Table of contents:
Tahukah Anda perbedaan pesantren tradisional dan modern? Seperti yang kita ketahui, sekarang, banyak sekali gedung pesantren yang berdiri megah, mulai dari pesantren tradisonal hingga modern. Hanya saja, fokus pembelajaran keduanya cukup berbeda.
Pesantren sendiri merupakan sebuah wadah untuk mendidik para santri yang berfokus pada pendidikan agama. Dalam hal ini, santri dianjurkan (bahkan wajib) untuk tinggal di lingkup pesantren (pondok atau asrama) bersama asatidz dan asatidzah. Tentu saja, mereka tidak lepas dari bimbingan para Kyai.
Sebagaimana zaman yang semakin berkembang, sistem pendidikan juga ikut berkembang. Dulu, hampir semua pesantren yang ada di Indonesia masih tergolong tradisional. Lambat laun, banyak perubahan yang terjadi, yang mengubah pesantren berfokus pada sistem pendidikan modern. Lantas, apa yang membedakan di antara keduanya? Berikut penjelasannya:
Fokus Pendidikan Pesantren Tradisional dan Modern
Yang paling menonjol dari perbedaan keduanya adalah fokus pendidikan. Pesantren tradisional lebih condong dengan spiritual. Dalam artian, pondok jenis ini lebih berfokus pada pendidikan dan kegiatan keagamaan. Umumnya, santri akan mempelajari dan mendalami kitab kuning setiap hari.
Kitab kuning merupakan buku/kitab klasik yang berisi beragam pelajaran keislaman. Di antaranya adalah Akidah, Fikih, Hadits, Tafsir, Bahasa Arab, Tasawuf, dan lainnya. Kitab tersebut dinamakan kitab kuning karena memang kebanyakan versi cetaknya menggunakan kertas kuning/kekuningan.
Namun, sekarang sudah banyak versi terbaru yang menggunakan kertas putih arau keabuan. Lantas, kenapa masih disebut sebagai kitab kunig? Karena ini merupakan pembeda dari buku-buku modern atau kontemporer.
Bagaimana dengan pesantren modern?
Sebenarnya, baik pesantren tradisional dan modern masih sama-sama memfasilitasi pembelajaran kitab kuning. Hanya saja, pesantren modern tergabung dalam sekolah formal. Artinya, pendidikan agama bukanlah satu-satunya fokus utama. Sebaliknya, pesantren ini berupaya menonjolkan pendidikan formal, tetapi tetap menyeimbanginya dengan pendidikan agama.
Sistem Pembelajaran Pesantren Tradisional dan Modern
Pesantren tradisional tidak lepas dari pembelajaran bandungan atau sorogan. Sistem bandungan atau sorogan merupakan sitem pembelajaran yang menekankan layanan secara individu. Dalam hal ini, santri langsung menghadap ustadz/ustadzah/kyai untuk mempelajari kitab kuning terkait. Tujuannya adalah untuk tabarrukan. Jadi, santri tidak sekadar mempelajari suatu ilmu, tetapi juga ngalap barakah, doa, dan kearifan.
Sistem tersebut tidak begitu ditonjolkan di pesantren modern. Umumnya, pesantren modern lebih fokus pada sistem pendidikan bahasa, baik Bahasa Arab maupun Bahasa Inggris. Dalam kesehariannya, santri harus mempraktikkan bahasa yang telah dipelajari.
Penggunaan Teknologi Pesantren Tradisional dan Modern
Sebagaimana sistem yang ada (sorogan dan bandungan), pesantren tradisional tidak banyak memanfaatkan kecanggihan teknologi. Santri hanya butuh membaca, menghafal, dan mengulang materi yang telah dipelajari. Artinya, alat utama dalam pembelajaran adalah kitab, bukan teknologi.
Hal ini tidak sesuai dengan pesantren modern. Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa pesantren modern leboh menekankan metode praktik. Jadi, mau tidak mau, pesantren ini harus mengikuti perkembangan teknologi, baik dalam ilmu bahasa, sains, agama, dan lainnya. Yang dipelajari sangatlah beragam. Tidak heran, santri modern menguasai banyak hal, tidak sekadar ilmu agama.
Penerimaan Santri
Umumnya, sistem penerimaan santri di pesantren tradisional lebih mudah dibandingkan pesantren modern. Ini karena pesantrem tradisional tidak menerapkan sistem seleksi. Mereka hanya butuh mengklasifikasikan para santri baru berdasarkan kemampuannya. Jadi, dalam kelas diniyah juga terdapat tingkatannya, mulai dari A hingga seterusnya.
Berbeda dengan pesantren modern, mereka kebanyakan menggunakan sistem seleksi. Ini karena fokus pembelajarannya tidak hanya agama, tetapi juga umum. Calon santri barus harus mendaftar dan mengikuti serangkaian tes. Baru setelah itu, pihak pesantren akan mengklasifikasi santri yang lolos sesuai kemampuannya.
Bagaimana? Sekarang, kita sudah paham bagaimana sistem dan fokus pendidikan dalam dunia pesantren tradisional dan modern. Apapun itu, kedua pesantren tersebut sama-sama memiliki keunggulan. Santri tinggal menyesuaikan sistem mana yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan. Semoga bermanfaat!