Tekno

Etika Penggunaan Generative AI di Perguruan Tinggi : Kesetaraan dan Akuntabilitas dalam Pembelajaran

Gambar : Freepik

Samudrapikiran.com – Penggunaan kecerdasan buatan generatif (Generative AI) semakin banyak diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk di lingkungan pendidikan tinggi. Namun, ada tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah ketimpangan akses terhadap alat dan aplikasi AI berbayar. Dalam merespons permasalahan ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah merilis Panduan Penggunaan Generative AI (GenAI) yang menyoroti pentingnya etika kesetaraan dan akuntabilitas dalam memanfaatkan teknologi ini di perguruan tinggi.

Tantangan Kesetaraan Akses

Salah satu fokus dari panduan ini adalah kesetaraan akses bagi seluruh mahasiswa dan dosen. Hal ini penting mengingat tidak semua pihak mampu membayar aplikasi atau tools generative AI yang berbayar. Panduan tersebut menekankan perlunya pemetaan akses mahasiswa terhadap teknologi AI generatif untuk mencegah adanya kesenjangan literasi digital dan kemampuan ekonomi.

Ketimpangan dalam akses teknologi ini dapat menyebabkan perbedaan dalam kualitas output yang dihasilkan oleh AI generatif, di mana mahasiswa yang menggunakan tools berbayar mungkin mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hanya mengandalkan aplikasi gratis. Oleh karena itu, kesetaraan akses menjadi prioritas utama dalam panduan tersebut.

Kesetaraan Output: Pentingnya Keadilan dalam AI

Selain akses, aspek etika lain yang perlu diperhatikan adalah kesetaraan dalam hasil yang dihasilkan oleh AI generatif. Panduan ini mengingatkan bahwa output dari AI harus adil dan tidak memihak. Sering kali, bias dalam AI muncul karena dataset yang digunakan untuk melatih sistem AI tidak inklusif, yang berarti data dari kelompok marjinal seperti ras, gender, lokasi, dan pendapatan tidak selalu terwakili.

Untuk mengurangi risiko bias ini, dosen dan mahasiswa didorong untuk menggunakan dataset yang lebih inklusif. Dataset yang mengandung fitur seperti ras, gender, dan latar belakang sosial ekonomi dapat membantu AI generatif menghasilkan jawaban yang lebih adil dan representatif, sehingga meminimalkan ketidakadilan dalam output yang dihasilkan.

Upaya Dosen Mengatasi Ketimpangan di Kelas

Dosen memiliki peran penting dalam memastikan penggunaan AI generatif yang etis dan adil di kelas. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh dosen untuk mengatasi ketimpangan ini meliputi:

  1. Pembatasan Penggunaan AI Generatif
    Dosen dapat menetapkan aturan bahwa mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan AI generatif untuk menyelesaikan tugas sepenuhnya, melainkan hanya sebagai alat bantu.
  2. Melarang Penyalahgunaan AI
    Penggunaan AI untuk kecurangan atau ketidakjujuran akademik harus dilarang. Selain itu, mahasiswa juga dilarang memasukkan data pribadi atau informasi sensitif ke dalam aplikasi AI generatif demi menjaga keamanan data.
  3. Pemeriksaan dan Verifikasi Hasil AI
    Mahasiswa diwajibkan untuk memeriksa dan memverifikasi jawaban yang dihasilkan oleh AI, mengingat hasil dari tools AI tidak selalu akurat dan bisa mengandung “halusinasi” atau informasi yang salah.
  4. Kolaborasi Antar Mahasiswa
    Dosen dapat mewajibkan kerja sama antar mahasiswa dalam beberapa tugas untuk menghindari ketergantungan pada AI generatif, serta mempromosikan keterampilan kolaborasi yang lebih luas.
  5. Transparansi dalam Penggunaan AI
    Baik dosen maupun mahasiswa harus transparan dalam menyatakan apakah mereka menggunakan AI generatif selama proses pembelajaran. Dosen juga harus memastikan bahwa konten yang dihasilkan dengan bantuan AI disertai dengan informasi mengenai pembuatannya untuk menjaga akuntabilitas.

Penutup

Panduan dari Kemendikbudristek terkait penggunaan Generative AI di perguruan tinggi menyoroti betapa pentingnya menjaga kesetaraan akses dan akuntabilitas dalam pemanfaatan teknologi ini. Dengan memastikan bahwa semua pihak memiliki akses yang setara dan bahwa output yang dihasilkan adil dan inklusif, diharapkan ketimpangan dalam penggunaan AI di lingkungan pendidikan dapat diatasi. Pada akhirnya, etika dalam penggunaan AI generatif ini akan menjadi fondasi penting dalam menjaga integritas akademik dan keadilan bagi semua mahasiswa serta dosen.

Sebelumnya

Cara Menemukan Broker Forex Terbaik Untuk Memaksimalkan Keuntungan

Selanjutnya

10 Contoh Isim Maushul (اِسْمٌ مَوْصُولٌ) dalam Al-Qur’an

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Samudrapikiran.com