Isim Isyaroh: Pengertian, Jenis, dan Contohnya dalam Bahasa Arab
 
            
            Samudrapikiran.com – Dalam tata bahasa Arab (nahwu), Isim Isyaroh atau اسم الإشارة adalah salah satu unsur penting yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu, baik yang dekat maupun yang jauh. Secara harfiah, isim berarti “kata benda” dan isyaroh berarti “penunjuk”. Maka, Isim Isyaroh dapat diartikan sebagai kata benda penunjuk, seperti “ini”, “itu”, atau “tersebut” dalam bahasa Indonesia.
Penggunaan Isim Isyaroh sangat luas, mulai dari menunjukkan benda tunggal, ganda, hingga jamak, serta dibedakan berdasarkan jenis kelamin (mudzakkar dan muannas) dan jarak (dekat atau jauh).
1. Isim Isyaroh untuk Mufrad Mudzakkar (Tunggal Laki-laki)
Dalam kaidah klasik dijelaskan:
بذا لمفرد مذكّر أشر ۞ بذي وذه تي تا على الأنثى اقتصر
“Gunakan dza untuk mufrad mudzakkar, sedangkan dzi, dzih, ti, dan ta untuk muannas.”
Artinya, ketika menunjuk satu benda berjenis mudzakkar (laki-laki), digunakan kata ذَا (dzā).
Contoh:
- 
ذَا كِتَابٌ (Ini adalah buku) 
Sementara untuk muannas (perempuan), digunakan kata ذِهْ، تِ، تَا، atau ذِي tergantung konteks kalimatnya.
Contoh:
- 
تِلْكَ بِنْتٌ (Itu adalah seorang perempuan) 
2. Isim Isyaroh untuk Musanna (Ganda)
Kaidah berikut menjelaskan bentuk isyaroh bagi dua benda atau musanna:
وَذَانِ تَانِ لِلْمُثَنَّى الْمُرْتَفِع ۞ وَفِي سِوَاهُ ذَيْنِ تَيْنِ اذْكُرْ تُطِعْ
“Gunakan dzāni dan tāni untuk bentuk tasniyah yang rafa’, dan gunakan dzaini atau taini pada posisi selain rafa’.”
Penjelasannya:
- 
Untuk dua benda yang berada dalam posisi rafa’, digunakan ذَانِ (dzāni) bagi mudzakkar dan تَانِ (tāni) bagi muannas. 
- 
Untuk posisi nashab atau jar, digunakan ذَيْنِ (dzaini) dan تَيْنِ (taini). 
Contoh:
- 
ذَانِ وَلَدَانِ (Dua anak laki-laki ini) 
- 
تَانِ بِنْتَانِ (Dua anak perempuan ini) 
3. Isim Isyaroh untuk Jama’ (Jamak)
Selanjutnya, untuk menunjuk benda jamak, digunakan kaidah:
وَبِأُولَاءِ أَشِرْ لِجَمْعٍ مُطْلَقًا ۞ وَالْمَدُّ أَوْلَى وَلَدَى الْبُعْدِ انْطِقَا
“Gunakan ulā’i untuk jama’, dan memanjangkan bacaan lebih utama. Untuk jarak jauh, ucapkan dengan tambahan huruf kaf.”
Artinya, kata أُولَاءِ (ulā’i) digunakan untuk menunjuk jamak, baik mudzakkar maupun muannas.
Contoh:
- 
أُولَاءِ الْمُعَلِّمُونَ (Para guru ini) 
Ketika menunjuk benda yang jauh, bisa ditambahkan kaf (ك) di akhir, seperti pada أُولَئِكَ (ulā’ika) yang berarti mereka itu atau orang-orang itu.
4. Isim Isyaroh untuk Menunjukkan Tempat
Selain untuk menunjuk benda atau orang, Isim Isyaroh juga digunakan untuk menunjukkan tempat. Dalam kaidah disebutkan:
وَبِهُنَا أَوْ هَهُنَا أَشِرْ إِلَى ۞ دَانِي الْمَكَانِ وَبِهِ الْكَافُ صِلَا
فِي الْبُعْدِ أَوْ بِثَمَّ فَهْ أَوْ هُنَّا ۞ أَوْ بِهُنَالِكَ انْطِقَنْ أَوْ هُنَّا
Maksudnya, untuk menunjukkan tempat yang dekat, digunakan kata هُنَا (hunā) atau هَهُنَا (hahunā) yang berarti “di sini”.
Contoh:
- 
هُنَا الْمَدْرَسَةُ (Sekolah ada di sini) 
Sedangkan untuk tempat yang jauh, digunakan kata هُنَالِكَ (hunālika) atau ثَمَّ (tsamma) yang berarti “di sana”.
Contoh:
- 
هُنَالِكَ الْمَسْجِدُ (Masjid itu ada di sana) 
5. Fungsi dan Keutamaan Memahami Isim Isyaroh
Memahami Isim Isyaroh sangat penting dalam mempelajari bahasa Arab karena:
- 
Membantu memahami struktur kalimat dalam Al-Qur’an dan teks klasik. 
- 
Memudahkan komunikasi sehari-hari dalam bahasa Arab modern. 
- 
Menjadi dasar penting dalam pembentukan kalimat nominal (jumlah ismiyyah). 
Selain itu, Isim Isyaroh juga sering digunakan dalam konteks sastra dan puisi Arab untuk memperjelas makna, memberi penekanan, atau menambah keindahan bahasa.
Kesimpulan
Isim Isyaroh merupakan salah satu elemen dasar dalam tata bahasa Arab yang berfungsi menunjukkan benda, orang, atau tempat berdasarkan jarak dan jumlahnya. Dengan memahami berbagai bentuknya—baik untuk mufrad, musanna, jama’, maupun tempat—pembelajar bahasa Arab dapat menyusun kalimat yang lebih tepat dan komunikatif.












