Meta Luncurkan “Teen Accounts”, Fitur Baru untuk Lindungi Remaja dari Ancaman Cyberbullying

Samudrapikiran.com – Fenomena perundungan di dunia maya atau cyberbullying semakin sering muncul di berbagai platform media sosial. Kondisi ini membuat banyak orang tua merasa khawatir karena anak-anak mereka rentan terpapar konten berbahaya maupun interaksi yang tidak sehat. Menyadari hal tersebut, Meta sebagai perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp menghadirkan sebuah inovasi baru bernama Teen Accounts.
Fitur ini diperkenalkan di Jakarta pada Selasa (30/9/2025) oleh Phillip Chua, Director of Public Policy for Products Meta Asia Pasifik. Menurutnya, keberadaan Teen Accounts menjadi langkah konkret Meta dalam memberikan perlindungan ekstra bagi pengguna remaja sekaligus membantu orang tua lebih tenang dalam mengawasi aktivitas digital anak mereka.
Bagaimana Cara Kerja Teen Accounts?
Secara sederhana, Teen Accounts bekerja dengan menyesuaikan pengaturan akun sejak tahap pendaftaran. Saat membuat akun baru, pengguna akan diminta untuk memasukkan usia. Jika sistem mendeteksi usia di bawah 18 tahun, maka akun tersebut secara otomatis akan dikategorikan sebagai akun remaja.
Berbeda dengan akun biasa, Teen Accounts memiliki empat lapisan perlindungan khusus, yaitu:
-
Privasi Akun Terkunci
Pengaturan default langsung diatur ke mode privat, sehingga hanya orang yang disetujui remaja saja yang dapat melihat aktivitas mereka. -
Pembatasan Kontak
Fitur ini mencegah interaksi dengan orang asing yang tidak dikenal, baik melalui pesan langsung maupun panggilan, sehingga meminimalisir potensi interaksi dengan predator atau pelaku child grooming. -
Filter Konten Sensitif
Sistem akan otomatis membatasi konten yang mengandung kekerasan, pornografi, atau hal-hal lain yang dinilai tidak pantas bagi remaja. -
Kontrol Waktu Layar
Terdapat pengingat untuk beristirahat serta mode malam yang membatasi notifikasi agar anak tidak kecanduan berselancar di media sosial.
Alasan di Balik Peluncuran Fitur
Meta menyebut kehadiran Teen Accounts merupakan respons terhadap kebutuhan masyarakat, khususnya orang tua. Hasil survei Ipsos yang dipaparkan Phillip Chua menunjukkan bahwa 91% orang tua mendukung dan 92% menilai fitur ini sangat bermanfaat.
Awalnya, fitur Teen Accounts hanya tersedia di Instagram. Namun, melihat tingginya penggunaan media sosial di Indonesia, Meta memperluas penerapannya ke Facebook dan Messenger. Harapannya, semakin banyak remaja yang dapat terlindungi dari paparan konten berbahaya maupun interaksi yang berpotensi merugikan.
Menghadapi Masalah Serius Cyberbullying
Di Indonesia, kasus perundungan online kerap menimbulkan dampak serius, mulai dari trauma psikologis hingga masalah kesehatan mental yang berujung fatal. Dengan adanya Teen Accounts, Meta berupaya memberikan solusi preventif, bukan hanya sekadar reaktif setelah masalah terjadi.
Kehadiran fitur ini juga dianggap sejalan dengan upaya pemerintah dan berbagai lembaga dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih sehat bagi generasi muda.
Langkah Besar Industri Teknologi
Meta bukan satu-satunya perusahaan yang peduli dengan isu ini. OpenAI, perusahaan teknologi yang bergerak dalam pengembangan kecerdasan buatan, juga tengah mengembangkan sistem keamanan berbasis AI untuk membantu melindungi anak-anak dari konten berbahaya.
Hal ini menunjukkan bahwa industri teknologi semakin sadar akan tanggung jawab sosial mereka, terutama dalam menjaga keamanan pengguna remaja.
Penutup
Kehadiran Teen Accounts dari Meta menjadi salah satu tonggak penting dalam membangun ruang digital yang lebih aman. Dengan lapisan perlindungan privasi, pembatasan kontak, filter konten, dan kontrol waktu layar, fitur ini diharapkan mampu menekan angka cyberbullying yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi banyak keluarga.
Jika fitur ini diterapkan secara konsisten, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi contoh bagaimana teknologi mampu berperan aktif dalam melindungi generasi muda di dunia maya.