Bahasa Arab

Pengertian dan Penjelasan Lengkap tentang Isim Mausul dalam Alfiyah Ibnu Malik

Samudrapikiran.com – Dalam pembelajaran tata bahasa Arab, memahami Isim Mausul menjadi hal penting karena sering muncul dalam berbagai teks.

Meski tampak sederhana, penggunaan Isim Mausul memiliki aturan khusus yang membedakan antara laki-laki, perempuan, tunggal, ganda, hingga jamak.

Artikel ini akan membahas secara ringkas dan jelas tentang pengertian, bentuk, serta fungsi Isim Mausul sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Malik dalam karyanya yang legendaris.

Apa Itu Isim Mausul?

Dalam kajian tata bahasa Arab (nahwu), Isim Mausul adalah kata sambung yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat, di mana kalimat kedua berfungsi menjelaskan atau menerangkan kata sebelumnya.
Secara sederhana, Isim Mausul berperan seperti “yang” dalam bahasa Indonesia. Misalnya dalam kalimat “الرجل الذي جاء” (laki-laki yang datang).

Dalam Alfiyah Ibnu Malik, dijelaskan bahwa bentuk dasar Isim Mausul untuk laki-laki tunggal adalah “الذي” (alladzi), sedangkan untuk perempuan tunggal adalah “التي” (allati).

Bentuk-Bentuk Isim Mausul dan Aturannya

Ibnu Malik menegaskan bahwa ketika Isim Mausul mengalami tasniyah (bentuk ganda), maka huruf ya’ di akhirnya tidak dipertahankan. Misalnya pada bentuk “اللذانِ” dan “اللتانِ” yang menunjukkan dua orang laki-laki atau dua perempuan.

“موصول الأسماء الذي الأنثى التي ۞ واليا إذا ما ثنّيا لا تثبت”
(Isim Mausul untuk laki-laki adalah alladzi, untuk perempuan allati, dan huruf ya’ dihilangkan saat ditasniyahkan).

Selain itu, huruf nun pada bentuk dzaini dan taini diberi tasydid sebagai pengganti dari huruf ya’. Ini disebut sebagai bentuk penggantian dalam struktur kata bahasa Arab.

Bentuk Jamak (Plural) dari Isim Mausul

Isim Mausul memiliki bentuk jamak (plural) yang beragam tergantung pada jenis dan penggunaannya:

  • الذين (alladzina): bentuk jamak untuk laki-laki.

  • اللاتي atau اللاء (allati / alla’i): bentuk jamak untuk perempuan.

Sebagian ulama bahasa juga mencatat bahwa dalam dialek Arab tertentu, ada yang mengucapkan bentuk jamak dengan tambahan huruf waw saat dalam posisi rafa’ (subjek kalimat).

“جمع الذى الألى الذين مطلقا ۞ وبعضهم بالواو رفعا نطقا”

Isim Mausul yang Setara dan Variasi Dialek

Selain bentuk-bentuk umum di atas, terdapat juga kata-kata lain yang berfungsi sebagai Isim Mausul, antara lain:

  • من (man): untuk orang berakal (yang berakal).

  • ما (ma): untuk benda atau hal yang tidak berakal.

  • أل (al): dalam beberapa konteks juga dianggap berfungsi seperti Isim Mausul.

Sementara itu, dalam dialek suku Thayy’i, digunakan kata ذو (dzu) yang memiliki fungsi serupa dengan Isim Mausul.

“ومن وما وأل تساوي ما ذكر ۞ وهكذا ذو عند طيّئ شهر”

Silah (Kalimat Penjelas) dalam Isim Mausul

Sebuah Isim Mausul tidak bisa berdiri sendiri. Ia harus diikuti oleh silah, yaitu kalimat atau frasa yang menjelaskan maksud dari Isim Mausul tersebut. Silah ini harus mengandung dhamir (kata ganti) yang kembali kepada Isim Mausul.

Contohnya:

“من عندي الذي ابنه كفل”
(Orang yang ada di sisiku yang anaknya dijamin).

Dalam contoh tersebut, kata الذي diikuti oleh kalimat penjelas ابنه كفل sebagai silah.

Hukum Pembuangan Dhamir dalam Isim Mausul

Dalam beberapa kondisi, dhamir yang seharusnya muncul dalam silah bisa dihilangkan (dihapus), terutama jika kalimat sudah cukup jelas tanpa kehadirannya. Namun, penghapusan ini jarang dilakukan kecuali jika kalimat tetap dianggap sempurna dan tidak menimbulkan ambiguitas.

“إن يستطل وصل وإن لم يستطل ۞ فالحذف نزر وأبوا أن يختزل”

Artinya, jika silah terlalu panjang maka pembuangan bisa dilakukan, tetapi jika tidak, maka pembuangan itu jarang terjadi.

Kesimpulan

Isim Mausul merupakan bagian penting dari struktur kalimat bahasa Arab yang berfungsi untuk menghubungkan kalimat dan memberikan penjelasan tambahan.
Pemahaman terhadap bentuk, aturan, dan fungsi Isim Mausul — sebagaimana dijelaskan dalam Alfiyah Ibnu Malik — menjadi fondasi utama dalam mempelajari nahwu secara mendalam.

Dengan mengenali perbedaan bentuk antara alladzi, allati, alladzina, hingga alla’i, pelajar bahasa Arab dapat memahami pola kalimat dengan lebih akurat dan gramatikal.

Sebelumnya

Cara Instal dan Gunakan Aplikasi WhatsApp di Apple Watch, Kirim Pesan Tanpa iPhone

Selanjutnya

Apa Itu La Niña? Fenomena Iklim yang Diprediksi Muncul di Akhir 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Samudrapikiran.com