Gaya Hidup

Bahaya Sedentary Lifestyle dan Pentingnya Meningkatkan Aktivitas Fisik

Gambar : Freepik

Samudrapikiran.com – Kemajuan teknologi telah menghadirkan banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di balik kenyamanan ini, terdapat ancaman yang mungkin sering tidak disadari: sedentary lifestyle, atau gaya hidup pasif.

Dengan semakin meningkatnya penggunaan teknologi seperti komputer dan gawai, masyarakat modern lebih banyak menghabiskan waktu dalam posisi duduk atau berbaring tanpa aktivitas fisik yang berarti. Gaya hidup ini, meskipun terlihat nyaman, ternyata membawa dampak serius bagi kesehatan.

Apa Itu Sedentary Lifestyle?

Dilansir dari  https://pafikasongan.org/  Sedentary lifestyle merujuk pada gaya hidup yang ditandai dengan minimnya aktivitas fisik. Seseorang dianggap menjalani sedentary lifestyle ketika menghabiskan enam jam atau lebih per hari untuk duduk atau berbaring, di luar waktu tidur.

Aktivitas fisik yang rendah ini sering kali menyebabkan rendahnya jumlah kalori yang terbakar dalam sehari.

Gaya hidup ini tidak hanya terjadi di kalangan pekerja kantoran yang banyak duduk di depan komputer, tetapi juga pada masyarakat umum yang sering menghabiskan waktu luang dengan menonton televisi atau bermain gawai.

Dampak Buruk Sedentary Lifestyle bagi Kesehatan

Minimnya aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari dapat berkontribusi pada munculnya berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun mental. Berikut beberapa risiko kesehatan yang dapat timbul dari sedentary lifestyle:

Penyakit Jantung

Kurangnya aktivitas fisik dapat memicu berbagai masalah jantung, seperti kardiomiopati dan penyakit arteri koroner. Kondisi ini menghambat aliran darah yang kaya oksigen ke jantung, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung.

Kolesterol Tinggi

Gaya hidup pasif bisa menyebabkan ketidakseimbangan antara kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Kurangnya aktivitas membuat kadar kolesterol jahat meningkat.

Sementara kolesterol baik yang membantu membersihkan darah dari LDL justru menurun. Kondisi ini dapat menyebabkan pengerasan arteri dan memperburuk kesehatan pembuluh darah.

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Aktivitas fisik yang rendah berpengaruh pada tekanan darah yang tinggi. Jantung yang bekerja lebih keras dalam sirkulasi darah pada tubuh yang tidak aktif dapat melemahkan pembuluh darah, meningkatkan risiko hipertensi, dan berujung pada penyakit jantung.

Diabetes Tipe 2

Kurangnya aktivitas dapat menurunkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, hormon yang berperan dalam pengaturan kadar gula darah.

Kondisi ini dapat memicu resistensi insulin yang menyebabkan diabetes tipe 2. Meski lebih umum terjadi pada orang dewasa, kini diabetes tipe 2 juga dialami oleh remaja.

Obesitas

Gaya hidup yang minim gerak membuat tubuh membakar kalori dalam jumlah kecil, sehingga kelebihan kalori lebih mudah tersimpan sebagai lemak. Kondisi ini berpotensi menimbulkan obesitas yang merupakan salah satu penyebab utama berbagai penyakit kronis.

Masalah Pembuluh Darah Vena

Aktivitas yang rendah dapat menghambat aliran darah dan menimbulkan masalah pada pembuluh vena, seperti varises atau spider vein.

Dalam kondisi lebih serius, ini bisa menyebabkan trombosis vena, di mana pembuluh darah vena mengalami pembekuan darah akibat kurangnya sirkulasi.

Gangguan Mental: Stres, Kecemasan, dan Depresi

Aktivitas fisik terbukti memengaruhi suasana hati. Saat tubuh bergerak, otak melepaskan serotonin, zat kimia yang membantu memperbaiki suasana hati dan menurunkan tingkat stres.

Sebaliknya, dengan minimnya aktivitas, produksi serotonin akan menurun, meningkatkan risiko stres, kecemasan, hingga depresi.

Tips Mengatasi Sedentary Lifestyle

Meskipun teknologi tidak dapat dihindari, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak buruk sedentary lifestyle pada kesehatan:

  • Bergerak Setiap Jam: Usahakan untuk berdiri dan melakukan peregangan atau berjalan ringan setiap satu jam sekali, terutama bagi mereka yang bekerja di depan layar.
  • Gunakan Tangga: Menggunakan tangga alih-alih lift dapat menjadi latihan sederhana namun efektif untuk menjaga kebugaran.
  • Rutin Olahraga: Lakukan setidaknya 2,5 jam aktivitas fisik per minggu. Aktivitas ini bisa berupa olahraga ringan seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang.
  • Kurangi Waktu Layar: Kurangi waktu menonton TV atau bermain gawai dengan mencari aktivitas lain yang lebih aktif, seperti berkebun atau mengikuti kelas olahraga.

Kesimpulan

Sedentary lifestyle mungkin terlihat nyaman, tetapi membawa dampak buruk yang signifikan bagi kesehatan jangka panjang.

Dengan menerapkan gaya hidup yang lebih aktif, kita tidak hanya melindungi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental.

Menjaga kesehatan adalah investasi berharga yang harus dimulai sedini mungkin, terutama dalam era digital seperti sekarang. Yuk, mulailah dari langkah kecil dengan lebih banyak bergerak dan lebih aktif dalam keseharian!

Sebelumnya

Rahasia Panjang Umur dari Berbagai Negara : Inspirasi Hidup Sehat yang Dapat Dicoba

Selanjutnya

7 Pilihan Minuman Pagi untuk Anda yang Ingin Kurangi Kopi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Samudrapikiran.com