itulah penjelasan mengenai huruf athof dan contohnya. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *