Samudrapikiran.com – Rantai pasokan obat merupakan salah satu sektor yang sangat kritis dan rentan terhadap berbagai tantangan seperti pemalsuan, penyelundupan, serta penanganan yang tidak sesuai standar.

Dilansir dari pafihalmaherabarat.org menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada obat-obatan palsu  yang beredar secara global. Hal ini tidak hanya merugikan konsumen tetapi juga membahayakan nyawa. Teknologi blockchain menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan keamanan dan transparansi dalam rantai pasokan obat.

Apa Itu Blockchain?

Blockchain adalah teknologi yang memungkinkan pencatatan data secara terdesentralisasi, aman, dan transparan.

Setiap informasi yang dimasukkan ke dalam blockchain tersimpan dalam bentuk blok yang saling terhubung dan tidak dapat diubah tanpa persetujuan semua pihak yang terlibat.

Dalam konteks rantai pasokan obat, blockchain dapat digunakan untuk melacak pergerakan obat dari produsen hingga konsumen akhir.

Masalah Keamanan dalam Rantai Pasokan Obat

Sebelum membahas peran blockchain, penting untuk memahami tantangan utama dalam rantai pasokan obat:

  1. Pemalsuan Obat: Obat palsu sering kali tidak memiliki bahan aktif atau mengandung zat berbahaya yang dapat mengancam kesehatan konsumen.
  2. Kurangnya Transparansi: Banyaknya pihak yang terlibat dalam rantai pasokan membuat sulit untuk melacak asal-usul dan perjalanan suatu produk.
  3. Distribusi Ilegal: Obat-obatan terkadang dijual di pasar gelap tanpa izin resmi.

Ketiga masalah ini menimbulkan kebutuhan akan sistem yang dapat memberikan keamanan, akuntabilitas, dan transparansi.

Peran Blockchain dalam Rantai Pasokan Obat

1. Meningkatkan Transparansi

Dengan blockchain, setiap langkah dalam rantai pasokan dapat tercatat secara real-time. Mulai dari produksi, pengemasan, pengiriman, hingga penjualan akhir, semua data tersimpan di dalam sistem yang dapat diakses oleh pihak berwenang dan pemangku kepentingan.

2. Memastikan Keaslian Produk

Setiap obat yang diproduksi dapat diberikan kode unik yang terdaftar di blockchain. Konsumen maupun apoteker dapat memindai kode ini untuk memastikan keasliannya. Dengan cara ini, risiko membeli obat palsu dapat diminimalkan.

3. Mencegah Manipulasi Data

Data yang tersimpan di blockchain bersifat immutable atau tidak dapat diubah. Artinya, tidak ada pihak yang bisa memanipulasi informasi tanpa persetujuan jaringan. Hal ini menjadikan blockchain sebagai solusi ideal untuk menjaga integritas data rantai pasokan.

4. Mengurangi Perantara yang Tidak Diperlukan

Blockchain memungkinkan sistem desentralisasi yang lebih efisien, sehingga mengurangi kebutuhan akan perantara. Hal ini dapat menekan biaya operasional sekaligus mengurangi peluang penipuan atau penyelundupan.


Contoh Implementasi Blockchain di Rantai Pasokan Obat

1. IBM dan Pharma Ledger

IBM telah bermitra dengan perusahaan farmasi global untuk menciptakan sistem berbasis blockchain yang mampu melacak perjalanan obat dari pabrik hingga apotek. Sistem ini juga dilengkapi fitur untuk mendeteksi obat palsu.

2. MediLedger

MediLedger adalah platform blockchain yang dirancang khusus untuk sektor farmasi. Salah satu fungsinya adalah memastikan semua pihak dalam rantai pasokan mematuhi regulasi yang berlaku, seperti Undang-Undang Keamanan Rantai Pasokan Obat (DSCSA) di Amerika Serikat.

Manfaat Blockchain untuk Industri Farmasi

Blockchain tidak hanya meningkatkan keamanan tetapi juga memberikan manfaat tambahan seperti:

  • Efisiensi Operasional: Dengan otomatisasi proses melalui smart contract, pengelolaan rantai pasokan menjadi lebih cepat dan hemat biaya.
  • Meningkatkan Kepercayaan Konsumen: Transparansi yang ditawarkan blockchain membantu membangun kepercayaan konsumen terhadap produk farmasi.
  • Memenuhi Regulasi: Banyak negara memiliki regulasi ketat terkait distribusi obat. Blockchain membantu perusahaan mematuhi aturan ini dengan lebih mudah.

Tantangan dalam Penerapan Blockchain

Meskipun memiliki potensi besar, penerapan blockchain di industri farmasi juga menghadapi beberapa tantangan:

  1. Investasi Awal yang Tinggi: Implementasi blockchain memerlukan biaya besar untuk pengembangan teknologi dan pelatihan tenaga kerja.
  2. Kompleksitas Teknologi: Tidak semua perusahaan memiliki sumber daya manusia yang memahami teknologi blockchain.
  3. Regulasi yang Berbeda-Beda: Setiap negara memiliki regulasi farmasi yang unik, sehingga penerapan blockchain membutuhkan penyesuaian yang komprehensif.

Kesimpulan

Blockchain menawarkan solusi revolusioner untuk meningkatkan keamanan dan transparansi dalam rantai pasokan obat.

Dengan kemampuan untuk melacak, mencatat, dan memvalidasi setiap langkah dalam distribusi obat, teknologi ini dapat membantu mengurangi pemalsuan, meningkatkan efisiensi, dan memenuhi regulasi yang ketat.

Namun, untuk mencapai potensi penuh blockchain, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan farmasi, dan penyedia teknologi sangat diperlukan.

Dengan memanfaatkan blockchain, industri farmasi tidak hanya dapat melindungi konsumen dari risiko obat palsu tetapi juga membangun kepercayaan yang lebih besar terhadap produk mereka. Blockchain adalah masa depan yang menjanjikan untuk rantai pasokan obat yang lebih aman dan transparan.

 

 

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *