Pengertian Nakiroh dan Ma’rifat dalam Ilmu Nahwu Serta Jenis, dan Contohnya

Samudrapikiran.com – Dalam ilmu nahwu (tata bahasa Arab), terdapat dua konsep penting yang membedakan jenis kata benda (isim) berdasarkan tingkat kejelasan maknanya, yaitu Nakiroh (النكرة) dan Ma’rifat (المعرفة). Kedua istilah ini menjadi dasar penting dalam memahami struktur kalimat bahasa Arab, terutama dalam menentukan makna umum atau khusus dari suatu kata benda.
Pengertian Nakiroh
Secara sederhana, Nakiroh adalah isim yang menunjukkan makna umum atau tidak spesifik. Dalam kitab klasik disebutkan:
النكرة قابل أل مؤثرا أو واقعّ موقع ما قد ذكرا
Artinya, nakirah adalah isim yang dapat menerima “al” (ال) yang memberi pengaruh makna tertentu, atau menempati posisi dari isim yang telah disebutkan sebelumnya.
Contohnya:
-
رجل (seorang laki-laki)
-
كتاب (sebuah buku)
-
مدينة (sebuah kota)
Semua contoh di atas menunjukkan makna yang masih luas dan belum merujuk pada benda tertentu.
Pengertian Ma’rifat
Berbeda dari Nakiroh, Ma’rifat berarti kata benda yang sudah jelas atau spesifik. Dalam teks klasik disebutkan:
وغيره معرفة كهم وذي وهند وابني والغلام والذي
Maksudnya, yang selain Nakiroh termasuk Ma’rifat, seperti kata ganti hum, dzi, Hind, ibni, al-ghulam, dan alladzi.
Contohnya, jika رجل (seorang laki-laki) diubah menjadi الرجل (laki-laki itu), maka kata tersebut sudah memiliki makna khusus dan berubah status dari Nakiroh menjadi Ma’rifat.
7 Jenis Isim Ma’rifat
Dalam kaidah nahwu, isim ma’rifat terbagi menjadi tujuh jenis utama. Berikut penjelasannya:
1. Isim Dhamir (Kata Ganti)
Isim dhamir digunakan untuk menggantikan orang atau benda.
Terdiri dari dua jenis:
-
Isim dhamir munfashil (kata ganti terpisah):
-
هو طالبٌ — “Dia adalah murid.”
-
هم طالبون — “Mereka adalah murid.”
-
-
Isim dhamir muttashil (kata ganti bersambung):
-
نصرتُ أحمدًا — “Aku menolong Ahmad.”
-
تذهبُ إلى المسجدِ — “Kalian pergi ke masjid.”
-
2. Isim Alam (Nama Diri)
Isim alam menunjukkan sesuatu yang memiliki nama khusus seperti orang, tempat, atau benda.
Contoh:
-
نصرتُ أحمدًا — “Aku menolong Ahmad.”
-
تذهبُ إلى مكة — “Kalian pergi ke Mekkah.”
3. Isim Isyarah (Kata Tunjuk)
Isim isyarah berfungsi untuk menunjukkan sesuatu yang dapat dilihat secara langsung.
Contoh:
-
ذلك مسجدٌ — “Itu masjid.”
-
هذا قلمٌ — “Ini pena.”
4. Isim Maushul (Kata Penghubung)
Isim maushul menjelaskan makna dengan kalimat yang datang setelahnya (shilah maushul).
Contoh:
-
إنَّ الذين آمنوا دخلوا الجنة — “Sesungguhnya orang-orang yang beriman akan masuk surga.”
5. Isim yang Disertai Al (أل)
Isim Nakiroh yang mendapat imbuhan alif-lam (ال) akan berubah menjadi Ma’rifat karena maknanya menjadi spesifik.
Isim Ma’rifah | + ال | Isim Nakiroh |
---|---|---|
الرجلُ – “Laki-laki itu” | → | رجلٌ – “Seorang laki-laki” |
المسجدُ – “Masjid itu” | → | مسجدٌ – “Sebuah masjid” |
6. Isim yang Diidhafahkan (Disandarkan)
Isim yang disandarkan kepada salah satu dari lima jenis isim ma’rifat juga termasuk dalam kategori ma’rifat.
Contoh:
-
كتاب زيد — Disandarkan pada isim alam
-
كتاب هذا — Disandarkan pada isim isyarah
-
كتابكَ — Disandarkan pada isim dhamir
-
كتاب الرجل — Disandarkan pada isim yang ada “Al”
-
كتاب الذي قرأ — Disandarkan pada isim maushul
7. Isim Munada (Kata yang Dipanggil)
Isim munada adalah isim yang muncul setelah huruf nida (huruf panggilan).
Contoh:
-
يا رجلُ — “Wahai laki-laki!”
-
يا غلامُ — “Wahai anak muda!”
Kata tersebut menjadi ma’rifat karena dalam konteks panggilan, orang yang dipanggil sudah jelas siapa yang dimaksud.
Ciri-Ciri Isim Ma’rifat
Agar lebih mudah mengenalinya, berikut beberapa ciri isim ma’rifat:
-
Dapat menerima imbuhan Al (ال)
-
Tidak memiliki tanwin di akhir kata
-
Dapat didahului oleh huruf jar (preposisi)
-
Sering digunakan dalam bentuk idhafah (penyandaran)
-
Biasanya berakhiran kasrah (ـِ)
-
Sering diawali huruf seperti مَ, مِ, atau مُ
Kesimpulan
Dalam ilmu nahwu, memahami Nakiroh dan Ma’rifat sangat penting karena keduanya menentukan makna dan fungsi kata benda dalam kalimat bahasa Arab. Nakiroh menunjukkan makna umum, sedangkan Ma’rifat menunjukkan makna khusus dan jelas.
Dengan mengenali tujuh jenis isim ma’rifat serta ciri-cirinya, pelajar bahasa Arab dapat memahami struktur kalimat dengan lebih tepat dan mendalam.