Setalah di pembahasan sebelumnya kita membahas tentang maf’ul bih. Sekarang kita akan membahas tentang Mudhaf dan mudhaf ilaih. Ya, Mudhaf dan mudhaf ilaih juga termasuk salah satu ilmu dasar untuk belajar ilmu nahwu. Lalu, apa kira-kira Mudhaf dan mudhaf ilaih? Pasti penasaran bukan? Langsung intip penjelasannya di bawah ini:

Mudhaf dan mudhaf ilaih adalah dua istilah yang digunakan dalam ilmu nahwu untuk menjelaskan hubungan antara dua kata dalam bahasa Arab. Dan Mudhaf berarti kata yang diikuti oleh kata lain yang menunjukkan kepemilikan atau hubungan. Selain itu, Mudhaf ilaih berarti kata yang mengikuti mudhaf dan menunjukkan pemilik atau hubungan.

Contoh mudhaf dan mudhaf ilaih adalah:

– بَيْتُ اللَّهِ (baitullah): rumah Allah

Kata بَيْتُ (baitu) adalah mudhaf dan kata اللَّهِ (allah) adalah mudhaf ilaih. Hubungan antara keduanya adalah kepemilikan, yaitu rumah yang dimiliki oleh Allah.

– كِتَابُ الطَّالِبِ (kitaabut-thaalibi): buku siswa

Kata كِتَابُ (kitaabu) adalah mudhaf dan kata الطَّالِبِ (ath-thaalibi) adalah mudhaf ilaih. Hubungan antara keduanya adalah hubungan, yaitu buku yang berkaitan dengan siswa.

Ciri-ciri Mudhaf dan Mudhaf Ilaih

Mudhaf dan mudhaf ilaih memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat membedakannya dari kata-kata lain dalam kalimat. Ciri-ciri tersebut adalah :

  1. Mudhaf selalu berada dalam keadaan raf’ (naik), yaitu berakhir dengan dhammah (tanda -u). Mudhaf ilaih selalu berada dalam keadaan jar (turun), yaitu berakhir dengan kasrah (tanda -i).
  2. Mudhaf tidak boleh memiliki alif lam (al-) di awalnya, karena alif lam menunjukkan ketetapan atau kejelasan. Mudhaf ilaih boleh memiliki alif lam di awalnya, jika pemilik atau hubungannya sudah jelas atau ditentukan.
  3. Mudhaf tidak boleh memiliki tanwin (tanda -un, -an, atau -in) di akhirnya, karena tanwin menunjukkan ketidakjelasan atau ketidakpastian. Mudhaf ilaih boleh memiliki tanwin di akhirnya, jika pemilik atau hubungannya tidak jelas atau tidak ditentukan.
  4. Mudhaf dan mudhaf ilaih harus berdekatan dalam kalimat, tanpa ada kata lain yang memisahkan keduanya. Jika ada kata lain yang memisahkan keduanya, maka hubungan mudhaf dan mudhaf ilaih akan terputus.
Baca Juga :  Fiil Ruba'i Mazid dan Wazannya

Fungsi Mudhaf dan Mudhaf Ilaih

Mudhaf dan mudhaf ilaih memiliki beberapa fungsi dalam kalimat, yaitu :

  1. Menunjukkan kepemilikan, yaitu hubungan antara pemilik dan milik. Contoh: بَيْتُ اللَّهِ (baitullah): rumah Allah.
  2. Menunjukkan hubungan, yaitu hubungan antara dua hal yang berkaitan. Contoh: كِتَابُ الطَّالِبِ (kitaabut-thaalibi): buku siswa.
  3. Menunjukkan jenis, yaitu hubungan antara hal umum dan hal khusus. Contoh: نَجْمُ الشَّمْسِ (najmusy-syamsi): bintang matahari.
  4. Menunjukkan sifat, yaitu hubungan antara hal yang disifati dan sifatnya. Contoh: رَجُلٌ حَكِيمٌ (rajulun hakiimun): orang yang bijaksana.
  5. Menunjukkan waktu, yaitu hubungan antara hal yang terjadi dan waktu terjadinya. Contoh: صَلَاةُ الْفَجْرِ (shalaatul-fajri): shalat subuh.

Kesimpulan

Mudhaf dan mudhaf ilaih adalah dua istilah yang digunakan dalam ilmu nahwu untuk menjelaskan hubungan antara dua kata dalam bahasa Arab. Selain itu, Mudhaf berarti kata yang diikuti oleh kata lain yang menunjukkan kepemilikan atau hubungan.

Mudhaf ilaih berarti kata yang mengikuti mudhaf dan menunjukkan pemilik atau hubungan. Kemudian, Mudhaf dan mudhaf ilaih memiliki beberapa ciri-ciri dan fungsi dalam kalimat. Dan Mudhaf dan mudhaf ilaih dapat membantu kita memahami makna dan struktur kalimat dalam bahasa Arab.

Semoga informasi yang kita sajikan bermanfaat! Sampai jumpa di pembahasan menarik berikutnya, pada situs samudera pikiran!

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *