Samudrapikiran.com –  tim mahasiswa prodi kimia dari Universitas Bojonegoro (Unigoro) telah berhasil menciptakan plester inovatif berbahan eco enzyme yang diharapkan dapat mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Plester ini merupakan hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) yang didukung oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan digagas oleh kelompok Pedrozyme. Tim tersebut terdiri dari Diah Ayu Setiyaningrum sebagai ketua, serta anggota kelompok lainnya, yaitu Elvi Diah Nutfindiani, Aan Ma’ruf Ainurrokhim Wijaya, dan Zahra Margaretha.

Elvi, salah satu anggota kelompok Pedrozyne, menjelaskan bahwa ide ini muncul karena mereka melihat banyaknya limbah sayur dan buah di sekitar Pasar Banjarejo yang dapat dimanfaatkan. Limbah tersebut kemudian difermentasi dengan gula merah, molase, dan air selama tiga bulan. Biasanya, larutan eco enzyme digunakan sebagai campuran pupuk, pestisida, antiseptik, dan pengurai limbah, namun tim ini ingin mengaplikasikannya dalam bidang kesehatan. Tujuannya adalah menciptakan plester berbahan eco enzyme yang dapat mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes melitus, mengingat belum ada obat khusus yang mampu melakukan hal tersebut.

“Kami ingin menciptakan plester berbahan eco enzyme untuk mempercepat penyembuhan luka bagi penderita diabetes melitus. Karena sejauh ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan lukanya. Selain itu bahan untuk membuat eco enzyme sangat melimpah di Bojonegoro,” jelas Elvi di kuti dari website resmi Unigoro

Proses pengembangan plester hidrogel eco enzyme memakan waktu tiga bulan, mulai dari penyusunan proposal hingga tahap riset. Plester yang dihasilkan kemudian diujicobakan pada hewan mencit dengan lima konsentrasi eco enzyme yang berbeda. Hasil pengamatan selama dua minggu menunjukkan bahwa plester dengan konsentrasi eco enzyme sebesar 35 persen dan 45 persen mampu menutup luka sayat pada tubuh mencit dalam waktu tujuh hari.

“Hasilnya plester dengan konsentrasi eco enzym 35 persen dan 45 persen, luka sayat di tubuh mencit tertutup dalam waktu tujuh hari,” kata Elvi

Meskipun berhasil dalam uji coba ini, tim Pedrozyme berkomitmen untuk terus menyempurnakan penelitian mereka. Mereka juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendapatkan izin riset dan pengawasan uji coba pada mahluk hidup. Hal ini bertujuan agar plester hidrogel eco enzyme dapat diaplikasikan kepada penderita diabetes melitus untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Selain itu, mereka juga akan mencari cara untuk meningkatkan daya tahan plester, yang saat ini hanya bertahan selama dua minggu.

Pada tanggal 26 Oktober 2023, kelompok Pedrozyme akan menjalani Penilaian Kemajuan Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKP2) secara daring. Ketua Prodi Kimia Unigoro, M. Bakhru Thohir, S.Si., M.Sc., berharap agar mahasiswanya dapat mempresentasikan hasil penelitian dengan baik, dan diharapkan hasil penelitian ini dapat lolos ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2023

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *