Belajar ilmu nahwu tidak sekadar menghafal dan memahami teori. Semua itu masih terasa abstrak jika kita belum mempraktikkannya secara langsung. Maka, ada baiknya kita mengukur seberapa besar pemahaman kita terkait ilmu yang telah kita pelajari sebelumnya. Dalam hal ini, kita akan mengupas tuntas kalimah isim dalam Al-Qur’an yang terdapat dalam surah Al-Fatihah.

Mengenal Sekilas Surah Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah merupakan surah yang menjadi pembuka Al-Qur’an. Kita biasa menyebutnya dengan nama ‘Ummul Qur’an’. Memang, Surah ini bukanlah wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah. Namun, surah ini begitu agung sehingga menempati urutan surah pertama dalam Al-Qur’an.

Ada sebanyak 7 ayat di dalamnya. Seluruh ayat tersebut turun saat Nabi Muhammad masih berada di Makkah Al-Mukarramah. Artinya, saat itu, Baginda belum melakukan perjalanan hijrah ke Madinah. Itulah sebabnya, surah An-Nazi’at tergolong surah Makkiyah.

Lantas, kenapa surah Al-Fatihah disebut sebagai Ummul Qur’an atau Ummul Kitab? Semua pasti ada sabab musababnya. Secara garis besar, Al-Fatihah merupakan intisari dari seluruh kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Surah tersebut menjelaskan sifat mulia Allah, syariah, ibadah, aqidah, keyakinan akan hari akhir, pengesaan, hingga permohonan pertolongan.

Kalimah Isim dalam Al-Qur’an Surah Al-Fatihah

Sebelulmnya, kita sudah mempelajari tentang kalimah isim. Kali ini, kita akan menganalisa kalimah isim dalam Al-Qur’an. Tepatnya, kita akan mengidentifikasi isim apa saja yang terdapat dalam surah Al-Fatihah. Dalam hal ini, kita mungkin tidak akan menyebutkan secara keseluruhan, melainkan beberapa isim yang dianggap mewakili isim lainnya.

Kalimah Isim dalam Surah Al-Fatihah Ayat 1

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيِمِ

اسْمٌ merupakan isim yang dibaca jar (majrur). Tanda isimnya adalah adanya huruf jar, yaitu بِ sehingga menjadi اِسْمِ

اللَّهِ merupakan isim yang berupa majrur dengan ditandai harakat kasroh di belakang kalimah. Isim ini juga berkedudukan sebagai mudhaf ilaih, yang mana tergolong sebagai isim.

الرَّحْمَنِ merupakan isim yang berkedudukan sebagai shifah. Ia menjadi majrur karena kemasukan salah satu tanda jar, yaitu harakat kasrah di akhir kalimah.

الرَّحِيِمِ seperti halnya الرَّحْمَنِ, kalimah ini tetmasuk shifah yang tergolong sebagai isim. Kalimah ini jiga diakhiri dengan harakat kasrah sehingga menjadi majrur.

Kalimah Isim dalam Surah Al-Fatihah Ayat 2

الحَمْدُ للَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

الحَمْدُ merupakan isim yang menjadi marfu’ (rafa’). Tanda rafa’nya adalah dhammah.

اللّهِ adalah isim yang dibaca majrur (jar) karena terdapat tanda jar di awal kalimah, yaitu لِ . Selain itu, ada juga tanda jar lainnya, yaitu kasrah.

رَبِّ merupakan badal yang mana termasuk dalam kalimah isim. Tanda isimnya adalah kasrah sehingga menjadi majrur.

العَالَمِيْنَ adalah isim yang menjadi mudhof ilaih. Tanda isimnya adalah huruf iina ( ي).

Kalimah Isim dalam Surah Al-Fatihah Ayat 3

الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

الرَّحْمَانِ = isim yang menjadi majrur dengan tanda jarnya adalah kasrah. Isim ini mengikuti kalimah lain (isim) yang disifati, yaitu Allah.

الرَّحِيْمِ = isim dengan alasan yang sama seperti halnya الرَّحْمَانِ.

Ayat 4

مَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ

مَلِكِ = isim berupa badal dan dibaca jar. Tanda jarnya adalah kasrah

يَوْمِ = isim berupa mudhaf ilaih dari kalimah مَلِكِ. Kalimah ini menjadi majrur karena adanya kasrah di akhir.

الدِّيْنِ = isim yang menjadi mudhaf ilaih dari kata/kalimah يَوْمِ. Kalimah ini juga dibaca jar karena adanya kasrah.

Ayat 5

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

إِيَّاكَ = maf’ul bih dari kalimah نَعْبُدُ. Kalimah ini tergolong sebagai isim dhamir.

إِيَّاكَ = maf’ul bih dari kalimah نَسْتَعِيْنُ.

Ayat 6

اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ

نَا merupakan isim yang mana kedudukannya adalah maf’ul bih dari kalima اهْد.

الصِّرَاطَ merupakan isim juga menjadi maf’ul bih dari kalima اهْد. Kalimah ini menjadi manshub karena adanya tanda nashab berupa fathah.

المُسْتَقِيْمَ merupakan isim yang menjadi shifah dari الصِّرَاطَ. Kalimah ini juga dibaca nashob karena terdapat tanda nashab, yaitu huruf ya.

Ayat 7

صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ

صِرَاطَ adalah isim yang menjadi badal. Isim ini berupa manshub. Tanda nashabnya adalah fathah.

الَّذِيْنَ merupakan isim maushul.

هِمْ merupakan isim yang berkedudukan sebagai objek dan menunjukkan orang ke-tiga (jamak). Ia menjadi majrur karena didahului dengan huruf jar عَلَيْ.

غَيْرِ المَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ

غَيْرِ merupakan isim yang menjadi badal. Tanda isimnya adalah majrur, yaitu kasrah.

المَغْضُوْبِ adalah mudhaf ilaih dari غَيْرِ. Isim ini juga menjadi majrur karena diakhiri dengan harakat kasrah.

هِمْ merupakan isim, dengan alasan yang sama di sambungan ayat sebelumnya.

الضَّالِّيْنَ merupakan isim yang berkedudukan sebagai ma’thuf dan menjadi majrur. Tanda jarnya adalah ya’.

Itulah beberapa kalimah isim dalam Al-Qur’an, tepatnya surah Al-Fatihah ayat 1 sampai 7. Semoga bermanfaat.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *