Memahami Pengertian Kalam dan Jenis-Jenisnya dalam Bahasa Arab
Samudrapikiran.com – Dalam ilmu nahwu (tata bahasa Arab), istilah kalam memiliki makna khusus yang menjadi dasar dalam memahami struktur bahasa Arab. Secara sederhana, kalam diartikan sebagai “lafadz yang tersusun dan memberikan makna sempurna berdasarkan kebiasaan bahasa Arab.” Dengan kata lain, sebuah ucapan baru bisa disebut kalam apabila terdiri dari kata-kata yang tersusun rapi dan memiliki arti yang jelas serta lengkap.
Pengertian Kalam dalam Bahasa Arab
Kata kalam (الكلام) bukan sekadar ucapan atau kata biasa. Ia harus memenuhi tiga unsur penting, yakni:
-
Tersusun (murakkab) – terdiri dari dua kata atau lebih yang saling berkaitan.
-
Bermakna (mufid) – memiliki arti yang dapat dipahami secara sempurna.
-
Menggunakan bahasa Arab (bil wadl’ al-‘Arabiy) – diucapkan sesuai kaidah dan struktur bahasa Arab.
Sebagai contoh, kalimat قام زيد وعمر (Qāma Zaidun wa ‘Umar) berarti “Zaid dan Umar telah berdiri.” Kalimat ini tergolong kalam karena tersusun dari beberapa kata, memiliki makna utuh, dan menggunakan bahasa Arab yang benar.
Tiga Unsur Utama Kalam
Bahasa Arab membagi kalam ke dalam tiga jenis kata utama, yaitu isim, fi’il, dan harf. Ketiganya memiliki fungsi berbeda namun saling melengkapi dalam pembentukan kalimat.
1. Isim (Kata Benda)
Isim adalah kata yang menunjukkan nama benda, orang, tempat, waktu, atau makna tertentu tanpa disertai waktu terjadinya. Ciri-ciri isim dapat dikenali dari beberapa tanda, seperti:
-
Dapat diberi harakat jar (khafdh).
-
Memiliki tanwin (akhiran bunyi “n”).
-
Dapat dimasuki alif lam (ال).
-
Dapat didahului oleh huruf jar seperti:
-
من (dari)
-
إلى (ke)
-
عن (dari)
-
على (di atas)
-
في (di)
-
رُبَّ (jarang)
-
بِ (dengan)
-
كَ (seperti)
-
لِ (untuk)
-
Selain itu, isim juga bisa dikenali melalui huruf qasam (huruf sumpah) seperti وَ (demi), بِ (demi), dan تَ (demi).
2. Fi’il (Kata Kerja)
Fi’il adalah kata yang menunjukkan perbuatan atau kejadian yang terkait dengan waktu tertentu. Dalam bahasa Arab, fi’il dibagi menjadi tiga jenis: fi’il madhi (lampau), fi’il mudhari’ (sekarang/akan datang), dan fi’il amr (perintah).
Tanda-tanda kata kerja atau fi’il dapat dikenali dari:
-
Adanya kata قَدْ (sungguh/terkadang),
-
Awalan سَ atau سَوْفَ (akan),
-
Akhiran تَاءِ التَّأْنِيْثِ السَّاكِنَةِ (huruf ta’ yang menunjukkan subjek perempuan dalam bentuk lampau).
Sebagai contoh:
-
قَدْ كَتَبَ (sungguh telah menulis)
-
سَيَذْهَبُ (akan pergi)
-
ذَهَبَتْ (ia [perempuan] telah pergi)
3. Harf (Kata Sambung)
Jenis ketiga adalah harf, yaitu kata yang tidak memiliki tanda-tanda isim maupun fi’il. Harf berfungsi sebagai penghubung antara kata satu dengan kata lain agar kalimat memiliki makna utuh.
Contohnya adalah huruf وَ (dan) dalam kalimat قام زيد وعمر — di mana وَ menghubungkan dua isim, yaitu Zaid dan Umar.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalam merupakan dasar utama dalam memahami tata bahasa Arab. Ia bukan sekadar rangkaian kata, tetapi struktur yang membentuk makna sempurna. Dengan memahami perbedaan antara isim, fi’il, dan harf, seseorang dapat lebih mudah menyusun kalimat bahasa Arab secara benar dan bermakna.
Pemahaman ini menjadi pondasi penting bagi siapa pun yang ingin mendalami bahasa Arab, baik untuk kebutuhan akademik, keagamaan, maupun komunikasi sehari-hari.













