Info

Manfaat Ranitidin untuk Gangguan Asam Lambung dan Efek Sampingnya

Gambar : Freepik

Samudrapikiran.com – Ranitidin merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan asam lambung, termasuk tukak lambung dan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

Obat ini bekerja dengan menghambat produksi asam lambung, sehingga dapat membantu meredakan nyeri serta mencegah komplikasi akibat peningkatan kadar asam di dalam lambung.

Penggunaan ranitidin sempat dihentikan oleh beberapa badan pengawas obat karena ditemukan adanya kandungan zat yang berpotensi karsinogenik.

Namun, hingga kini ranitidin tetap dikenal sebagai salah satu obat yang efektif dalam mengatasi gangguan pencernaan tertentu.

Ranitidin menurut PAFI Karo  bekerja dengan cara menghambat reseptor histamin H2 di dalam lambung.

Hal ini membuat produksi asam lambung berkurang sehingga mengurangi risiko iritasi pada dinding lambung dan esofagus.

Salah satu manfaat utama ranitidin adalah mengobati tukak lambung, yaitu luka yang terbentuk pada dinding lambung akibat paparan asam yang berlebihan.

Selain itu, ranitidin juga efektif dalam menangani GERD, kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi terbakar di dada.

Obat ini juga digunakan untuk mengatasi sindrom Zollinger-Ellison, kondisi langka yang menyebabkan produksi asam lambung berlebih.

Dalam beberapa kasus, ranitidin juga diberikan kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mencegah risiko tukak lambung.

Seperti obat lainnya, ranitidin juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan.

Beberapa efek samping yang umum terjadi meliputi sakit kepala, mual, muntah, diare, dan sembelit.

Pada beberapa kasus yang lebih jarang, ranitidin dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, ruam kulit, serta perubahan detak jantung.

Penggunaan ranitidin dalam jangka panjang juga dikaitkan dengan peningkatan risiko defisiensi vitamin B12, terutama pada individu yang memiliki gangguan penyerapan nutrisi.

Selain itu, pada tahun 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik ranitidin dari pasaran setelah ditemukan adanya kandungan N-Nitrosodimethylamine (NDMA), zat yang berpotensi karsinogenik.

Sebagai alternatif, beberapa dokter merekomendasikan penggunaan obat lain seperti omeprazole atau famotidine untuk mengatasi gangguan asam lambung.

Ranitidin merupakan obat yang bermanfaat untuk mengatasi gangguan asam lambung, seperti tukak lambung dan GERD.

Meskipun memiliki manfaat yang signifikan, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai anjuran dokter.

Dengan adanya temuan kandungan NDMA dalam ranitidin, penting bagi pasien untuk berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi obat ini.

Sebelumnya

Efek Penggunaan Lisinopril untuk Pasien Hipertensi dan Gagal Jantung

Selanjutnya

Fungsi Hydroxychloroquine dalam Mengobati Lupus dan Rheumatoid Arthritis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Samudrapikiran.com