Kita sudah pernah membahas semua I’rob dalam nahwu, mulau dari pengertian, pembagian, tanda, hingga contohnya. Namun, ada satu hal yang belum kita bahas, yaitu jenis perubahan dan keadaan i’rob.

Sebagaimana penjelasan di artikel-artikel sebelumnya, setiap i’rob mengalami perubahan. Yang membedakan adalah jenis perubahan/keadaannya. Inilah yang menjadi modal/pegangan kita untuk menentukan apakah suatu kalimah dibaca rofa’, nashob, jar, atau jazm.

Keadaan i’rob ada tiga macam, yaitu lafdzi, taqdiri, dan juga mahhalli. Apa perbedaannya dan bagaimana cara mengidentifikasi bacaan i’rob berdasarkan keadaan tersebut? Berikur penjelasannya:

Perubahan dan Keadaan I’rob Lafdzi

Secaa bahasa, lafdzi (لفظي) adalah lafadz. Maka, i’rob lafdzi adalah perubahan i’rob yang terletak di lafadznya, tepatnya di akhir lafad/kata. Artinya, perubahan i’rob tersebut nampak nyata, apalagi disertai dengan amil yang masuk.

Biasanya, perubahan lafdzi ini terjadi pada kalimah mu’rob. Apa itu? Yaitu kalimah yang bisa berubah akhir kata/lafadznya. Ini tidak berlaku untuk kalimah mabni dan juga mu’tal akhir. Perhatikan contoh berikut:
خَرَجَ الأُسْتَاذُ مِنَ الْفَصْـلِ

Kita fokus pada dua kalimah, yaitu الأُسْتَاذُ dan الْفَصْـلِ . Dua lafadz tersebut memiliki perbedaan di akhir. Lafadz الأُسْتَاذُ berakhiran dengan harakat dhommah, sedangkan الْفَصْـلِ berakhiran kasroh. Tentu saja, kita sudah paham bahwa dhommah merupakan tahda rofa’ dan kasroh adalah nashob.

Artinya, الأُسْتَاذُ adalah marfu’. Tanda rofa’nya dhommah dan posisi lafadz tersebut adalah fa’il. Sementara, الْفَصْـلِ menjadi manshub. Tanda nashobnya kasroh dan kemasukan huruf jar di depannya, yaitu مِنَ .

Perubahan dan Keadaan I’rob Taqdiri

Perubahan dan keadaan i’rob yang kedua adalah taqdiri (تقديري). Keadaan taqdiri tidak sama dengan lafdzi, khususnya perubahan di akhir kata. Kenyataannya, perubahan taqdiri tidak nampak jelas sebagaimana lafdzi. Maka, tanda i’rob/harakatnya dikira-kirakan. Contoh:
بِالقَاضِي مَرَرْتُ ,القَاضِي رَأيْتُ ,القَاضِي جَاءَ .

Seharusnya, setiap kalimah yang kemasukan amil i’rob mengalami perubahan sesuai aturannya. Misalnya, manshub dibaca kasroh, marfu’ dibaca dhommah, dan lainnya. Namun, kenapa tiga kalimah di atas tidak mengalami perubahan?

Lafdz القَاضِي di 3 kalimah tersebut tetap berbentuk sama. القَاضِي merupakan isim manqush, yaitu kalimah yang berakhiran dengan harakat kasroh dan ya’ manqushoh. Lantas, bagaimana cara mengi’robkannya? Simak penjelasan berikut:
جَاءَ القَاضِي

Lafadz القَاضِي merupakan fa’il dan menjadi marfu’. Tanda rofa’nya yakni dhommah yabg dikira-kirakan (dhommah muqoddaroh). Ini karena القَاضِي merupakan isim manqush.

Perubahan dan Keadaan I’rob Mahhalli

Yang terakhir adalah keadaan i’rob mahhalli (محلّي). Apa itu? Yaiti suatu keadaan di mana perubahan i’rob tidak nampak (di akhir kalimah) dan juga tidak dikira-kirakan.

Biasanya, keadaan semacam ini terjadi pada kalimah mabni, yaitu kalimah yang tidak mengalami perubahan pada harokat akhir.

Kalimah mabni akan tetap berbentuk seperti semula (harokat akhirnya) meskipun kemasukan amil yang berbeda. Maka, meskipun terdapat tanda rofa’, nashob, jar, atau jazm, kalimah tersebut merupakan i’tibar. I’robnya adalah i’rob mahhalli. Dengan kata lain, cara mengi’robkan (menentukan bacaan i’rob) kalimah tersebut tidaklah sama. Contoh:
جَاءَ هَؤُلَاءِ التَلَامِيْذُ
أنَتُمْ تَجْلِسُوْنَ عََلَى الكُرْسِي

Dari dua kalimah tersebut, terdapat dua kalimah mabni yang memiliki tanda rofa’ berupa dhomma, yaitu lafdz هَؤُلَاءِ dan أنَتُمْ . Namun, keduanya tetap/tidak berubah sesuai aturan karena memang dua-duanya adalah kalimah mabni. Maka, cara mengi’robkannya adalah:

هَؤُلَاءِ merupakan mahal i’rob rofa’, ditandai dengan mabni kasroh, dan menjadi fa’ilnya lafadz جَاءَ .

Bagaimana? Apakah bisa dipahami penjelasan terkait perubahan dan keadaan i’rob di atas? Jika masih bingung, ada baiknya kita juga harus mengulas materi i’rob sebelumnya. Semoga bermanfaat!

Sumber : Arobiyah Institute

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *