Samudrapikiran.com – Universitas Indonesia (UI) menjadi saksi dari perdebatan sengit yang berlangsung pada 9 Oktober 2024, di mana Ustadz Nuruddin, seorang ulama dengan pemahaman mendalam tentang akidah Islam, berhasil mengalahkan argumen-argumen Guru Gembul dalam sebuah acara bertajuk “Bisakah Keshalehan Akidah Islam Dibuktikan Secara Ilmiah?”. Debat ini menarik perhatian publik dan menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial.

Ustadz Nuruddin, yang dikenal dengan nama lengkap Muhammad Nuruddin, merupakan lulusan Universitas Al Azhar di bidang Akidah dan Filsafat. Dengan latar belakang keilmuan yang kuat, ia mampu mematahkan argumen Guru Gembul, yang selama ini dikenal sebagai tokoh publik dengan pandangan kontroversial terkait agama Islam.

Setelah debat berlangsung, Ustadz Nuruddin mengungkapkan pandangannya melalui akun Facebook pribadinya, @Muhammadnuruddin. Ia berharap bahwa perdebatan ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak, khususnya mereka yang kerap berbicara di luar kapasitas keilmuannya. “Penting untuk tidak mengutarakan pendapat sembarangan, terutama terkait agama, karena bisa merusak pemahaman yang benar,” tulisnya.

Sebagai ulama yang aktif berdakwah, Ustadz Nuruddin sering membagikan pandangan-pandangannya secara terbuka di media sosial. Ia menegaskan bahwa setiap pendapat yang ia sampaikan merupakan buah pikirannya sendiri. “Segala hal yang tidak Anda setujui dari tulisan saya, jangan dihubungkan dengan penerbit,” jelasnya. Ustadz Nuruddin menekankan bahwa tindakannya dalam debat tersebut bertujuan untuk meluruskan pemahaman yang keliru. “Dalam pandangan saya, ketika kerusakan mulai meluas, kita perlu bersikap tegas agar ajaran Tuhan tidak dijadikan permainan,” lanjutnya.

Salah satu pernyataan menarik yang disampaikan Ustadz Nuruddin dalam debat tersebut adalah perumpamaan antara meracik argumen dan membuat rujak. “Meracik argumentasi mirip seperti bikin rujak. Dia manis, pedas, gurih, dan disukai banyak orang. Itulah yang layak diterima oleh pikiran-pikiran kurang ajar terhadap agama,” tegasnya. Dengan perumpamaan ini, ia ingin menegaskan bahwa dalam menghadapi pandangan yang menyimpang, diperlukan sikap tegas dan argumen yang jelas.

Selain aktif di Facebook, Ustadz Nuruddin juga aktif menyebarkan dakwahnya melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram (@mnuruddin1994), Twitter (@Nuruddin1994), dan YouTube melalui kanal Kalamia Channel. Melalui media tersebut, ia konsisten dalam menyampaikan pandangannya terkait Islam, dengan gaya yang mudah diterima oleh berbagai kalangan.

Setelah perdebatan tersebut, Ustadz Nuruddin menutup pesannya dengan rendah hati, mengingatkan bahwa segala kemudahan yang ia peroleh dalam berargumen adalah taufik dari Allah. “Kita hanya perantara. Segala yang kita capai harus dikembalikan kepada-Nya,” ujarnya.

Perdebatan ini, yang disiarkan lengkap di kanal YouTube Kaifa Channel, telah menarik perhatian banyak pihak. Dengan argumen yang kuat dan mendalam, perdebatan tersebut memberikan pandangan baru mengenai hubungan antara agama dan sains. Ustadz Nuruddin berharap agar pengalaman ini menjadi pelajaran, tidak hanya bagi Guru Gembul, tetapi juga bagi siapa pun yang menyaksikan.

Melalui pendidikan yang tinggi dan wawasan luasnya tentang Islam, Ustadz Nuruddin muncul sebagai ulama yang tidak hanya memiliki kebijaksanaan, tetapi juga keberanian untuk meluruskan pandangan yang keliru, demi menjaga kemurnian ajaran Islam.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *