10 Contoh Isim Maushul (اِسْمٌ مَوْصُولٌ) dalam Al-Qur’an

Samudrapikiran | Isim maushul (اِسْمٌ مَوْصُولٌ) adalah kata yang menghubungkan antara suatu kalimat dengan kalimat lainnya. Dalam bahasa Indonesia, isim maushul dapat disamakan dengan kata ganti penghubung seperti “yang” atau “siapa”. Untuk menambah pemahaman kamu, yuk pahami langsung 10 Contoh Isim Maushul dalam Al-Qur’an di bawah ini.

Sebelum ke contoh isim maushul (اِسْمٌ مَوْصُولٌ), perlu kamu ketahui, Isim maushul sendiri berfungsi sebagai kata penghubung atau relatif yang menghubungkan kalimat atau frasa, dan memiliki makna yang sangat kontekstual dalam penggunaannya. Nah, dalam artikel ini, kita akan membahas 10 contoh isim maushul (اِسْمٌ مَوْصُولٌ) dalam Al-Qur’an beserta artinya. Penasaran, kan? Yuk, simak daftarnya di bawah ini.

10 Contoh Isim Maushul (اِسْمٌ مَوْصُولٌ) dalam Al-Qur’an

Berikut adalah 10 contoh Isim Maushul (اِسْمٌ مَوْصُولٌ) beserta alasannya dan contoh penggunaannya dalam kalimat:

1. الَّذِي (Alladhī) – Yang (untuk laki-laki tunggal)
Alasan: Alladhī digunakan untuk merujuk pada seseorang atau sesuatu yang maskulin dan tunggal.
Contoh kalimat: الرَجُلُ الَّذِي ذَهَبَ إِلَى المَسْجِدِ (Ar-rajulu alladhī dhahaba ilā al-masjid) – Laki-laki yang pergi ke masjid.

2. الَّتِي (Allatī) – Yang (untuk perempuan tunggal)
Alasan: Allatī digunakan untuk merujuk pada perempuan tunggal.
Contoh kalimat: المَرْأَةُ الَّتِي تَتَكَلَّمُ (Al-mar’ah allatī tatakallamu) – Wanita yang berbicara.

3. اللَّذَانِ (Alladhāni) – Yang (untuk laki-laki ganda)
Alasan: Alladhāni digunakan untuk merujuk pada dua laki-laki.
Contoh kalimat: الرَجُلَانِ اللَّذَانِ يَقِفَانِ هُنَاكَ (Ar-rajulāni alladhāni yaqifāni hunāka) – Dua laki-laki yang berdiri di sana.

4. اللَّتَانِ (Allatāni) – Yang (untuk perempuan ganda)
Alasan: Allatāni digunakan untuk dua perempuan.
Contoh kalimat: المَرْأَتَانِ اللَّتَانِ تَدْرُسَانِ فِي الجَامِعَةِ (Al-mar’atāni allatāni tadrusāni fī al-jāmi‘ah) – Dua wanita yang belajar di universitas.

5. الَّذِينَ (Alladhīna) – Yang (untuk laki-laki jamak)
Alasan: Alladhīna digunakan untuk merujuk pada banyak laki-laki.
Contoh kalimat: الرِّجَالُ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ فِي الشَّرِكَةِ (Ar-rijāl alladhīna ya‘malūna fī ash-sharikah) – Laki-laki yang bekerja di perusahaan.

6. اللَّاتِي (Allātī) – Yang (untuk perempuan jamak)
Alasan: Allātī digunakan untuk merujuk pada banyak perempuan.
Contoh kalimat: النِّسَاءُ اللَّاتِي يُسَافِرْنَ إِلَى دُبَي (An-nisā’u allātī yusāfirna ilā dubay) – Para wanita yang pergi ke Dubai.

7. مَنْ (Man) – Siapa (untuk manusia, umum)
Alasan: Man digunakan untuk merujuk pada orang secara umum, baik laki-laki maupun perempuan.
Contoh kalimat: مَنْ يَدْخُلْ البَيْتَ يَجِدِ الكِتَابَ (Man yadkhul al-bayta yajid al-kitāb) – Siapa yang masuk rumah akan menemukan buku.

8. مَا (Mā) – Apa (untuk benda, umum)
Alasan: Mā digunakan untuk merujuk pada benda, baik tunggal atau jamak, dalam konteks pertanyaan atau pernyataan.
Contoh kalimat: مَا فِي الحَقِيبَةِ؟ (Mā fī al-ḥaqībah?) – Apa yang ada di dalam tas?

9. اللَّتِي (Allatī) – Yang (untuk benda atau hewan feminin)
Alasan: Allatī juga dapat digunakan untuk merujuk pada benda atau hewan yang feminin secara gramatikal.
Contoh kalimat: السَّيَّارَةُ الَّتِي فِي الحَدِيقَةِ (As-sayyārah allatī fī al-ḥadīqah) – Mobil yang ada di taman.

10. الَّذِي (Alladhī) – Yang (untuk benda atau hewan maskulin)
Alasan: Alladhī juga dapat digunakan untuk benda atau hewan yang maskulin secara gramatikal.
Contoh kalimat: الْكِتَابُ الَّذِي عَلَى الطَّاوِلَةِ (Al-kitābu alladhī ‘alā aṭ-ṭāwilah) – Buku yang ada di atas meja.

Isim Maushul adalah kata sambung yang digunakan untuk merujuk pada seseorang, benda, atau sesuatu yang berfungsi sebagai penghubung dalam sebuah kalimat. Mereka dapat merujuk pada gender (maskulin atau feminin), jumlah (tunggal, ganda, atau jamak), dan jenis (manusia, benda, atau hewan).