Samudra Pikiran – Akhirat adalah tempat yang kekal sekaligus hari pembalasan sesuai amal perbuatannya. Namun ada 4 hal yang akan ditanya serta perlu kita perhatikan agar yaumul hisab (hari perhitungan) nantinya kita benar-benar mudah dan ringan masuk ke surga.
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الأَسْلَمِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ رواه الترمذي (2417)، وقال: ” هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ”.
Artinya: Diriwayatkan dari Barzah Aslami: Rasulullah Saw bersabda: Tidak akan bergerak langkah seorang hamba di hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya dihabiskan, ilmu yang diamalkan, dari mana rezeki yang ia peroleh dan apa yang dikerjakan dengan fisiknya. HR. Tirmidzi (2417) dam berkata: Ini (hadisy) hasan shahih.
Umur
Setiap manusia di dunia ini pasti diberikan jatah (umur) oleh Allah Swt. Barang siapa yang memiliki umur yang panjang disertai amal yang saleh pasti akan sangat berkah di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika sepanjang umurnya banyak dihabiskan hanya untuk bermaksiat kepadaNya tanpa bertaubat, maka celakalah ia!
Ilmu
Pepatah Arab mengatakan: Ilmu yang tak diamalkan seperti pohon tak berbuah. Tujuan Allah Swt menganugerahi kita ilmu supaya dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Ilmu harus diamalkan agar tidak mudah lupa dan merupakan salah satu tanda ilmu tersebut bermanfaat adalah dengan mengamalkannya. Bukan hanya ilmu agama, melainkan juga ilmu sosial, umum dan lain sebagainya yang bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian.
Rezeki
Menghindari rezeki yang haram dan memilih rezeki yang halal adalah kewajiban bagi semua muslim. Jangan sampai kita hidup dari rezeki haram seperti mencuri, bermain slot serta pekerjaan haram lainnya. Sebab semua itu tidak akan pernah berkah dan hanya mengundang amarah Allah Swt.
Fisik
Tubuh kita termasuk rezeki dari Allah Swt, maka ia juga akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Maksudnya adalah jika kamu pakai tubuhmu untuk melakukan pekerjaan yang diridhai-Nya seperti beribadah, bekerja mencari nafkah untuk keluarga maka hal itu merupakan ibadah yang akan mendapat balasan surga. Sebaliknya, jika kamu pakai tubuhmu untuk bermaksiat kepada-Nya maka kelak kamu akan memperoleh balasan berupa neraka.
Baca juga: Perubahan dan Keadaan I’rob dalam Nahwu