Kampus

Sejuta Harapan dalam Satu Pohon: Menghidupkan Fikih Hijau Bersama Anak Panti

Project Fiqih Hijau UNISA kelompok 4 2025

SAMUDRAPIKIRAN.com – Dalam kerangka menghidupkan nilai-nilai Islam yang ramah lingkungan, Program Studi Psikologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) bersama Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Islam (LPPI) melaksanakan proyek “Sejuta Harapan Dalam Satu Pohon” di Panti Asuhan Abdul Alim Muhammadiyah Imogiri, Kabupaten Bantul. Kegiatan ini merupakan implementasi dari fikih hijau konsep Islam yang mendorong pelestarian alam sebagai bagian dari ibadah.

Akar Spiritualitas dalam Fikih Hijau

Fikih hijau bukan sekadar gerakan lingkungan, melainkan wujud syukur atas nikmat Allah SWT yang tertanam dalam aksi nyata. Dalam Islam, menjaga bumi dan segala isinya adalah amanah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi. Maka, aksi tanam pohon ini menjadi medium pengajaran nilai ekologis dan spiritual kepada anak-anak panti, sekaligus refleksi tanggung jawab sosial.

Dari Survei ke Aksi: Menanam Harapan

Survei lokasi dilakukan pada 23 Juni 2025 dan menunjukkan adanya area kosong yang cukup luas dan subur di sekitar panti. Berdasarkan hasil tersebut, disepakati dilakukan penanaman lima pohon sebagai permulaan.
Kegiatan tanam pohon berlangsung pada Minggu, 29 Juni 2025 mulai pukul 09.00 WIB, yang diawali dengan gotong royong membersihkan halaman dari rumput liar dan sampah. Anak-anak panti terlibat aktif dalam proses penanaman, mulai dari menggali tanah, menanam bibit, hingga menyiramnya.

Mengatasi Masalah, Membangun Solusi

Lingkungan sekitar panti masih minim ruang hijau dan cenderung gersang. Minimnya kegiatan pembelajaran luar ruang yang menanamkan cinta lingkungan juga menjadi perhatian utama. Aksi ini hadir sebagai solusi konkret dengan pendekatan edukatif dan aplikatif. Tidak hanya menanam pohon secara fisik, namun juga menanam nilai fikih hijau dalam diri anak-anak: cinta alam, tanggung jawab, dan gotong royong.

Manfaat Jangka Panjang yang Ditanam

Hadirnya tanaman baru memberikan manfaat lingkungan langsung seperti udara yang lebih sejuk dan estetika yang lebih nyaman. Namun yang lebih penting, anak-anak belajar memelihara dan mengelola tanaman sebagai bagian dari pembelajaran karakter. Ruang hijau yang tercipta menjadi tempat tumbuhnya harapan dan nilai hidup yang berkelanjutan.

Aksi ini merupakan langkah kecil dengan makna besar. Fikih hijau bukan hanya konsep, tapi tindakan nyata. Lewat kegiatan ini, kami belajar bahwa mencintai lingkungan adalah bagian dari ibadah, dan setiap pohon yang tumbuh membawa berkah bagi sesama.
Sebagaimana disampaikan oleh LPPI UNISA Yogyakarta dalam berbagai kesempatan, gerakan fikih hijau diharapkan menjadi kebiasaan baru umat Islam dalam menjaga bumi dari rumah, sekolah, hingga lembaga sosial seperti panti asuhan.

Anggota kelompok 4 : Hasby Ilman Hafid, Nurcica Cantika, Edhu Satya Nugroho, Farel Pramudya M. Malabar, Shafa’ Aulia Fauziyyah, Fadila Nur Laili, Ahmad Ridwan Syafaruddin, Rahma Nur Anisyah, Ervina Nava Afikasari, Janes Is’af Ifada A, Adriana Afifah Sukamto

Sebelumnya

Pengertian dan Jenis-Jenis Kata Ganti dalam Bahasa Arab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Samudrapikiran.com