Tidak Perlu Bingung! Ini Contoh Jamak Taksir yang Mudah Dipahami


samudrapikiran.com – Dalam pembelajaran tata bahasa Arab, jamak taksir merupakan salah satu bentuk plural yang sering ditemukan dalam berbagai teks Arab klasik dan modern. Jamak taksir, atau plural irregular, adalah bentuk jamak yang tidak mengikuti pola tertentu dalam pembentukan pluralnya, sehingga bentuknya “berantakan” atau “pecah”. Memahami contoh jamak taksir sangat penting bagi mereka yang ingin mendalami bahasa Arab, karena jamak taksir kerap muncul dalam penggunaan sehari-hari.
Langsung saja, ini dia contoh jamak taksir:
Contoh Jamak Taksir pada Kata Benda
Berikut adalah beberapa contoh jamak taksir yang sering ditemukan dalam bahasa Arab:
- كِتابٌ (kitābun) yang berarti “buku” dalam bentuk tunggal, berubah menjadi كُتُبٌ (kutubun) dalam bentuk jamak taksir yang berarti “buku-buku”.
- رَجُلٌ (rajulun) yang berarti “pria” dalam bentuk tunggal, menjadi رِجَالٌ (rijālun) dalam bentuk jamak taksir yang berarti “para pria”.
- وَلَدٌ (waladun) yang berarti “anak laki-laki”, berubah menjadi أَوْلَادٌ (awlādun) untuk bentuk jamak taksirnya, yang berarti “anak-anak laki-laki”.
Pada contoh-contoh ini, terlihat jelas bahwa perubahan bentuk dari tunggal ke jamak tidak mengikuti pola tertentu, sehingga disebut sebagai jamak taksir.
Contoh Jamak Taksir pada Kata Sifat
Selain pada kata benda, jamak taksir juga berlaku untuk kata sifat. Berikut beberapa contohnya:
- كَبِيرٌ (kabīrun) yang berarti “besar”, berubah menjadi كِبَارٌ (kibārun) untuk bentuk jamaknya, yang berarti “besar-besar”.
- صَغِيرٌ (ṣaghīrun) yang berarti “kecil”, berubah menjadi صِغَارٌ (ṣighārun) dalam bentuk jamaknya, yang berarti “kecil-kecil”.
Perubahan pada kata sifat juga mengikuti pola jamak taksir, di mana bentuk dasar dari kata sifat tersebut berubah secara fonetis dan morfologis ketika diubah ke bentuk plural.
Baca juga: Tabel Tashrif Istilahi Lengkap: Panduan Belajar Bahasa Arab Lebih Mudah
Contoh Lain dari Jamak Taksir
Ada beberapa kata yang jamaknya tidak sesuai dengan aturan tertentu dan sering kali membingungkan bagi para pelajar bahasa Arab:
- بَيْتٌ (baytun) yang berarti “rumah”, berubah menjadi بُيُوتٌ (buyūtun) dalam bentuk jamaknya, yang berarti “rumah-rumah”.
- طَفْلٌ (ṭiflun) yang berarti “bayi”, berubah menjadi أَطْفَالٌ (aṭfālun) dalam bentuk jamaknya, yang berarti “bayi-bayi” atau “anak-anak”.
Dari contoh-contoh jamak taksir ini, dapat dipahami bahwa jamak taksir memerlukan pemahaman khusus dan tidak dapat ditebak hanya dengan mengandalkan pola tertentu.