Pada materi ini, kita akan membahas tentang pembagian kalimah isim. Seperti halnya kalimah lain, isim juga memiliki beberapa jenis. Setiap jenis isim mempunyai ciri dan fungsi yang berbeda. Berikut pembagian dan penjelasannya:

Pembagian Kalimah Isim Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelaminnya, kalimah isim terbagi menjadi dua, yaitu:

  1. Isim mudzakkar (menunjukkan makna laki-laki). Contoh : كتاب = buku
  2. Isim muannats (menunjukkan makna perempuan).

Isim muannats memiliki ciri-ciri yahg tidak dimiliki sim mudzakkar, antara lain:

  • Lafadznya berakhiran dengan ة (ta’ marbuthoh). Contoh: الغرفة (kamar)
  • Semua nama wanita meskipun tidak berakhiran ة . Contoh: هِنْدٌ
  • Benda yang berpasangan. Contoh: النعل (sandal)
  • Tidak bisa dihitung. Contoh: الماء (air)

Pembagian Kalimah Isim Berdasarkan Jumlah

Berdasarkan jumlah, kalimah isim terbagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Isim mufrad, bermakna tunggal dan berakhiran dengan harakat fathah/fathatain, kasroh/kasratain, dan dhommah/dhommatain. Contoh: مُؤْمِنٌ
  2. Isim tatsniyah, bermakna dua dan berakhiran alif & nun (ان) atau ya & nun (ين). Contoh: مُؤْمِنَانِ
  3. Isim jamak, bermakna lebih dari dua.

Isim jama’ terbagi lagi menjadi dua, yaitu:

  1. Isim jamak mudzakkar salim, yaitu kalimah isim yang bermakna banyak dan menunjukkan makna laki-laki. Biasanya, isim ini berakhiran wau dan nun (ون). Contoh: المسلمون
  2. Jamak muannats salim, kalimah isim yang bermakna banyak dan menunjukkan makna perempuan. Biasanya, isim ini berakhiran alif dan ta mafthuhah (ات). Contoh: المسلمات
  3. Jamak taksir. Pada isim ini, perubahannya memengaruhi bentuk awal (ketika mufrad). Contoh: بَيْتٌ (rumah) menjadi بُيُوْتٌ (rumah-rumah (banyak)). Perubahan tersebut telah merubah bentuk awal, yaitu dengan adanya tambahan huruf ﻭ.

Catatan: untuk kedua isim jamak salim di atas, perubahan dari mufrad ke jamak tidak memengaruhi bentuk awal. Dalam artian, tidak mengurangi atau menambah huruf. Contoh:
المسلمون (Bentuk jamak) : مُسْلِمٌ (bentuk mufrad)

Pembagian Kalimah Isim Berdasarkan Kejelasan (khusus atau umum)

  1. Isim nakirah (umum). Kalimah ini masih asli dan tidak kemasukan atau ada tambahan apapun. Cirinya adalah berakhiran harakat tanwin. Contoh:
  2. Isim ma’rifah (khusus), maksudnya adalah kata atau benďa yang dimaksud itu bersifat spesifik.

Ada beberapa jenis isim ma’rifah, antara lain:

  1. Isim dhamir (kata ganti). Contoh: (bermakna dia perempuan) هُوَ, هِيَ (bermakna dia laki-laki)
  2. Isim isyaroh (kata tunjuk). Contoh: هَذَا : ini (laki-laki), هَذِهِ :ini (perempuan)
  3. Isim maushul (kata hubung). Contoh: الَّذِيْ : yang (mudzakkar), الَّتِيْ : yang (muannats)
  4. Isim alam (nama orang, tempat, benda, dan lainnya). Contoh: عَائِشَةُ (nama orang perempuan)
  5. Isim munada (diawali dengan huruf nida, seperti يَا, yang berfungsi untuk memanggil). Contoh: هِنْدٌ يَا (wahai Hindun)
  6. Isim idhofah, merupakan gabungan dua kalimah, yaitu mudhof dan mudhif ilaih, sehingga menimbulkan makna yang lebih khusus. Contoh:
    رَسُوْلُ اللهِ
    رَسُوْلُ : mudhof
    اللهِ : mudhof ilaih

Pembagian Kalimah Isim Berdasarkan Penerimaan Tanwin

Ada dua pembagian isim berdasarkan bisa atau tidaknya dalam menerima tanwin, yaitu:

  1. Isim munshorif (bisa menerima tanwin). Contoh: أَحْمَدُ (cara bacanya, ahmadun)
  2. Isim ghoiru munshorif (tidak bisa menerima tanwin). Contoh : مَسْجِدٌ
Baca Juga :  Tashrif Lafadz Jalasa dan Contoh Kalimat

Pembagian Kalimah Isim Berdasarkan I’rob

  1. Isim mabni (tidak mengalami perubahan pada keadaan akhir). Contoh: هَذَا , sampai kapanpun akan tetap berakhiran fathah meski terdapat amil apapun di depan atau belakangnya.
  2. Isim mu’rob, mengalami perubahan pada keadaan akhir berdasarkan i’rab. Perubahan tersebut ada dua macam, yaitu harakat dan huruf.

Harakat, tanda-tandanya adalah:

  1. Rafa’ berakhiran dengan harakat dhommah
  2. Nashob berakhiran dengan harakat fathah
  3. Jar beakhiran dengan harakat kasroh
  4. Jazm berakhiran dengan sukun. Untuk i’rab jazm, ‘alamatnya hanya bisa masuk dalam kalimah fi’il.
    Perhatikan contoh berikut:
    اَلْكُتُبُ جَدِيْدَةٌ
    إِنَّ اَلْكُتُبَ جَدِيْدَةٌ
    اَلْقَلَمُ على اَلْكُتُبِ

Catatan:

  • Pada ketiga contoh di atas, terdapat perubahan pada kata kitab. Di kalimah pertama, اَلْكُتُبُ berkedudukan sebaga mubtada, berharakat dhommah, dan beri’rab rafa’.
  • Di kalimah ke dua, terdapat isim nasikhah, yaitu inna (إِنَّ). Sehingga, اَلْكُتُبَ harus berharakat fathah karena merupakan isim inna.
  • Di kalimah ke tiga, terdapat huruf jar, yaitu ‘ala (على). Sehingga, اَلْكُتُبِ harus berharakat kasroh.

Huruf, tanda-tandanya adalah:

  1. Rafa’ : alif. Contoh: اَلْكِتَابَانِ
  2. Nashab : ya. Contoh: اَلْكِتَابَيْنِ
  3. Jar : ya. Contoh: اَلْكِتَابَيْنِ

Pembagian Kalimah Isim Berdasarkan Sifat

Isim shifat merupakan kalimah yang menunjukkan sifat suatu lafadz, entah itu dari segi makna ataupuk bentuk. Isim shifat terbagi lagi menjadi beberapa macam yang akan dijelaskan di bab-bab selanjutnya agar lebih spesifik.
Contoh: الرحمن

Itulah pembagian kalimah isim beserta contoh-contohnya. Pada hakikatnya, setiap bagian tersebut masih memiliki jenis dan penjelasan lebih. Dalam hal ini, kami akan menjelaskannya lebih khusus di bab-bab selanjutnya.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *