Kenapa Sering Begadang Jadi Mudah Sakit?


Samudrapikiran.com – Begadang menjadi kebiasaan banyak orang, tetapi dampaknya terhadap kesehatan sering kali diabaikan.
Kebiasaan tidur larut malam dan kurang istirahat dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh serta meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan fisik maupun mental yang serius.
Salah satu dampak utama begadang menurut PAFI Tanjung Balai adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Saat tidur, tubuh memproduksi sitokin, yaitu protein yang membantu melawan infeksi dan peradangan.
Ketika seseorang sering begadang, produksi sitokin ini menurun, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit seperti flu dan infeksi lainnya.
Begadang juga berdampak buruk pada kesehatan jantung.
Kurang tidur dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar hormon stres seperti kortisol.
Kondisi ini dapat memicu penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi dan risiko serangan jantung.
Selain itu, kurang tidur mempengaruhi keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan.
Kurangnya waktu istirahat dapat meningkatkan kadar ghrelin, hormon yang merangsang rasa lapar, serta menurunkan leptin, hormon yang mengatur rasa kenyang.
Akibatnya, seseorang yang sering begadang cenderung makan lebih banyak dan berisiko mengalami obesitas.
Gangguan metabolisme juga menjadi efek lain dari kebiasaan tidur larut malam.
Kurang tidur dapat menghambat kerja insulin, yang bertanggung jawab dalam mengontrol kadar gula darah.
Jika kebiasaan ini berlangsung lama, risiko diabetes tipe 2 pun meningkat.
Dampak lain dari begadang adalah gangguan pada fungsi otak.
Kurang tidur menghambat proses regenerasi sel otak yang berperan dalam daya ingat dan kemampuan belajar.
Orang yang sering begadang cenderung mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, mengambil keputusan, dan mengingat informasi.
Selain itu, begadang dapat menyebabkan ketidakseimbangan emosional.
Individu yang kurang tidur lebih rentan mengalami stres, kecemasan, dan depresi.
Hal ini terjadi karena otak tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproses emosi dengan baik.
Begadang juga berdampak negatif pada kesehatan kulit.
Saat tidur, tubuh memperbaiki sel-sel kulit yang rusak akibat paparan polusi dan sinar matahari.
Kurang tidur dapat menghambat proses ini, sehingga kulit menjadi kusam, muncul lingkaran hitam di bawah mata, dan mempercepat penuaan dini.
Untuk mengurangi risiko kesehatan akibat begadang, penting bagi seseorang untuk menerapkan pola tidur yang teratur.
Para ahli merekomendasikan tidur selama 7–9 jam setiap malam agar tubuh dapat berfungsi dengan optimal.
Menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mengurangi konsumsi kafein di malam hari juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.
Jika begadang tidak dapat dihindari, usahakan untuk mengompensasi dengan tidur siang singkat atau meningkatkan kualitas tidur di malam berikutnya.
Dengan menjaga kebiasaan tidur yang baik, risiko penyakit akibat begadang dapat diminimalkan dan kesehatan tubuh tetap terjaga.***