Adab orangtua terhadap anak itu penting untuk dilaksanakan. Ini menandakan bahwa orangtua tidak boleh berbuat seenaknya pada anak. Ada etika di setiap tindakan, termasuk dalam menasehati anak agar taat kepada orangtua.

Imam Al-Ghazali menyebutkan dalam kitabnya, Al-Adab fid Din bahwasannya ada lima adab orangtua terhadap anak-anaknya, yaitu:

أداب الوالد مع أولاده: يعينهم على بره، ولا يكلفهم من البر فوق طاقتهم، ولا يلح عليهم في وقت ضجرهم ولا يمنعهم من طاعة ربهم، ولا يمن عليهم بتربيتهم.

Artinya: “Adab orang tua terhadap anak, yakni: membantu mereka berbuat baik kepada orang tua; tidak memaksa mereka berbuat kebaikan melebihi batas kemampuannya; tidak memaksakan kehendak kepada mereka di saat susah; tidak menghalangi mereka berbuat taat kepada Allah SWT; tidak membuat mereka sengsara disebabkan pendidikan yang salah.”

Berikut adalah uraian dari setiap adab yang telah disebutkan di atas:

Membantu anak bersikap baik

Peran orangtua sangat berpengaruh terhadap sikap anak. Sikap orangtua pada anak akan membentuk bagaimana sikap anak kepada orangtua. Artinya, jika orangtua mampu berbuat baik pada anak, seperti memberikan kasih sayang, maka anak juga akan berlaku demikian pada orangtua. Sebaliknya, jika orangtua berbuat semena-mena, maka anak bisa saja berontak dan bertindak kurangajar kepada ayah ibunya.

Tidak memaksa anak berbuat baik melebihi batas kemampuannya

Meskipun memerintahkan kebaikan, orangtua tetap harus memerhatikan keadaan anak. Ini sangat berpengaruh pada perkembangan psikologi mereka.

Orangtua perlu menyesuaikan perintah kebaikan berdasarkan fase yang sedang dihadapi anak. Misalnya, si anak masih berusia lima tahun, maka tidak selayaknya orangtua memerintahnya untuk berpuasa sehari penuh selama bulan Ramadhan. Mereka butuh dilatih secara bertahap, tidak langsung diberatkan dengan kewajiban yang harus dilakukan orang baligh.

Tidak memaksa anak ketika susah

Anak-anak juga seperti orang dewasa yang bisa merasakan susah. Hanya saja, standarnya berbeda. Misalnya, mereka kehilngan benda yang disayanginya, bertengkar dengan teman, dan sebagainya.

Ketika mereka berada di fase ini, orangtua tidak boleh membebani mereka dengan tugas atau tanggungjawab yang berat. Hal ini justru merusak psikologi anak. Mereka akan merasa terbebani. Sebaliknya, orangtua harus bisa menghibur serta memberi pengertian agar mereka bisa berbesar hati dan meyakinkan bahwa semua akan kembali baik-baik saja.

Tidak menghalangi anak untuk taat kepada Allah

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya menjadi manusia yang taat pada Tuhannya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ada satu dua orangtua yang menghalangi anak untuk taat kepada Allah. Misalnya, melarang anak yang sedang belajar menjalankan puasa sunnah.

Apabila ada sesuatu yang mengharuskan orangtua melarang perbuatan baik tersebut, orangtua harus memberi pengertian dengan baik. Sebagai contoh, anak ingin berpuasa Senin Kamis padahal sedang dalam keadaan sakit. Maka, orangtua bisa menjelaskan bahwa kesehetannya lebih penting dan bisa berpuasa lagi di lain waktu ketika sudah sembuh.

Tidak menyengsarakan anak dengan memberikan pendidikan yang salah

Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan. Maka, dosa besar jika orangtua tidak memberikan hak tersebut karena bisa menyengsarakan anak dalam kehidupannya.

Anak-anak butuh ilmu dan keterampilan untuk bertahan hidup. Maka, wajib bagi orangtua untuk memfasilitasi anak pendidikan yang baik. Misalnya, menyekolahkan di tempat yang sesuai kebutuhan. Dengan begitu, anak akan mendapatkan haknya, termasuk ilmu, keterampilan, teman, dan kenyamanan. Jika anak sudah mendapatkan semua itu, maka mereka bisa menepis kesengsaraan yang mungkin ditemui di kemudian hari.

Itulah lima adab orangtua terhadap anak menurut Imam Al-Ghazali. Semoga bermanfaat!

 

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *