Na’at Man’ut dalam Al-Qur’an dan Contohnya


Na’at Man’ut dalam Al-Qur’an sangatlah banyak. Di postingan sebelumnya, kita sudah membahas secara singkat dan jelas apa itu na’at dan man’ut. Sekarang, kita akan mencoba menemukan contohnya dalam ayat suci Al-Qur’an.
Na’at Man’ut dalam Surat An-Naml
Lafadz ‘arsyun (عَرۡشٌ) ‘adziim (عَظِيۡمٌ) dalam surat An-Naml ayat 23. ‘Adziim (عَظِيۡمٌ) merupakan na’at sedangkan ‘arsyun (عَرۡشٌ) menjadi man’ut dari lafadz ‘adziim (عَظِيۡمٌ).
Lantas, bagaimana bunyi ayat keseluruhannya? Ayat tersebut yaitu:
اِنِّىۡ وَجَدتُّ امۡرَاَةً تَمۡلِكُهُمۡ وَاُوۡتِيَتۡ مِنۡ كُلِّ شَىۡءٍ وَّلَهَا عَرۡشٌ عَظِيۡمٌ
yang artinya; “Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar.”
Selain ayat di atas, masih ada lagi ayat dalam surat An-Naml yang mengandung na’at man’ut, yaitu ayat 29 yang berbunyi:
قَالَتۡ يٰۤاَيُّهَا الۡمَلَؤُا اِنِّىۡۤ اُلۡقِىَ اِلَىَّ كِتٰبٌ كَرِيۡمٌ
Artinya; “Dia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia.”
Kita fokus pada kalimat kitaabun kariimun pada penggalan ayat terakhir. Yang berstatus sebagai na’at adalah lafadz kariimun (كَرِيۡمٌ) dan man’utnya adalah kitaabun (كِتٰبٌ). Artinya, kariimun (كَرِيۡمٌ) menyifati kitaabun (كِتٰبٌ) yang bermakna kitab yang mulia.
Surat An-Naml ayat 22 juga terdapat na’at dan man’ut yakni pada kalimat binabain yaqiinin yang bermakna berita yang meyakinkan. Kalimat lengkapnya yaitu:
فَمَكَثَ غَيۡرَ بَعِيۡدٍ فَقَالَ اَحَطْتُّ بِمَا لَمۡ تُحِطۡ بِهٖ وَ جِئۡتُكَ مِنۡ سَبَاٍۢ بِنَبَاٍ يَّقِيۡنٍ
Artinya, “Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita yang meyakinkan.”
Na’at dalam penggalan kalimat di atas adalah yaqiinin (يَّقِيۡنٍ) dan man’ut dari yaqiinin adalah nabain (نَبَاٍ).
Itu adalah beberapa contoh na’at man’ut yang terdapat dalam surat An-Naml. Apakah masih ada yang lain? Tentu saja, masih ada banyak sekali.
Na’at Man’ut dalam Surat Yasin
Sebagaimana surat An-Naml, dalam beberapa ayat surat Yasin juga mengandung kata sifat dan yang disifati (na’at man’ut). Di sini, ada dua contoh ayat dalam surat Yasin yang di dalamnya terdapat na’at dan man’ut.
Yang pertama adalah ayat 11, yaitu pada lafadz ajrin kariim (اَجۡرٍ كَرِيۡمٍ). Kariim(كَرِيۡمٍ) adalah na’at yang bermakna mulia. Sementara, ajrin (اَجۡرٍ) adalah man’ut yang bermakna pahala. Jadi, mulia menyifati pahala sehingga maknanya menjadi ‘pahala yang mulia’. Bunyi ayatnya adalah
اِنَّمَا تُنۡذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكۡرَ وَخَشِىَ الرَّحۡمٰنَ بِالۡغَيۡبِۚ فَبَشِّرۡهُ بِمَغۡفِرَةٍ وَّاَجۡرٍ كَرِيۡمٍ
Artinya, “Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.”
Selanjutnya adalah surat Yasin ayat 12 yang merupakan lanjutan setelah ayat sebelumnya yang disebutkan di atas. Ayat tersebut yakni:
اِنَّا نَحۡنُ نُحۡىِ الۡمَوۡتٰى وَنَكۡتُبُ مَا قَدَّمُوۡا وَاٰثَارَهُمۡؕؔ وَكُلَّ شَىۡءٍ اَحۡصَيۡنٰهُ فِىۡۤ اِمَامٍ مُّبِيۡنٍ
Artinya, “Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).”
Kira-kira, mana yang merupakan na’at dan mana yang menjadi man’utnya? Jawabannya adalah kalimat imaamin mubiin (اِمَامٍ مُّبِيۡنٍ).
Imaamin (اِمَامٍ) dalam ayat tersebut artinya kitab, sedangkan mubiin (مُّبِيۡنٍ) artinya jelas. Jika digabungkan, makasih maknanya adalah kitab yang jelas. Dari makna tersebut, kita bisa mengetahui bahwa imaamin (اِمَامٍ) merupakan kata benda atau isim. Maka, statusnya adalah sebagai man’ut (disifati na’at). Sementara, mubiin (مُّبِيۡنٍ) adalah na’at.
Contoh yang terakhir adalah ayat 24 yang berbunyi:
اِنِّىۡۤ اِذًا لَّفِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ
Artinya, “Sesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata.”
Yang berstatus sebagai na’at man’ut adalah kalimat dholaalin mubiin (ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ) yang maknanya adalah kesesatan yang nyata. Kalimat ini mirip dengan kalimat dalam contoh sebelumnya. Jadi, tentu kita mudah untuk menganalisisnya. Na’atnya adalah mubiin (مُّبِيۡنٍ), sedangkan man’utnya adalah dholaalin (ضَلٰلٍ).
Bagaimana, sudah paham kan? Semoga penjelasan na’at man’ut dalam Al-Qur’an tersebut dapat dipahami dengan baik dan bermanfaat.