Table of contents:
Seperti yang kita ketahui, ada banyak sekali pondok pesantren yang berdiri di Indonesia, mulai dari pesantraen salaf hingga modern. Namun, dari semua itu, kita perlu tahu pesantren tertua di Indonesia. Sebagai santri, kita memang harus belajar banyak hal. Bukan hanya ilmu agama dalam pesantren, tetapi juga wawasan lain, seperti halnya belajar sejarah pesantren-pesantren di Indonesia.
Maka, artikel ini akan mengajak pembaca untuk mengetahui dan mempelajari sejarah berdirinya pondok pesantren paling tua di Indonesia. Kira-kira, pesantren apa saja? Berdasarkan catatan sejarah, ada 4 pesantren paling tua tahun berdirinya. Di antaranya adalah:
PP. Sidogiri
Siapa tidak mengenal Pesantren Sidogiri? Pesantren ini cukup tersohor dan familiar di kalangan masyarakat. Selain karena sudah lama berdiri, sistem pendidikannya memang sangat baik sehingga banyak santri yang mengagungkan pesantren tersebut.
Pendiri Pesantren Sidogiri adalah seorang ulama Jawa Barat (Cirebon) yang juga merupakan keturunan Rasulullah SAW. Beliau adalah Sayyid Sulaiman, marga Basyaiban. Beliau membabat tanah Sidogiri dan mendirikan Pesantren bersama Kyai Aminullah. Tidak lain, Kyai Aminullah adalah santri dan kemudian menjadi menantu Sayyid Sulaiman. Beliau berasal dari Pulau Bawean.
Lantas, tahun berapa Pp. Sidogiri berdiri? Dalam hal ini, ada dua versi, yaitu tahun 1718 dan 1745. Versi pertama berdasarkan catatan Panca Warga 1963. Di situ disebutkan bahwa PP. Sidogiri berdiri pada tahun 1718. Bahkan, pada tanggal 29 Oktober 1963, beberapa Kyai menandatangani catatan tersebut. Di antaranya adalah Almaghfurlahum KH. Sadoellah Nawawie, KH. Cholil Nawawie, dan KH. Noerhasan Nawawie.
Kemudian, versi kedua berdasarkan catatan yang mendapatkan tanda tangan langsung dari KA Sadoellah Nawawie. Dalam surat/catatan itu tertulis bahwa 1971 merupakan hari jadi PP. Sidogiri, tepatnya yang ke 226. Sehingga, kesimpulan dari catatan tersebut adalah bahwa 1745 merupakan tahun berdirinya Pesantren Sidogiri. Kemudian, versi inilah yang menjadi patokan PP. Sidogiri dalam memperingati ikhtibar pondok setiap tahunnya.
PP. Jamsaren Surakarta
PP. Jamasaren Surakarta merupakan pondok tertua di Solo dan Indonesia yang berdiri pada tahun 1750. Nama Jamasaren berasal dari nama pendiri pesantren, yaitu Kyai Jamsari. Beliau mendirikan pesantren tersebut bersama ulama lain, seprrti K. Hasan Gabudan, dan lainnya.
Selain tertua, pesantren ini juga sangat berkualitas. Ini terbukti dari banyaknya santri yang belajar dan juga para alumninya yang menjadi orang-orang hebat, seperti tokoh nasional.
Sebelumnya, Pesantren Jamsaren pernah vakum selama 50 tahun sejak 1830. Hal itu terjadi pada saat ada operasi tentara Belanda. Setelah puluhan tahun vakum, KH. Idris asal Klaten memperbaiki dan membangun kembali pondok tersebut, mulai dari surau, fasilitas, dan sebagainya. Sehingga, pondok menjadi lebih luas dan lengkap. Bahkan, pesantren tersebut juga memiliki madarasah, yaitu Madrasah Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
PP. Buntet Cirebon
Pesantren tertua di Indonesia selanjutnya adalah PP. Buntet Cirebon yann mana berdiri pada tahun 1750. Lokasinya di Mertapada Kulon, Astanajapura. Pendiri pesantren tersebut adalah Kyai Muqoyyim. Beliau adalah keturunan dari Kesultanan Cirebon, putra K. Badul Hadi.
Bangunan awal Pesantren Buntet sangat sederhana, yaitu hanya terdiri atas beberapa kamar untuk santri mukim. Di dekat pondok tersebut juga berdiri musala kecil sebagai tempat ibadah dan belajar para santri. Lambat laun, masyarakat tertarik dan bangunannya juga semakin baik. Itu semua karena Kyai Muqoyyim sangat gigih dalam mensyiarkan agama islam.
PP. Darul Ulum Banyuanyar Madura
Yang terakhir adalah PP. Darul Ulum yang terletak di Madura, tepatnya Banyuanyar. Mulanya, pondok tersebut hanyalah langgar/musala kecil, tepatnya tahun 1204 H/1787 M. Pendirinya adalah Kyai Itsbat bin Ishaq. Beliau merupakan ulama yang terkenal akan ketawadhuan, kezuhudan, dan kearifannya. Bermula dari beliaulah lahir pengasuh pondok dan tokoh-tokoh masyarakat di Pulau Madura.
Di Pondok tersebut, Kyai Tsabit benar-benar sabar dan istiqomah dalam mengasuh santri-santrinya. Beliau tetap gigih meskipun saat itu fasilitas pesantren masih sangat terbatas. Hingga di penghujung usia, beliau meminta kepada generasi penerus untuk melanjutkan perjuangannya.
Itulah beberapa pesantren tertua di Indonesia. Yang pasti, hampir semua pesantren di Indonesia sangat berkualitas dan mencetak generasi Rabbani wal Qur’ani. Semoga bermanfat!